Just My Imagination about NamJin

691 53 3
                                    

Hei, adam dan hawa adalah nenek moyang manusia.
Mereka berbuat dosa, semua citra mereka sebagai cerminan Tuhan lenyap.
Mereka menjadi polos, penuh dosa dan bebas.

Bagaimana kalau citra Tuhan itu diturunkan kembali ke tubuh seorang pendosa yakni manusia?

Akhir jaman?
Kiamat?
Apa ini waktu menuju nirwana?
Apa ini waktu menuju kehidupan abadi?
Apa ini waktu untuk kehidupan baru?

Atau

Sebuah waktu kebebasan abadi?

Ingat, manusia itu berdosa.
Masih memiliki ciri Tuhan tapi tak memiliki citra Tuhan.
Namun, bagaimana bisa Tuhan menurunkan citra ini pada manusia?

Oh atau ini perbuataan si buangan?
Perbuataan dari Luciel, Mikael, Gabriel?
Dibuang karena membenci manusia si pendosa?

Apa dia memanfaatkan manusia untuk melawan Tuhan?

Atau manusia yang memanfaatkan dia untuk melawan Tuhan?












"Hei, aku tidak akan menyakitimu~"

SeokJin tidak pernah melihat mata manusia seperti ini. Tajam, iris cokelat gelap, lalu berubah putih dan hitam pekat layaknya tinta.

"Hei, Father Kim~"

Badan SeokJin bergerak mundur, menjauhi jemaatnya yang mendekat, mendekat, mendekat dan mendekat. Getar kakinya merambat ke badannya, memperlambat sarag motoriknya. Kakinya berakhir tersandung di tangga menuju altar.

"Aku ingin pengakuan dosa. Apa kau bisa melakukannya padaku?"

Kasula yang SeokJin kenakan perlahan basah, bukan karena keringat tapi tetesan kuku berwarna hitam mengalir ke kasulanya. Kemudian kulit dan wajahnya.

"Si.. siapa? Siapa?? SIAPA KAU??!!"

"Kau ingat namaku, Namjoon."

Dia mendekati Seokjin, merundukan wajah sejajar dengan wajah SeokJin yang terselimuti darahnya. Bibirnya tersenyum, ekor matanya meruncing bersamaan dengan rambutnya yang tadi berwarna putih menjadi hitam. Badannya yang putih berubah warna menjadi kemerahaan dan hitam. Punggung lebar itu merekah, mengeluarkan tulang-tulang punggung itu di depan SeokJin. Memperdengarkan bunyi tulang patah yang memilukan, memekakan dan menyakiti orang yang mendengar atau mengalami.

Namun, Namjoon tersenyum semakin lebar hingga ujung bibir itu tertarik ke telinga. Gigi-gigi Namjoon mengalirkan darah, hitam, menetes masuk ke setiap serat kasula dan kulit Seokjin. Tidak hanya kulit tapi juga bibir Seokjin yang menghitam, mata indah Seokjin beranjak dari normal ke putih dan tubuh semampai itu melemas di bawah Namjoon.

"Luciel."














just my imagination 😌
idk, ini bakal jadi book atau nggak, kalian tau sendiri book gua banyak, terus juga ini bawa" kepercayaan, bukannya takut but TW akan banyak. kan nggak lucu abis baca ff gua, lu pada atheis 😌 ya kagak bakal sih, paling mempertanyakan 😂 but yeah aku sedikit menghindari itu but (again) i want to share this to you guyss 😂

yeah, gua suka gitu yg dark, gore, blood, gitu suka, idk why, you can call me psycho or whatever but i think is cool 🤤
kalo dipasang ke namjoon tu cocok, idk dominan gitu, leader, otak encer, ama seokjin yg hyungable kan...
pajxhpwbzowhduiemfuxbzozbxjbxis

it's kinda creppy 😌 nggak tau di kalian but di kepalaku cukup creppy 🙂😗
dah, bye 😌 ku mau siap" belanja bulanan 🖤

Story about Us [YoonMin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang