ALEANO [END]

42. Bonus.

2022.

Setelah melihat kepergian orang begitu saya sayangi. Hari-hari yang saya jalani benar-benar tidak begitu menyenangkan. Padahal saya sangat bersemangat bahkan untuk hal kecil sekalipun.

Masih terpikir dan terlintas dibenak. Bagaimana kamu tertidur lelap setelah membaca dua kalimat syahadat.

Icha, apakah di alam sana kamu memperhatikan bagaimana kondisi saya setelah kepergianmu?

2019.

Saya melihatmu dibawa pergi menuju ke rumah akhirmu. Saya benar-benar tidak sanggup ketika melihatmu pergi begitu saja padahal tak banyak yang saya bagikan soalmu. Kenapa kisahmu selalu mengelilingi semesta saya? Pikiran saya hanya soalmu.

"Cha, apa kau tahu? Saya selalu mengingat jelas semua tentangmu hingga detik ini. Bagaikan Idhar Syafawi yang begitu sangat jelas bagi saya."

Melihatmu dibawa dan digotong seperti itu. Membuat saya berpikir banyak hal, apakah ini semua salah saya? Salah saya karena seharusnya tidak sepatutnya saya memberikan kamu untuk bersama Hasan? Apakah jika kamu bersama dengan saya, kamu akan baik-baik saja, Cha?

Saya benar-benar beruntung pernah berada didalam hatimu. Walau hanya sementara.

Cha, tunggu saya di Surga ya?

Saya akan menunjukkan padamu bahwa saya baik-baik saja selama ditinggalkanmu.

(Dokumentasi Icha dan Om Faisal.)

"Kepergianmu benar-benar menyisakan sesak dan tangis dalam tubuh saya. Seharusnya, saya bisa mengucapkan kata cinta sebanyak-banyaknya jika tahu kau akan segera pergi meninggalkan saya. Harusnya saya mengatakan 1 juta kata perhari agar tidak semenyesek ini. Kenapa harus sesek ketika mengingat segala hal tentangmu, Cha?"

2022.

Saya aman. Hanya hati saya yang tidak aman.