1. "Zina, Hasan Darmawan."

5K 388 67
                                    

Manusia memang diciptakan berpasang-pasangan. Baik dalam hal mengenai kelahiran, kematian, jodoh, jenis kelamin, dan bahkan hari akhir. Semuanya sudah tersusun rapi didalam sebuah kitab yang biasa disebut sebagai LauhulMahfuz.

LauhulMahfudz merupakan kitab dimana Allah SWT menuliskan segala catatan kejadian di alam semesta ini. LauhulMahfudz disebut didalam Al-qur'an sebanyak 16 kali.

Penjelasan di channel TV Islami itu benar-benar tak sedikitpun membuat lelaki yang tengah memejamkan mata dengan terlelap itu bangun dari tidurnya.

KRINGGG! KRINGGG! KRINGGG!

"Siapa sih yang ganggu?!"

Lelaki yang tengah terlelap itu merupakan putra ketiga dari anaknya Lurah di daerah Semarang ini.

Seperti biasa, hari senin merupakan hari yang paling sibuk untuk anak sekolahan. Begitupun sibuk juga untuk mahasiswa perkuliahan, perkantoran, pejabat, dan pengangguran yang ada di muka bumi ini. Kenapa bisa pengangguran juga sibuk? Ya sibuknya lain. Sibuknya kan tengah sibuk mengkhayal dan bermimpi. Apalagi bagi yang virtual, sibuknya bukan main.

Lelaki yang tengah terbaring dikasurnya itu mulai mematikan alarm yang menyala. Dilihatnya jam masih menunjukkan pukul 05.17 WIB. Ia mengucek matanya sambil berjalan ke arah toilet. Lelaki itu membentangkan sajadah disamping kasurnya sesuai dengan arah kiblat. Ia akan melaksanakan sholat subuh. Setelah selesai sholat subuh, lelaki tampan yang memiliki tinggi 178cm itu tengah mempersiapkan diri untuk segera berangkat menuju kampusnya. Terlihat tanda nama pada jas kedokteran yang terlipat didekat tas laptop.

Tanda namanya "Wildan Pratama Baskara". Yap, Wildan merupakan putra ketiga dari pasangan suami-istri yang bernama lengkap Shiwa Baskara dan Ameena Kusdinirah.

"Idan, sarapan dulu nak."

Terdengar teriakan seorang wanita yang tak terlalu tua, bisa dipastikan wanita itu merupakan Ameena. Mama kandung dari lelaki yang bernama lengkap Wildan Pratama Baskara.

"Sebentar Ma.." Sahut Wildan sambil membenarkan rambutnya yang tak terlalu panjang, tapi mungkin bisa dicengkram dengan satu tangan. Memakai arloji pada pergelangan tangannya dan segera bergegas untuk menemui Mama kesayangan. Wildan menatap kearah kaca dikamarnya, Ia tersenyum sembari menatap wajah tampan tiada taranya itu. Baginya, tak masalah percaya diri demi diri sendiri. Meskipun percaya diri yang dimaksudnya tersebut sudah sangat-sangat diluar batas.

Sebelum turun menemui keluarganya yang akan sarapan pagi, Wildan menutup lemarinya dengan pelan, membenarkan kunci yang tergantung pada lemari pakaiannya. Menatap sekeliling anterior kamarnya, yang kemudian diiringi dengan membereskan tempat tidur berantakan itu. Wildan bergegas untuk segera keluar dari kamarnya. Namun, sebelum keluar dari kamar. Ia kaget ketika sebuah benda melayang masuk ke kamar milik Wildan. Mendarat tepat diatas kasur, Wildan mengernyitkan dahi kebingungan.

"Teh!"

Wildan menghela nafas sembari menatap seseorang yang tengah berdiri didepannya itu. Wanita yang merupakan Kakak Kandung Wildan itu hanya tersenyum mengejek dihadapan Wildan sambil mengatakan,

"Ambil tuh minyak wangi. Awas aja pake punyaku lagi! Habis minyak ku loh dek! Ha, kamu benar-benar minta diterjang menuju pelabuhan sungai nil ya?"

Kakak perempuan yang kedua itu bernama lengkap Cahaya Eliza Baskara. Namun, sangat sering disapa dengan panggilan Caca.

Wildan menatap kakak kandungnya itu sambil tersenyum kecil. Bagaimana dia tak akan tersenyum jika kakaknya itu masih memasang wajah kusut dan kusam pertanda baru bangun tidur. Bahkan hijabnya saja miring ke kanan dan kiri. Wildan melirik Caca yang masih menaruh tangannya dipinggang seakan-akan ia berkuasa disana. "Dia benar-benar lucu. Bagaimana aku bisa mendapatkan kakak kandung segitu imutnya begini?" Wildan membatin sembari mengambil beberapa baju kotor. "Iya iya iya iya paham. Sana mandi dan bersihkan ilernya," ucapnya tak menghiraukan bagaimana Caca saat ini. Ia memberikan jawaban dengan feedback nada mengejek sembari menyodorkan handuk putih bersih ke tangan Caca tanpa melirik dirinya.

ALEANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang