23. "Jangan menyesal dikemudian hari, Dan."

235 42 0
                                    

Wildan sudah menurunkan beberapa baju dan barangnya kelantai dasar. Shiwa yang mengetahui hal itu tak ingin membantu. Ia masih duduk di sofa dengan kesal.

"Wildan pergi ya," Wildan pamit ke semua anggota keluarga kecuali Papa nya. Sebenarnya dia sudah berpamitan namun Shiwa tak menghiraukan apa yang dilakukan oleh Wildan. Jadi, mau tak mau Wildan membawa semua itu sendirian. Hingga memasukkan kedalam mobil juga sendirian. Wildan ingin pindah ke kontrakan yang dekat dengan lokasi kampus. Makanya dia membawa banyak perlengkapan hari ini. Sebenarnya ia sudah memesan kontrakan itu dari lama, bahkan teman-temannya juga sudah banyak yang mengontrak disana. Kali ini Wildan benar-benar mengambil keputusan yang bahkan Shiwa tak bisa menentang lagi.

Wildan sudah sampai di kontrakan. Wildan juga sudah memasukkan baju dan barang nya masuk ke kamar miliknya itu.

"Mas Wildan jadi pindah sepenuhnya disini?" tanya Farhan yang sudah berada di tempat kontrakan.

"Loh, kamu mengambil kontrakan disini juga?" tanya Wildan kaget melihat Farhan yang sudah berada dikontrakan itu.

"Iya dong! Saya harus ada dimana Mas Wildan ada!" Ucap Farhan yang membuat Wildan merinding geli.

"Hai guys.. saya datang. Apa kabar kalian?" tanya Hasan yang baru sampai sambil mendorong koper miliknya.

"HALAH UDAH BOSAN SAYA LIAT KAMU CAN. GAK DI KAMPUNG, RUMAH, KAMPUS. DIMANA MANA ADA KAMU!" Wildan menutup tutup topi Hasan.

"Apasi, iri aja kelen."

"Btw Can.." Perkataan Wildan tersendat.

"Apa, Dan?"

Wildan seketika langsung memeluk Hasan. Ia juga menepuk pundak Hasan. "Kedepannya akan saya pastikan kamu pasti bisa bahagia. Jangan khawatirkan apapun hm?"

"ASTAGHFIRULLAH. JANGAN PELUK PELUK, BUKAN MAHRAM!!!" Hasan mendorong Wildan. Wildan cuma ketawa.

"Apa lah, kau kira Mas Wildan dan kau beda gender, Bang?" Farhan hanya menggelengkan kepalanya.

"Oh iya, hari ini saya mau ke perpustakaan. Balikin beberapa buku. Ada yang mau ikut?" ajak Wildan.

Hasan dan Farhan cuma diem. Tandanya mereka berdua gak mau ikut.

"HALAH KEBIASAAN."

"Tenang, Dan. Walaupun gua nggak ikut, tapi gua bakal jadi cenayang sama lo di jalan. Jangan khawatir, lo bakal baik baik aja hari ini." ucap Hasan.

"Cenayang dengkulmu." Wildan memukul dahi Hasan dengan keras. Wildan langsung mengambil kunci mobilnya dan bergegas keluar dari kontrakan itu.

------

PERPUSTAKAAN KOTA

Wildan sudah sampai diperpustakaan kota. Ia mencoba menuju ke meja administrasi untuk mengembalikan beberapa buku. "Atas nama siapa?"

"Wildan Pratama Baskara," jawab Wildan.

"Baiklah, sebutkan jurusan apa ya kak?" tanya Mbak administrasi yang membuat Wildan harus mengeluarkan ID cardnya tanpa harus menjawab. "Ah, baiklah. Silakan taruh bukunya. Dan, terima kasih sudah mengembalikan bukunya."

Wildan menaruh lima buku diatas meja administrasi. Ia juga meninggalkan nomor handphone jika ada buku yang rusak atau ada kendala yang terjadi didalam buku itu. "Saya boleh mencari buku lagi, kan?" yang direspon anggukan oleh Mbak Administrasi Perpustakaan Kota.

Wildan berjalan masuk menuju ke buku-buku Kedokteran dan Matematika SMA. Ia juga membaca beberapa Quotes yang dikutip oleh Boy Chandra. Penulis yang sangat ia gemari.

ALEANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang