#12 - Evil

176 11 0
                                    

Song recommendation:

♬ Seraphine - All The Things She Said

***

Lagi-lagi waktu dengan cepat berlalu, meninggalkan berbagai macam kejadian baik maupun buruk yang kini berubah menjadi sejarah. Rimu bangkit dari ranjangnya sambil memegangi kepalanya yang berkedut. Alarm sialan itu berhasil membangunkannya kembali ke alam nyata. Sebelum menuju kamar mandi, Rimu duduk sejenak di tepi ranjang sambil memperhatikan pesan yang dikirimkan oleh Alex.

Alex

Bisa lo ya kabur ke apart nggak bilang-bilang.

Lima belas menit lagi gue sampe, awas kalo belom bangun!

Rimu berdecak sebal sambil membanting kembali benda pipih itu ke atas ranjang. Lalu ia bangkit dan mulai berjalan menuju kamar mandi untuk memberihkan diri. Tidak butuh waktu yang lama untuk bersiap-siap. 

Ponselnya berdenting kembali, di liriknya sambil mengenakan kaos hitam yang bertuliskan free, entah pemberian dari siapa.

Alex

Gue udah di bawah, turun lo bangsat!

"Bawel bat kayak cewek anjir!"

Dengan malas di seretnya tas miliknya dari meja kerja sambil setengah berlari menuju pintu. Rimu butuh waktu lima menit untuk sampai ke lobby, dan menemukan Alex tengah duduk di salah satu sofa besar yang memang di sediakan untuk pengunjung.

"Lama lo," kritik Alex padanya.

Rimu menggertak. "Bawel asli, buruan ayo," ajaknya sambil melempar kunci pajeronya pada Alex.  Hampir saja Alex tak bisa menangkap benda yang kini sudah ada di tangannya.

"Anjir, bisa kali ngasihnya normal aja," omel Alex. "masih pagi udah bikin emosi aja."

Kakinya melangkah keluar lobby, di ikuti Alex yang mengekor di belakangnya. "Lo aja yang sensian kayak cewek pms!"

"Kan, bener-bener. Lo harusnya punya nama tengah deh. Rimu Bacot Reon!" timpal Alex kesal.

Kedua tangannya menutup telinganya, berusaha tidak mendengarkan ucapan sembarang Alex barusan. "Bodo gue nggak denger. Gue nggak denger!"

"Bocah dasar!"

Mereka akhirnya sampai di depan pajero milik Rimu dan bergegas berangkat ke kampus, karena dalam setengah jam lagi mata kuliah manajemen pemasaran di mulai. Sepanjang jalan, tidak ada yang memulai pembicaraan. Alex yang sibuk menyetir dan Rimu yang lebih memilih memandang keluar jendela sambil sesekali memeriksa benda pipih dalam genggaman tangannya. Rimu dalam keadaan gamang setelah berhari-hari tidak bertemu dengan gadis itu.

Ya, Riana menghilang begitu saja setelah pertemuan terakhir mereka berakhir dengan buruk. Bahkan pada jadwal kuliah minggu lalu, gadis itu tidak ada. Selain Rimu ingin membahas masalah kelompok mereka, Rimu jelas merindukannya. Ia sudah mencoba membuntuti kost gadis itu, tapi dia tidak pernah muncul. Bahkan pesan dan teleponnya tidak pernah diangkat ataupun di balas. Kemana dia? Apakah ucapan Alex harusnya ia turuti?

Tepat saat mobilnya berberlok memasuki lingkungan kampus, matanya menangkap sosok itu tengah berjalan bersama dengan Ryan dengan wajah berseri-seri. Mata elangnya melotot memandang mereka yang kelihatan bahagia. Astaga, Rimu mulai emosi sekarang.

"Lo liat yang tadi ya?" tanya Alex  yang menyadari perubahan sikapnya yang mendadak.

Rimu menggeleng. "Liat apaan maksud lo?"

- REDLINE - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang