#1 - Hello, I'm Riana!

1.1K 89 151
                                    

Song recommendation:

♬ Chuu of 이달의소녀 feat Lee Hyeop of DRIPPIN - Hello

♬ BOL4 - Dream 

***

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 06.30, tapi ia masih saja mondar-mandir di depan cermin, berganti pakaian dari yang satu ke yang lain. Lihat, seluruh gaun, blouse, kaos dan lainnya berserakan di atas kasur yang masih berantakan.  Ia mengehela napas panjang.

"Apa yang harus aku kenakan?" keluhnya pada bayangan dirinya sendiri di cermin. Lalu matanya beralih pada jendela kamar yang tidak tertutup tirai. Terlihat matahari mulai meninggi, membuatnya menghela napas.

"Aku tidak bisa berlama-lama!"

Segera ia mengambil blouse biru di kasur dan celana jeans hitam. Untuk apa? Tentu saja mengenakannya. Ia juga menyisir rambutnya yang lurus dengan baik dan menggunakan sedikit make-up. Tidak tebal, ia lebih suka terlihat natural alias tidak mengenakan perias wajah.

Setelah mengoleskan sedikit lipbalm agar tidak kelihatan pucat, ia berlari ke kursi kecil di sebelah meja untuk mengambil tas.

"Kau bisa, Riana. Kau bisa!"

Ia berlari secepat mungkin setelah menyemangati diri sendiri, keluar dari kamar lalu menguncinya. Tepat di luar gerbang kost, ia melihat Ryan duduk di motor beatnya.

"Hei, morning!" sapanya saat melihatnya. Helm yang masih menempel setia di kepalanya menambah kesan lucu. "Morning," tentulah menjadi jawabannya untuk membalas sapaannya.

"Are you ready?" tanyanya dengan mata berkilat-kilat.  Riana tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

"Yes, Sir. I'm ready." Ryan lalu memberikan helm pada Riana dan dalam hitungan detik ia sudah memakainya.

Ryan menyalakan mesin motornya, lalu mengisyaratkan untuk segera berangkat agar tidak terlambat. Riana tersenyum kecil kemudian naik.

"Oke, kita let's go!" teriaknya sambil mengacungkan kepalan tangannya ke udara, sampai tetangga di sekitar menoleh.

"Hei, kau ini membuatku malu!" serunya sebal, tapi Ryan malah terkekeh.

"Anggap saja, aku memberimu semangat pertama."

 Sungguh. Riana sejujurnya malu punya teman seperti dia, untuk saat ini saja ya. Karena tanpa Ryan, tidak ada seorang Riana sekarang.

***

"Hei, kau tahu. Aku bisa mengantarmu sampai depan lobby kantornya."

Riana mendesah pelan.
"Ryan, aku berusia 19 tahun saat ini-"

"Kau baru saja 19 tahun, Riana." Dia menyela dengan nada menekankan.  "Belum 20 tahun." Riana mendecak sebal.

"Ya, aku tahu. Aku baru berusia 19 tahun kemarin. Lalu apa? Apa menjadi suatu masalah? Atau kau jangan-jangan akan ikut saat aku di interview? Oh sahabatku, kau perlu ku siram dengan air hari ini." Tangannya sampai menunjuk ke arah meja resepsionist lalu beralih ke lift. Kepalanya terkulai ke bawah. Keliatan kecewa dengan gagasan yang baru saja Riana buat.

"Aku yang akan interview untuk magang, Ryan. Aku nggak mau kejadian di Taman Kanak-Kanak terulang ya, saat Mama dan Papa mengantarku bahkan sampai di tempat dudukku."

Tentu saja reaksi pertama yang Ryan keluarkan adalah tertawa dengan keras. Namun Riana memukul lengannya pelan. "Hei, ini di perkantoran. Atau kita akan di usir segera." Matanya menatap ke arah salah satu security yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua.

- REDLINE - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang