Nafasnya terengah-engah, kakinya sedikit gemetar, ada perasaan ingin berhenti naik ke tangga tapi sisi lain hatinya terus menyuruhnya naik ke tangga dan berakhir di depan pintu warna hijau. Ia membuka pintu itu tergesa-gesa, matanya yang monolis melebar melihat pemuda dengan tubuh gempal tengah berdiri di dekat pagar pembatas.
"Yak! Park Jimin!"
Pemuda dengan tubuh berisi itu menoleh, terkejut melihat Yoongi berlari menghampirinya dan berusaha menariknya menjauh tapi pria ini berakhir terjungkal ke belakang.
"Kau baik-baik saja?"
Yoongi mengangguk, berusaha bangun tapi ia malah melihat Jimin mengulurkan tangan ke depan wajahnya. Ia menatap tangan gemuk itu lalu wajah basah Jimin. Pemuda manis ini sekali lagi memberikan tangannya.
"Aku bantu," ucap Jimin sedikit mencicit. Yoongi mengangguk, menerima uluran tangan itu dan berhasil berdiri di depan Jimin.
"Kenapa menarikku? Kau pasti sudah tau kalau tidak akan berhasil," ucap Jimin memandang badannya, lebih tepatnya perut buncit dan wajah bulatnya.
Yoongi berdehem, "It... itu... itu karena kau!!" teriak Yoongi. "KENAPA KAU BERDIRI DEKAT PAGAR?! BAGAIMANA KALAU KAU JATUH??!!" marah Yoongi.
Jimin merengut, "Aku tidak berniat mati. Aku hanya ingin melihat awan yang sedang cantik," ucap Jimin menunjuk langit hari ini.
Tanpa sadar Yoongi tersenyum, menatap langit di atas sana lalu wajah Jimin yang masih terkagum-kagum pada langis sore ini. Senyum itu sangat lebar, "Jangan khawatir. Aku tidak akan mati karena mereka," ucap Jimin lalu menurunkan pandangannya ke Yoongi.
"Hidupku yang penuh cacian ini masih berharga, setidaknya kalau aku mati, aku mati karena diriku bukan orang lain," Jimin tersenyum.
Pikirannya berkelana ke beberapa menit lalu. Saat dirinya di ejek karena kancing kemejanya lepas akibat tersangkut tapi murid lain malah mengejek badan obesitasnya.
"Jangan mati. Aku dengan siapa nanti?"
Jimin tertawa, "Masih ada yang lain. Aku hanya orang yang mampir sebentar," ucap Jimin.
"Tidak," elak Yoongi yang mengarahkan atensi Jimin ke dirinya secara penuh. "Aku mau kau tetap di sini," ucap Yoongi dengan senyum lalu mengarahkan badannya memeluk badan berisi Jimin.
"Kau tidak baik-baik saja, kan?"
Jimin terdiam, menundukkan wajah sedalam-dalamnya lalu menggeleng, "Aku baik."
"Bohong."
Jimin mendongak, menatap Yoongi lalu matanya mulai merah dan berair. Yoongi tersenyum, menangkup seutuhnya wajah Jimin lalu mengecup kedua kelopak mata Jimin.
"Kau itu kuat, kau itu sangat kuat karena itu tetaplah kuat. Aku di sini, di depanmu," ucap Yoongi mengusak rambut hitam Jimin lalu tanpa disangka ia diterjang sebuah pelukan.
"Terima kasih...."
💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Story about Us [YoonMin]
FanfictionKetika Min Yoongi dan Park Jimin disatukan maka akan muncul sebuah cerita... bisa saja manis... ... atau pahit? Tidak ada yang tahu, mungkin kalian bisa menebaknya dengan membaca cerita mereka. Oneshoot collection about YoonMin