Rigid || Black¹

256 27 6
                                    

Duarrrrr Duarrrrrr Boommm

"Suara apalagi ini" ucap Jeongyeon yang masih menutup kedua matanya

Setelah beberapa detik Jeongyeon berdiam diri dia membuka kedua matanya. Didepannya ada mobil dengan keadaan ringsek yang sekarang sudah mengeluarkan percikan api. Jeongyeon menyimpulkan jika suara ledakan tadi berasal dari mobil ringsek itu.

Jeongyeon memberanikan diri untuk keluar dari mobilnya. Saat Jeongyeon sudah sepenuhnya keluar dari mobil, dia sangat terkejut dengan apa yang dia lihat. Mobil bagian depannya ternyata juga ringsek walaupun tidak separah mobil yang ada didepannya.

Apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi? - gumam Jeongyeon

Jeongyeon merasakan sedikit pusing dan ada cairan aneh yang keluar dari kepalanya. Darah

"Akhh..." Jeongyeon meringis sambil memegangi kepalanya yang pusing akibat luka itu

Ckitttt

Tin tin

Tiba tiba ada mobil Jeep berwana hitam yang berhenti di depannya. Ada sekitar 3 orang yang ada didalam mobil itu. Dan salah satunya Jeongyeon merasa familiar. Tapi 2 diantaranya Jeongyeon tidak tau sama sekali.

"Ayo Jeong masuk. Cepat" ucap salah seorang laki-laki yang membuyarkan lamunannya

"Nggak usah ngelamun, ayo masuk" ucap perempuan itu yang langsung menarik tangan Jeongyeon ke dalam mobil

"Kamu gapapa Jeong?" Tanya perempuan itu

"Pusing" ucap Jeongyeon sambil memegangi kepalanya yang masih mengeluarkan darah

"Sini biar saya lihat" ucap laki-laki yang tadi memanggil

Jeongyeon hanya menampilkan wajah bingung dan sedikit takut. Sambil memundurkan dirinya kebelakang saat laki-laki itu mendekatinya.

"Nggak usah takut. Kamu lupa, walaupun aku bekerja untuk Rigid tapi aku juga seorang dokter." Tambahnya

Laki-laki itu langsung menarik Jeongyeon mendekat dan melihat luka sekaligus mengobatinya.

"Nggak biasanya kamu lemah gini Jeong"
"Biasanya sampai kakimu itu pun patah jadi tiga, kamu masih bisa lari" ucap laki-laki yang saat ini sedang bertugas menjalankan tugasnya menuju ke suatu tempat yang Jeongyeon tidak tahu. Ucapan laki-laki tadi membuat Jeongyeon bergidik ngeri.

Mereka saat ini berhenti di perempatan jalan karena rambu menunjukkan warna merah. Laki-laki di kursi itu menoleh kepada Jeongyeon yang posisinya duduk dibelakang masih dalam posisi diobati oleh temannya.

"Doyoung..." teriak Jeongyeon reflek karena melihat Doyoung ada didepannya.

"Ya ya ya... Jangan berteriak. Nanti kita bisa ketahuan" ucap Doyoung jengah

"Ketahuan kenapa?" tanya Jeongyeon dengan tampang tak berdosa ya

"Kamu fikir kita tadi habis ngapain?" tanya laki-laki yang sedang mengobati Jeongyeon

"Kamu siapa sih?" tanya Jeongyeon santai sambil memegangi perbannya yang sudah terbentuk apik di kepalanya

"Hah? Kamu tanya aku siapa?" ucapnya sedikit berteriak karena tidak percaya dengan apa yang Jeongyeon ucapkan
"Kita sudah bekerja sama selama 3 tahun dan kamu bialng begitu" tambahnya sambil mengusap matanya yang seakan mengeluarkan air mata

Ting

Yoo Bomul
Nama : Jeongyeon
Pekerjaan : Penjaga toko kue dan Pembunuh Bayaran

96's Love (Jeongyeon X 96L) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang