Friendzone

460 62 3
                                    

Aku dan dia sudah bersama sejak di perut. Kami selalu bersama, bersebalahan bahkan saat lahir kami lahir di hari yang sama, hanya berbeda beberapa menit. Sungguhan, kami seperti kembar beda ayah dan ibu.

"KAK YOONGI!!!"

Walaupun, seumuran dia memanggilku hyung dengan alasan aku lahir lebih dulu.

Yoongi tersenyum, ikut melambaikan tangan melihat Jimin melompat-lompat, lalu berlari sambil melambaikan tangan heboh. Rambut hitam itu ikut berlompat-lompat, senyum di wajah putih itu begitu merekah dan merah. Yoongi tidak bisa menolak senyuman dan mata bulat Park Jimin.

Aku tidak bisa menolaknya, aku harus mengakuinya kalau aku menyukainya.

"KAK!!! AKU BAWA PACAR BARUKU!!!"

Aku terjebak friendzone.

Senyum Yoongi melebar dengan mata menahan tangis deras melihat bayinya, baby mochi menggandeng laki-laki tinggi, putih, berotot dan tampan. Definisi laki-laki yang sangat Jimin impikan.

Berbeda dengan dirinya, laki-laki yang jadi pelampiasan Jimin ketika putus. Laki-laki pendek, kecil, culun tidak culun, lebih suka sendiri di tengah lapangan basket.

Yoongi anti social-social club, kalau kata anak satu sekolahan.

"Chanyeol, temen Jimin, kan?"

Yoongi hampir mirip kurcaci di depan Chanyeol. Wajahnya plongo melihat rambut cokelat itu terkibas ke belakang lalu tangan lebar itu menjulur meminta jabat tangan.

"Pacar Jimin."

Jimin tersenyum, memeluk lengan Chanyeol manja, "Iya, pacar Jimin."

Yoongi mengangguk, "Yoongi, temennya Jimin."

Chanyeol mengangguk.

Dilihat dari sombongnya Chanyeol pasti, pasti hanya seminggu mereka jadian.

Mata Yoongi mendadak nyalak ke Chanyeol, keningnya berkerut, melepas tangannya dari tangan Chanyeol.

Seminggu, pasti seminggu.








"HUWAAAAAAHIKSSSS!!! BAJINY! SIALAN! ANJING! CHANYEOL ANJING!!!!"

Tu kan, kurang dari seminggu Jimin sudah putus. Yoongi mengangguk-angguk, sabar, pelan-pelan memberi tissue untuk Jimin. Berharap sedikit kalau tangis Jimin mereda. Namun, tidak. Tangis Jimin kian kencang.

Katanya putus karena Chanyeol ketahuan jalan sama anak sekolah depan. Apalagi sekolahan depan itu musuhan sama sekolah mereka. Jadi, yah, Jimin merasa dikalahkan musuh.

"POKOKNYA BESOK MAU IKUT TAWURAN!!! MAU JAMBAK RAMBUT COWONYA!!!"

Sudah tebak? Aku ikut tawuran.

Yoongi menciut, bersembunyi di belakang Jimin. Ia tidak tahu kalau tawuran kali ini antar cowo-cowo cantik. Badannya jelas lebih besar di antara cowo cantik ini, tapi nyalinya kalah jauh dengan badan mereka. Bayangkan, badan kecil mereka membawa tongkat kasti, raket, rantai sepeda, catokan, sisir dan sepatu tinggi.

Yoongi meringis, menarik seragam Jimin, "Jim, besok aja yaa tawurannya."

"Nggak! Udh gatel tangan ini mau jambak!"

Yoongi melengos, menatap teman-teman Jimin yang lain sudah siap. Salah satu dari mereka maju, membawa sapu, rambutnya di warna pink,  dan ujung seragam di lipat. Sepertinya itu cowo baru Chanyeol, Jimin langsung maju dan Yoongi ikut maju karena ia memilih bersembunyi di punggung kecil Jimin.

"HEH! CEBOL CIMOL!"

Jimin menggeram, dorongan pel di tangan kanannya hampir retak karena di remat kuat. Ludah Yoongi berubah jadi batu mendengar suara kretek patah dari dorongan pel Jimin.

Story about Us [YoonMin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang