°
°
°
°
°
°
°
°
Langit sudah berganti warna. Dari yang tadinya gelap penuh bintang sekarang berwarna biru dengan matahari yang masih belum sepenuhnya keluar. Cahaya matahari yang malu-malu itu mengganggu tidur nyenyak Jeongyeon.Hoammmm
Jeongyeon menguap sambil menutup mulutnya dan meregangkan tubuhnya. Dia tertidur dari tengah malam sampai sekarang pukul 8 pagi.
"Enaknya" ucap Jeongyeon yang terduduk dipinggir tempat tidur. Tubuhnya benar-benar terasa sangat segar. Jeongyeon merapikan tempat tidurnya dan mengambil baju di lemari. Dia merasa badannya sangat lengket. Dia bahkan lupa sudah mandi atau belum.
Jeongyeon melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi untuk berendam sebentar dan langsung mandi.
Tes tes tes
Suara tetesan air dari shower yang baru dimatikan memecah keheningan di kamar Jeongyeon. Setelah selesai melakukan ritual, Jeongyeon keluar dari kamar mandi menggunakan kaos dan celana training. Dia akan melakukan olahraga sebentar dan beli makan diluar.
1...2...3...4...5...6...7...8
Suara video olahraga yang Jeongyeon ikuti menggema memenuhi seluruh ruangan kamar Jeongyeon. Dengan suara speaker dan layar TV membuatnya semakin semangat melakukan olahraga. Dari pemanasan, gerakan inti hingga pendinginan sudah dilakukan Jeongyeon. Jeongyeon langsung mematikan speaker dan TV. Melangkahkan kakinya menuju keluar mendekati mobilnya.
Tit tit
Suara alarm mobil Jeongyeon sudah berbunyi. Jeongyeon langsung membuka pintu mobil dan mengendarai mobilnya menuju ke restoran Jajangmyeon terdekat dari rumahnya.
Rencanan Jeongyeon hari ini adalah sarapan dan membeli kebutuhan pokok untuk rumahnya. Karena persediaan di rumahnya sudah habis.
Sesampainya di restoran. Jeongyeon langsung memakirkan mobilnya dan turun dari mobil. Jeongyeon memasuki restoran dan memilih duduk didekat jendela.
"Bibi, saya pesan Jajangmyeon satu dan air putih" ucap Jeongyeon kepada bibi langganan nya Dudu waktu masih duduk di bangku sekolah. Jeongyeon juga tidak tahu apakah bibi masih ingat dengannya atau tidak
"Iya" teriak bibi dari tempat kasir
Beberap menit menit Jeongyeon menunggu, Jeongyeon mengalihkan pandangannya ke luar jendela ke arah jalanan yang cukup ramai karena sekarang merupakan jam kerja.
"Ini pesanannya, selamat menikmati" ucap bibi yang mengelola restoran tersebut
"Terimakasih bi" ucap Jeongyeon sambil tersenyum ke arah bibi
"Kamu Jeongyeon kan?" Tanya bibi
"Bibi Lee masih ingat saya?" Tanya Jeongyeon
"Ingat dong. Pelanggan tercantik saya tidak mungkin dilupakan" ucap Bibi Lee sambil tersenyum menggoda Jeongyeon
"Ahhhh, Bibi Lee bisa saja" ucap Jeongyeon malu
"Kamu sekarang kerja dimana Jeong? Tidak terdengar kabar sama sekali" tanya bibi Lee yang sekarang sudah duduk di depan Jeongyeon
"Saya sekarang jadi managernya model ganteng bi" jawab Jeongyeon
"Siapa?"
"Kim Doyoung"
"Kim Doyoung yang ganteng itu" teriak bibi Lee. Beruntung restoran nya sekarang sedang sepi
Jeongyeon hanya manggut manggut mendengar ucapan bibi Lee sambil menatap mangkok Jajangmyeon yang belum tersentuh itu
"Kalau begitu baiklah, nikmati makananmu. Mintakan aku tanda tangan Kim Doyoung yang tampan ya Jeong" ucap bibi Lee genit sambil melangkahkan kakinya kembali menuju ke dapur
"Ahhhh kenyangnya" ucap Jeongyeon yang sekarang sudah selesai menghabiskan satu mangkok Jajangmyeon di salah satu kedai di dekat rumahnya.
Jeongyeon memutuskan untuk mengambil handphone nya di dalam tas kecil yang dia bawa. Ada beberapa penan dari orang tuanya dan Doyoung. Ruang obrolan grubnya juga terlihat ramai. Tapi Jeongyeon merasa malas untuk membukanya.
Kring kring
Ada panggilan telfon masuk dari handphone yang sekarang Jeongyeon pegang.
Ngapain Doyoung melakukan panggilan video - gumam Jeongyeon sambil mengangkat panggilan video itu
'Hallo Jeongyeon'
'Hallo Bunda. Apa kabar?'
'Baik nak. Kamu apa kabar?'
'Baik Bunda. Kok bisa pakai handphone Doyoung?'
'Aku kan ke rumah Jeong' - teriak Doyoung dari belakang bundanya
'Dia disini, ngerepotin bundanya. Hahaha'
'Hehe. Ayah bagaimana kabarnya bund?'
'Ayah baik, lagi di taman belakang sekarang. Kamu mau bicara?'
'Tidak usah bunda. Saya juga harus segera berangkat sekarang'
'Berangkat? Mau kemana kamu nak?'
'Ahhhh. Saya hanya belanja bulanan bunda. Rumah saya sepi tanpa semua bahan itu'
'Hahaha baiklah. Hati-hati sayang. Calon menantu bunda memang beda ya'
'Bund, kebiasaan dehh' - teriak Jeongyeon mengambil alih handphonenya
'Maafin bunda Jeong. Emang begitu orangnya'
'Ya ya ya. Sudah terbiasa aku. Aku tutup ya. Keburu siang'
'Oke hati-hati'
Tuttt
Setelah selesai berbincang dengan Bunda dan Doyoung, Jeongyeon menuju ke kasir untuk membayar.
"Terimakasih bibi Lee" teriak Jeongyeon yang langsung melangkah kan kakinya ke mobil menuju toko swalayan. Doyoung dan Jeongyeon sudah bekerja sama cukup lama jadi keluarga mereka juga sangat dekat.
Hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit Jeongyeon untuk berbelanja dan kembali menuju ke rumahnya.
Jeongyeon sekarang sedang menata barang belanjaannya kedalam tempatnya masing-masing. Dan membuang tas kresek belanjaannya kedalam tempat sampah.
Jeongyeon melangkahkan kakinya menuju kamar untuk memulai petualangannya yang baru.
Bugh bugh bugh
Suara langkah kaki Jeongyeon menaiki tangga sangat keras, menunjukkan semangatnya yang tinggi. Jeongyeon langsung masuk ke dalam kamarnya dan duduk didepan kotak hati.
Kamu mau memulainya lagi?
"Ya Yoo Bomul, saya sudah tidak sabar" ucap Jeongyeon semangat
Warna apa yang ingin kamu pilih sekarang?
"Emmm" ucap Jeongyeon sambil berfikir memilih satu warna diantara banyak warna permen yang lainnya
Setelah sedikit berfikir Jeongyeon memilih untuk mengambil warna 'kuning'. Setelah memakan permen tersebut Jeongyeon langsung menutup kedua matanya
Cekrek cekrek cekrek
Cahaya apa ini? - batin Jeongyeon
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
96's Love (Jeongyeon X 96L) END
AcakKisah cinta jeongyeon yang selalu berakhir sad ending, membuatnya hampir putus asa dalam percintaan. Dengan tenaga dan kenangan pahit yang tersisa dia berusaha untuk membangun sebuah cinta yang berakhir bahagia. Tapi, semuanya hanya mimpi dan angan...