Peer Pressure

7.1K 328 34
                                    

(ノ・ェ・)ノ

















ヾ(〃^∇^)ノ♪





haii it's d

gua bawa story baru, bukan sih oneshoot, kumpulan oneshoot gitu tentang YoonMin 😍😍😍😍

selamat menikmatiiii

disarankan sambil dengerin lagu gebetan gua si mas james bay 😍😍 fav battt gituuu

dan sebenarnya lagu ini gak romantis bangettss, kek sebuah kesalahan gitu tapi di sini gua membuar interpretasi sendiri kalau kesalahan yg dilakuin Yoongi atau pun Jimin berakhir bahagia 😍😍😍

maafkeun typoo yaah

welcome to my world

enjoy this story

and start 😎😎😎



















Jimin itu anak hasil broken home. Ayahnya pergi entah kemana ketika usianya sepuluh tahun. Ia masih sangat muda saat itu, ia tidak paham apa pun bahkan sampai detik ini ia tidak paham.

Diingatan Jimin hanya tersisa orangtuanya berteriak di dalam kamar. Tidak lama ayahnya menghampiri Jimin di dalam kamar, mencium kening Jimin lalu menghilang sampai sekarang. Jimin tidak pernah mendapat penjelasan, sang ibu hanya tertunduk dan memeluknya.

Jimin ingin tahu tapi ia tidak memiliki hati untuk bertanya pada ibunya. Jadi, ia menyimpan semuanya sendiri. Menyimpan semuanya sendiri di dalam kepalanya. Menyimpan puluhan tanda tanya. Menyimpan kebingungannya.

Semuanya...

...hanya Jimin seorang yang tahu tapi baru-baru ini ada yang tahu memori di kepalanya selain dirinya.

Pria itu berkulit pucat, matanya sipit, rambutnya berwarna tidak seperti dirinya hitam, dan dia sangat mencintai alat musik. Jimin mencintai dunia seni tapi dia tidak terlalu pandai memainkan alat musik. Ia sangat berbeda dengan pria berkulit pucat itu.

"Min Yoongi, kau bisa memanggilku Yoongi..."

Namanya sangat bagus, Jimin suka dan ia tersenyum mendengar nama Yoongi. Pertemuan Jimin dengan Yoongi terjadi sangat sederhana pada umumnya. Ia bertemu Yoongi disebuah café bar di sudut Seoul. Ia melihat Yoongi bernyanyi sambil memainkan piano di atas panggung kecil. Ia tersenyum kala itu sepanjang lagu.

Mereka saling menatap saat itu tapi tidak ada niatan untuk menghampiri. Beberapa hari kemudian, SeokJin-teman Jimin sekaligus pemilik café bar-memperkenalkan mereka dan dari situ Jimin tahu pria itu bernama Yoongi.

"Jadi, sudah berapa lama kau bernyanyi di sini?" tanya Jimin memulai percakapan setelah SeokJin pamit pergi. Yoongi menengadah, mengingat kali pertama ia bernyanyi di café SeokJin dan ia menjetikan jarinya.

"Empat atau lima bulan, aku tidak terlalu mengingatnya." Yoongi menjawab sambil tersenyum dan menyalakan rokoknya tapi sial pemantik apinya macet. Jimin tersenyum kecil, memberikan pemantik apinya. Yoongi tertegun tapi ia tetap menerima pemantik itu.

"Kau merokok?" tanya Yoongi sambil menghembuskan asap dari mulutnya. Jimin mengangguk, mengeluarkan rokoknya lalu menghidupkannya di depan Yoongi. Asap yang dikeluarkan Jimin jauh lebih banyak ketimbang Yoongi.

Pria berkulit pucat itu tertawa melihat Jimin menantangnya untuk mengeluarkan asap rokok. Yoongi menyanggupinya, ia menghisap rokoknya lagi lalu mengeluarkannya tepat di depan wajah Jimin. Pemuda berjaket jeans robek-robek itu tertawa lalu disusul Yoongi.

Story about Us [YoonMin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang