Update dobel! Cek dulu chapter “Minggu ke-2” sebelumnya! 🎁
.
.
“Satu ditambah satu sama dengan?”
“Jendela!”
“Dua!”
“Sebelas!”
Minho menarik bibirnya sampai membentuk segaris tipis. Sementara itu, Chan sudah terbahak sampai bergelindingan di lantai. Ia sama sekali tidak membantu. Dasar.
***
“Hasilnya jendela!” Jisung mengeluarkan argumennya dengan mata memelotot. Namun, Felix dan Jeongin tidak takut. Sekarang mereka seperti terbagi menjadi tiga kubu.
“Nih, lihat!” tunjuk Jisung. “Satu ditambah satu sama dengan jendela!” Si sulung itu menulis angka satu, tanda plus, dan angka satu lagi secara berdempetan. Setelah itu, ia menambahkan simbol sama dengan yang terpisah di atas dan bawah hitungannya. “Tuh, jendela!”
Felix berkacak pinggang, tidak terima. Hitungan ini sudah ia pelajari seminggu yang lalu dengan lima guru yang berbeda, yaitu Kak Chan, Kak Ino, Kak Abin, Kak Umin, dan Kak Unjin. Semua mengatakan hasilnya dua. Jemari Felix pun tidak mungkin salah. “Hasilnya dua, Jiji!”
Si kecil, Jeongin, juga tidak mau kalah. “Hasilnya sebelas, kok!” ujarnya dengan menggebu-gebu. Jemari mungil langsung diangkat. Tangan kiri menampilkan angka satu, begitu pun tangan kanan. Keduanya lalu dijejerkan sehingga tampak angka sebelas di sana.
Di tengah perdebatan anak kecil ini, Minholah yang merasa gila. Sungguh, percuma ada Seungmin dan Changbin di sini karena mereka malah mengobrolkan kencan malming mereka. Sekali lagi, percuma pula ada Chan karena ia malah tertawa-tawa.
“Pinter-pinter banget, Adeknya Kak Chan!” seru Chan sambil tengkurap di lantai. Tawanya terdengar sumbang di telinga Minho. Sungguh, Minho ingin sekali menyumpal mulut Chan dengan tisu agar berhenti terbahak.
“Adek-adek, belajar lagi, yuk!” Minho bertepuk tangan, meminta atensi ketiga bocah yang sama-sama memasang wajah masam. “Kak Ino ajari pakai perandaian. Misalnya, Ayen punya es krim—”
“Ayen nggak punya es klimmm!” potong Jeongin sebelum Minho sempat menyelesaikan materinya.
“Jiji mau es krrrim!” Jisung ikut memeriahkan suasana.
“Nggak mau es klim! Maunya donat!” Tidak, ini bukan Felix. Jangan salah sangka karena ini adalah Chan yang ikutan merajuk. Tangan dan kaki bayi besar ini terangkat, sesekali menendang Minho yang duduk di dekatnya.
“Rumah tangga orang itu seru, ya?” Changbin mengomentari seraya menyenggol Seungmin di sampingnya.
Seungmin memutar bola mata dengan malas. Namun, balasannya sungguh tidak terduga. “Lebih seru lagi ngegibahinnya, hahaha!”
Keduanya lalu tertawa bersama. Benar-benar adik sepupu dan sahabat yang tiada guna.
“Eh, seriusan, mereka kayak keluarga beneran. Gue suka lihat mereka bareng-bareng gini,” lanjut Seungmin, yang langsung diangguki Changbin. Pemuda itu lalu menggelitiki telapak tangan Felix, mengalihkan perhatian si kecil itu. “Lix, nggak mau ikutan minta es krim?” tanyanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/270954166-288-k193711.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MILD [Banginho/Minchan]
FanficChan tidak pernah berpikir bahwa ia akan menyukai teman sebangkunya. Pun, tidak pernah menyangka bahwa sering menghabiskan waktu bersama di kontrakan kecil dapat menumbuhkan rasa cinta. Tidak pernah. Tidak sama sekali. Apa lagi, dengan adanya tiga b...