Jimin tersenyum, iris sekelam langit malam kota Seoul bergerilya ke setiap sudut jalan. dagunya ia tangkup di telapak tangan mungilnya, badannya bersandar sepenuhnya pada jok mobil dan kepalanya di jendela. Jaket hitam menyelimuti tubuhnya, kakinya dibawa ke atas dan ditekuk. Pria didepannya hanya diam seraya tetap memfokuskan pikiran dan mencari jalanan yang sepi. Pria itu-Yoongi-mengingat satu tempat paling sepi di kota Seoul adalah jembatan.
Bukan jembatan Han atau sejenisnya, tapi benar-benar jembatan kecil di distrik kecil dan sepi. Di tempat itu Yoongi meminggirkan mobilnya lalu menarik nafas. Ia menoleh ke belakang, turun dari mobil dan membuka pintu penumpang dan duduk di samping Jimin.
Pemuda manis itu masih bungkam, irisnya enggan bertemu dengan iris cokelat gelap Yoongi. Pria dengan marga Min itu menyandarkan tubuhnya, membuka kaca jendela lalu menghidupkan rokok. Tidak ada perbincangan di antara mereka, kesunyian menjadi terdengar ramai di gendang telinga. Suara-suara gemericik air di bawah sana salah satunya, mengalir entah kemana, temaram lampu jalanan dan bulan membantu satu sama lain untuk tetap melihat.
Waktu berlalu sangat cepat, satu batang rokok Yoongi telah habis, Yoongi membuangnya lalu melirik Jimin. Pemuda manis itu masih bungkam dan enggan membuka mulutnya. Begitu juga dirinya. Kesunyian menjadi ramai kembali, Yoongi memilih melemparkan pandangan keluar jendela mobil.
"Aku tidak tahu..."
Jimin membuka suara. Yoongi menoleh, menatap dalam diam wajah pemuda itu. ia menunggu kalimat selanjutnya tapi Jimin bungkam untuk kesekian kalinya. Ia mengangguk paham.
"... tolong jelaskan."
Yoongi tidak menoleh, ia betah memandang keluar jendela tapi mulutnya terbuka dan mulai bicara satu kalimat. Satu kalimat yang merogoh permasalahan ini.
"Aku minta maaf..."
"Tidak perlu... aku hanya ingin penjelasan, Yoongi..."
Jimin tidak pernah memanggil namanya. Yoongi masih tetap tidak ingin memandang Jimin, mereka sama-sama tidak ingin saling memandang tetapi saling melihat satu objek yang sama.
"Maaf, aku tidak tahu kalau jadinya seperti ini..."
Jimin meneteskan setitik air matanya. Ia tidak berniat menghapusnya, ia ingin air matanya mengalir tanpa Yoongi lihat tapi semua itu percuma. Tanpa harus menoleh Yoongi merasakan air mata Jimin sudah jatuh, bahkan sebelum semua ini dimulai.
"Aku tidak menerimanya..."
"... aku menerimanya."
Jimin menghentikan air matanya mengalir tapi ia masih betah dengan posisi yang sama sampai Yoongi menarik dan memenjarakan tubuhnya. Secepat kilat iris Jimin beralih ke bawah, ke samping kemana pun asalkan tidak iris Yoongi.
"Hei..."
Jimin tidak menggeleng, mengangguk atau membalas. Yoongi menyentuh wajah Jimin, hanya menyentuh dan tidak memaksa Jimin menatapnya. Matanya merunduk ke bawah, tepatnya telapak tangan kanan Jimin terkepal. Ia memejamkan matanya, mengarahkan tangannya sendiri dan menyentuh tangan Jimin.
"Aku menerimanya, Park Jimin. Hyung menerimanya..."
Dan terlihatlah bahwa di jari manis itu ada sebuah cincin berwarna perak. Cincin sederhana tanpa hiasan apa pun, cincin pemberian kakak Jimin untuk sang adik. Itu bukan cincin pernikahan tapi sebuah cincin biasa. Yoongi hanya heran, mengapa Jimin memakai cincin seperti ini di jari manis sebelah kanan.
"... aku tidak menerimanya... aku tidak mau memberikannya..."
Yoongi mengangguk, menjauhkan tubuhnya tapi jaraknya masih cukup dekat dengan Jimin. Kedua mata Yoongi memandang ke bawah dan Jimin keluar jendela.
"Aku tidak sejak kapan... aku tidak tahu... kau juga tidak tahu sejak kapan... tidak ada yang bisa menjawabnya..."
"Sekarang kau ingin apa?"
"Kau..."
Jimin menjawab dengan pasti tanpa menatap Yoongi tapi perlahan kepalanya bergerak dan memandang wajah Yoongi.
"... but I can't"
Jimin menyentuh wajah Yoongi, mengambil tasnya lalu keluar dari mobil Yoongi dan berjalan pergi. Yoongi hanya diam, ia melirik selembar foto yang ia selipkan di rem tangan. Foto mereka, Yoongi, Jungkook, Taehyung, Hoseok dan Jimin.
"I'm sorry..."
The End
maaf typo
interpretasikan sendiri :))
thank you :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Story about Us [YoonMin]
FanfictionKetika Min Yoongi dan Park Jimin disatukan maka akan muncul sebuah cerita... bisa saja manis... ... atau pahit? Tidak ada yang tahu, mungkin kalian bisa menebaknya dengan membaca cerita mereka. Oneshoot collection about YoonMin