#26 - If We Can't See From Tomorrow

230 10 0
                                    

Song recommendation:

♬ Heize - On Rainy Days (2021)

***

Sebastian memandang Lucas yang menggendong tubuh Riana  yang tak sadarkan diri dari dalam mobil memasuki gedung tinggi kosong yang ada di tepi Jakarta. Di dalam area ini sudah di penuhi dengan anggota Bloods yang sudah bersiap menunggu kedatangan Rimu Reon tentunya. Manik Sebastian memicing saat Lucas membawa gadis itu dengan hati-hati dan memeluknya erat sekali. Seperti takut akan kehilangan. Sebastian memandang curiga pada Lucas sekarang. 

Kemudian sosok Nezha muncul dan mengeluarkan tepuk tangannya setelah melihat keberhasilan Lucas. Wajahnya berbinar setelah berhasil melihat buruannya ada dalam gendongan Lucas dan kelihatan tak berdaya. Cukup mudah untuk mendapatkannya. Nezha tidak harus mengeluarkan tenaga lebih untuk memancingnya keluar.

"Good job, gue nggak nyangka lo akan berani ambil tugas ini tanpa di bantu Sebastian." Nezha menepuk pundak Lucas dan manik itu melirik ke arah tangan Nezha yang bertengger di pundaknya.

Lucas tidak menjawab, lalu dia mulai memasuki gedung ini untuk mencapai tempat tertinggi. Nezha memandang heran, lalu mengejar Lucas dan diikuti Sebastian dari belakang. Sorot maniknya berbeda. Nezha memang cukup paham jika di dalam diri Lucas terdapat sisi jahatnya, namun Nezha belum pernah melihat situasi ini.

"Lucas?" panggil Nezha yang berhenti melangkah.

Sampai di anak tangga pertama, Langkah kaki Lucas terhenti.

"Di dunia ini, nggak ada yang bisa milikin Riana selain gue."

Napas Sebastian dan Nezha tercekat setelah mendengarkan ucapan sembarangan dari mulut Lucas. Mereka saling memandang, sampai Lucas mulai berbicara lagi.

"Kalo dia nggak bisa jadi milik gue, lebih baik dia mati aja."

Lucas memandang wajah sayu Riana yang terpejam dan ada dalam dekapannya. Beruntung sekali dirinya bisa membawa gadis ini tanpa perlu susah payah. Dasar gadis bodoh, begitu dalamkah perasaannya pada Rimu Reon?

Sedangkan Nezha dan Sebastian sama sekali tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Lucas nampak menyayangi dan membenci gadis itu secara bersamaan karena berhasil di miliki oleh Rimu. Sebenarnya ini memang baik untuk rencana mereka, namun tanpa di sadari Lucas akan benar berubah sepenuhnya menjadi mesin pembunuh.

Jengah dengan pikirannya sendiri, Lucas kembali berjalan menapaki setiap anak tangga, meninggalkan Sebastian dan Nezha di belakang sana hingga kakinya tiba di tempat yang di inginkannya.

Tempat yang luas, meskipun tanpa adanya jendela seperti layaknya bangunan tinggi menjulang. Bangunan ini di tinggalkan setelah salah satu pemiliknya di ketahui menerima suap sehingga pembangunannya tidak di lanjutkan.

Hanya terdapat pagar pembatas yang mengelilingi tempat ini. Maniknya mengedar setelah melihat sofa lusuh yang ada di tengah-tengah, kemudian membaringkan tubuh gadis ini di atasnya. Lucas terdiam, dan hanya terfokus pada objek manusia di depannya sekarang. Tangannya terulur untuk menyingkap rambut yang menutupi wajah cantik Riana.

Gadis ini, tidak bisakah dia melihatnya bukan sebagai teman?

Persetan dengan teman,  gadis pasti sudah tidak sudi menjadikannya teman seperti sebelumnya setelah insiden penculikan pertama. Dan tentu saja Lucas juga akan melakukan hal yang sama.

Kemudian Lucas kembali berdiri dan mengeluarkan ponsel milik Riana dari saku celana, lalu mengirimkan lokasi terkininya pada Rimu Reon. Tak lama seringai jahatnya terlihat jelas di wajah Lucas. Sudut bibirnya terangkat sebelah dengan kepala miring. Sudah tidak sabar rasanya untuk menghajar wajah Rimu dengan kedua tangan/

- REDLINE - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang