9. "Berbuat baik itu kesalahan, Cha?"

592 148 30
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 00.15 WIB. Wildan keluar dari kamar dan berjalan di lobby hotel. Wildan tampak kebingungan harus berbuat apa. Namun, tiba-tiba dia melihat seseorang membawa wanita yang kelihatan mabuk.

"Ada apa mas?" tanya Kasir ke pria tersebut.

"Saya mau pesan kamar. Yang cepat ya mba..." Pria itu masih menggenggam pundak wanita mabuk itu. Ia menatap sekeliling sambil menunggu reservasi kamar hotel.

"Mas, itu istrinya?" tanya Kasir itu lagi.

"Cepat sediakan kamarnya Mbak! Saya disini juga bayar, bukannya enggak!" teriak lelaki tersebut.

"Mas, Maaf. Kita harus mengikuti Prosedur Hotel. Tolong sebutkan jika kalian suami istri maka saya akan mengambilkan satu kamar untuk kalian." jawab Kasirnya.

"Iya. Saya suaminya. Tas saya ketinggalan di rumah jadi saya lupa bawa buku nikah. Lama banget sih, saya habis dari luar. Cuma mau pulang kerumah jauh banget,"

Kasir tersebut langsung menyiapkan satu kamar dan memberikan kuncinya ke lelaki tersebut. Namun, disayangkan kuncinya malah direbut oleh Wildan.

"Apa-apaan Anda!"

"Ini istrinya Mas?" tanya Wildan memastikan.

"Ya! Ini istri gua. Balikin kuncinya! Kurang ajar banget bocah ingusan."

Wildan menarik tas milik wanita yang di dukung lelaki itu. "Kalau begitu sebutkan nama lengkap istri anda."

"Oh, berani banget ya lo?" lelaki itu menurunkan wanita yang di gendongnya.

Lelaki berbadan kekar itu mau menonjok Wildan. Tangannya mengepal sempurna. Namun, Wildan lebih cepat menendang perut lelaki sekiranya berumur 30+ itu. Lelaki itu mau menonjok Wildan, namun Wildan lebih gesit dengan menendang lelaki tersebut.

"Kurang ajar! Bangsat!" Lelaki itu semakin emosi dan mencoba memukuli Wildan. Wildan selalu mengelak. Ia hanya sekali kena tonjok yang membuat hidungnya mengeluarkan darah.

"Cuma ini yang lo bisa?" Wildan terkekeh sambil membersihkan darah yang bercucuran.

Wildan tertawa melihat darah yang berjatuhan. Dengan kesalnya mulai menarik lengan lelaki tersebut dan memukuli lelaki itu hingga babak belur. Menendang, memukul dan membanting lelaki tersebut menjadi satu.

Lelaki itu terkapar tak berdaya.

Satpam segera datang untuk melerai.

"Bawa dia pak, usir saja. Dia mau menodai anak perempuan yang mabuk, wanita itu bukan istrinya." Wildan menunjuk ke lelaki kekar yang barusan berkelahi dengannya sembari memegang bibirnya yang sudah memar akibat di tinju lelaki tadi. Wildan berdari sembari membenarkan bajunya yang sudah kusut.

Satpam membawa pria yang hampir babak belur tersebut keluar hotel. Wildan mendekati wanita yang tergeletak dilantai. Bajunya sangat terbuka dan tampak kedinginan. Wildan ditemani beberapa Staff Hotel yang berjaga untuk mengamankan sang wanita. Tiba-tiba, Wildan berinisiatif membuka jaketnya dan memasangkan jaket miliknya di wanita yang terbaring itu.

"Mbak, apakah ada jilbab cadangan?" tanya Wildan ke Kasir.

"Ada sih Mas. Tapi, untuk saya pulang nanti," jawab mbak kasir.

"Saya beli deh. Berapa? 50ribu boleh? Atau 100ribu? Saya mau nutupi aurat Mbaknya. Kasihan, nanti semakin banyak yang datang," Wildan menatap sekeliling yang dilirik oleh beberapa anak-anak nakal yang bermain di hotel.

Kasir tersebut mengangguk dan memberikan jilbab barunya ke Wildan.

"Berapa?" tanya Wildan.

"Nggak usah Mas, saya ikhlas. MasyaAllah sekali Mas nya."

ALEANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang