#16 - As Time Stops

129 9 0
                                    

Song recommendation:

Chuu of 이달의소녀 feat Lee Hyeop of DRIPPIN - Hello


***

Sejak hari itu, hubungan di antara Riana dan Ryan merenggang. Tidak ada lagi yang menunggu Riana di depan kost sambil duduk di atas motor sambil sesekali bersenandung riang. Bahkan perayaan kecil yang biasanya mereka lakukan apabila ada hari penting juga sama sekali tidak ada. Ryan memilih menjauh setelah menentang ucapan yang Rimu lontarkan di hari itu dan menghajar laki-laki itu di tempat.

Terjadi keributan memang, namun Rimu tidak sempat membalas pukulan itu karena Andra sudah menghadangnya terlebih dahulu dan berakhir dengan Ryan yang memilih untuk pergi dari tempat itu. Riana memalingkan wajahnya keluar jendela, mengingat kembali hari itu.

Emosi Ryan langsung terbakar, tanpa peringatan dia bergerak maju dan menarik kerah baju Rimu. Manik elang itu melotot, sedetik kemudian Rimu jatuh tersungkur  dan mengerang kesakitan.

"DIA BUKAN PACAR LO!"

"ARGGGHRimu berteriak kencang, gigi-giginya bergemeretuk. Ibu jarinya menyeka sudut bibirnya yang pecah dan mengeluarkan darah. Maniknya nyalang menatap Ryan yang pundaknya naik turun seiring emosinya yang memuncak. "BERANINYA LO NGEHAJAR GUE!"

"LO PIKIR GUE TAKUT?"

"STOP! STOP KALIAN BERDUA!" Riana berteriak kencang, dan mengambil tempat di antara mereka sambil merentangkan kedua tangan. "Salah satu dari kalian berani maju, berhadapan sama gue!"

Ryan menatapnya tak percaya. "Kamu belain dia? " tanya Ryan. "Kamu pacaran sama dia, Riana?"

Seluruh pasang mata sekarang tertuju padanya, terutama Ryan dan Abel yang menuntut penjelasan lebih darinya. Jika di pikir, memang tanpa sadar Riana tidak menjawab ucapan Rimu saat laki-laki itu memintanya menjadi kekasihnya. Akan tetapi, Riana juga tidak menolak saat Rimu mengatakan jika dirinya harus bersiap-siap. Namun, Riana juga sangat terkejut mengetahui orang-orang semalam, Andra dan juga Rimu. Jadi? 

"I--iya," jawabnya terbata. Kepala Riana tertunduk, tak sanggup untuk melihat wajah kecewa Ryan yang tergambar jelas di sana. "Ya--yan?"

Ryan mundur perlahan, matanya berubah nanar, seakan dunianya runtuh seketika. Riana jelas menatapnya bingung karena tak mengerti, lain halnya dengan Abel yang langsung menahan lengan kekar Ryan. Manik itu melihat pada Abel, kemudian menunduk.

"Biar gue yang baw--"

"Anggep aja aku nggak pernah dengar ini semua, Riana," kata Ryan yang memotong kalimat Abel sebelumnya.

Ryan berbalik, menuju motornya tanpa pernah menoleh lagi pada Riana yang masih mematung di belakang. Abel mengikutinya di belakang dan ikut pergi bersama dengan Ryan sampai menghilang di ujung jalan.

Suara denting bel dari bagian dapur menyadarkannya kembali ke waktu saat ini. Riana masih termenung seorang diri, duduk di salah satu sudut cafe di Central Park, sambil tetap melemparkan pandangannya ke luar jendela. Langit begitu biru dengan sinar matahari yang terik. Ingin rasanya berlari keluar dan menikmati hawa hari ini, namun semua itu ia urungkan dan memilih untuk tetap duduk nyaman. Sesekali tangannya mengetik beberapa kalimat untuk artikelnya di layar laptopnya, lalu mengecek ponselnya yang tergeletak manis di meja. Di sisi lainnya, ada segelas Greentea Latte dan New York Cheese Cake yang telah tersisa setengah.

Ponselnya bergetar, di liriknya benda pipih itu di meja hingga menampilkan ruang obrolan milik teman-teman kantornya.

Delon

- REDLINE - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang