20. "Saya menolak menikah dengan Icha."

201 39 0
                                    

1 MINGGU KEMUDIAN

Icha mencoba masuk kedalam rumahnya. Setelah Icha masuk ia kaget melihat kedua orangtuanya sudah bersiap-siap dengan rapi.

"Loh, ibu mau kemana?"

Orangtua Icha hanya tersenyum, "Hari ini kita ke rumah Tante Ameena. Ada acara keluarga dan kita diundang, kamu segera bersiap-siap sana."

Icha masih kepikiran ucapan Hasan tadi didalam mobil. Ia melangkah ke lantai atas dengan perlahan dengan mata yang mengarah kebanyak arah.

Di dalam mobil, Icha bertanya mengenai pesta apa yang diadakan secara tiba-tiba. Karena sangat jarang orangtua Caca membuat pesta besaran.

"Bu, ini pesta apa sih?"

"Nanti kamu bakal tau, Nak." jawab Faisal Bakhrie yang terlihat gembira sambil menyetir mobilnya.

"Jangan-jangan Mbak Fira dilamar?" Icha membatin.

"Cha, nanti kamu harus siap ya."

"Loh, buk. Siap untuk apa?" tanya Icha yang terlihat tampak sangat kaget. Tatapan matanya sangat kaget.

"Oh iya, apakah Caca jadi menikah? Ini pesta untuk Caca kan?" sambung Icha.

"Caca batal menikah. Rumornya Caca yang membatalkan pernikahan, tapi aslinya yang membatalkan adalah pihak lelaki." Jawab Faisal.

"Benar-benar gila si Rey." Umpat Icha dalam hati.

------

Sementara di tempat lain, Hasan memarkirkan mobilnya didepan rumahnya. Dia mencoba masuk namun langkah nya terhenti ketika melihat seorang wanita kecil yang melirik ke arah kolam ikan. Hasan mencoba mendekati wanita kecil itu, "Ekhem.. kok senang banget. Ikannya cantik hm?" Hasan segera duduk disamping wanita kecil itu. Hasan mengambil makanan ikan yang berada didalam laci dekat kolam ikan.

"Abang udah pulang?" tanya wanita itu dengan senyum manisnya.

Hasan mengangguk, tangannya membelai rambut wanita itu. "Adeknya Abang cantik banget, nanti pakai jilbab ya dek?" usul Hasan.

"Ngapain pakai jilbab orang dia udah cantik begitu. Gak usah ngurusin anak saya ya kamu!" Terdengar suara seorang wanita dewasa yang mendekati keberadaan Hasan dan wanita kecil tersebut.

"Loh, pakai Jilbab wajib Tante." Acan berdiri dan menatap Resti tak suka.

"Jangan ikut campur! Dia anak saya! Saya yang berhak atas semuanya. Karena kamu juga, saya hampir di ceraikan."

"Harusnya kalian benar-benar bercerai. Hanya karena Nafisha aja kalian tidak jadi bercerai." Hasan mengatakan itu sambil menutup telinga adiknya dengan kedua tangannya.

"Abang bilang apa?" tanya Wanita kecil yang bernama Nafisha itu.

"Abang cuma bilang kalau Ica itu cantik banget, cantik kalau pakai Hijab." tegas Hasan.

Nafisha hanya tertawa mendengar ucapan kakak nya. Hasan mencoba masuk kedalam rumah setelah Papa nya memanggil.

"Ada apa?" Hasan mendekati Danish dengan muka sedikit kesal.

"Kamu tidak boleh begitu dengan Ibu kamu. Kamu harus menerima apapun perbuatan ibumu." ucap Danish.

"Pa, saya tidak akan menerima apapun ucapan orang yang berbuat maksiat! Istrimu malah menyuruh anakmu untuk tidak berhijab. Padahal itu wajib ketika sudah baligh!" tegas Hasan.

"Iya kah?" tanya Danish.

"Tanya aja sendiri!"

"Apa benar, Ma?"

ALEANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang