#22 - Bad Ending

99 7 0
                                    

***

Membosankan.

Sandra tengah mengintai Rimu sejak malam menjelang di suatu tempat yang asing baginya. Laki-laki itu tidak keluar dari mobilnya di area pemukiman penduduk di luar Red District. Di lihatnya itu bukanlah pajero yang sering di gunakan Rimu, dan dia mengganti kendaraannya dengan kendaraan lain. Sesekali Sandra menguap, dan menutupnya dengan punggung tangan. Laki-laki di sana itu seperti tak memiliki rasa kantuk. Sandra sudah menjaga jarak agar tidak kelihatan. Semoga saja dia benar tak merasakan keberadaannya. Rimu memang berbeda dengan kebanyakan orang yang selama ini di kenalnya.

Tak berselang lama, sebuah sepeda motor melintas di sampingnya dan terdengar canda tawa dari si pengendara dan yang duduk di belakang. Sandra sedikit terkesiap, karena mendengar suara yang familiar. Sampai kemudian, motor itu berhenti tepat di sebuah rumah. Dari lampu jalan yang termaram itu, Sandra bisa mengenali siapa yang ada di sana.

"Riana?" teriaknya dalam hati sesaat setelah melihat gadis itu turun dari motor dan melepas helmnya. Si pengendara itu juga ikut melepas helmnya dan menampakkan sosok laki-laki yang sering Riana tunjukkan padanya. "Ryan?"

Astaga!

Entah sudah kesekian kalinya Sandra mengatakan astaga di dalam hati karena melihat ini semua. Rimu membuntuti Riana? Tanpa sadar Sandra teringat perkataan Alex di sambungan telepon sebelum menerima pekerjaan ini.

Lo akan tau nanti, tanpa harus gue kasih tau.

Maniknya melebar kaget seiring dengan batinnya yang mencoba menebak- nebak apa yang sedang terjadi. Jelas sekali Alex tidak akan tahu siapa saja teman-temannya di luar distirk. Seketika itu, Ryan mulai berjalan kembali setelah memastikan Riana sudah masuk ke dalam rumah, begitu juga dengan mobil Rimu yang bergerak sepuluh menit setelah Ryan. Batin Sandra bergejolak. Setelah memastikan Rimu sudah tidak ada di area ini, Sandra segera membawa motornya dan berhenti tepat di depan rumah yang ternyata adalah kost putri. Sebelah tangannya segera mengeluarkan benda pipih yang di letakkannya di dalam saku dan menekan angka dua. Sambungan monoton ini terjadi selama beberapa detik, sampai...

"Halo? San, kenapa?"

Sandra mengerjap beberapa kali. "Riana?"

"Iya, San. Kenapa? Lama banget gue nggak denger ama ketemu lo."

"Coba lo keluar kost."

"Hah? Sebentar, emang kenapa? Oh!"

Wajah Riana terlihat terkejut ketika melihatnya ada di depan gerbang kostnya. Riana langsung berlari menghampirinya dengan wajah sumringah.

"San, kok lo bisa tau gue tinggal di sini?" tanyanya antusias.

Sedangkan Sandra, tengah di liputi berbagai pertanyaan yang ingin segera di kemukakan pada temannya ini. Sandra menunduk sebentar, lalu menatap manik Riana  yang melebar.

"Lo punya hubungan apa sama Rimu?"

Tepat saat itu juga, Sandra bisa melihat perubahan di wajah Riana. Lenyap sudah keriangan yang Riana ciptakan barusan, berganti dengan wajah sedih dan hampa.

***

"Lo punya hubungan apa sama Rimu?"

Pertanyaan mendadak dari Sandra setelah sekian lama tak bertemu membuatnya wajah riangnya berubah seratus delapan puluh derajat. Mendengar nama laki-laki itu membuat ingatannya hari ini melayang ke siang hari, tepat di mana Rimu meninggalkannya begitu saja setelah insiden semalam. Kepalanya tertunduk, sampai Sandra harus turun dari motornya dan menghampiri Riana.

- REDLINE - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang