10. "Icha membuat saya memikirkan hal yang tak seharusnya saya pikirkan."

750 133 22
                                    

Wildan kembali ke kamarnya. Ia melirik Hasan yang duduk di sofa. Namun, segera melewati Hasan tanpa menyapanya.

"Dan, lo tadi ke kamar Icha kan?"

Wildan mengangguk sambil meminum air putih dari botol minum miliknya yang sudah ia masukkan kedalam kulkas, ia menutup Kulkas hotel itu dengan perlahan. "Kenapa?"

"Icha tadi nyariin lo."

"Yaudah biarin aja." Jawab Wildan cetus.

Wildan beranjak dari depan kulkas. Ia duduk disebelah Hasan. Mengambil roti yang sudah diolesi Hasan selai kacang dan satunya selai coklat. Namun, yang Wildan ambil yang diolesi selai kacang.

"Semangat debat nanti. Lo belajar kan?" tanya Hasan yang tak dijawab oleh Wildan. Wildan asik menggigit rotinya dan meminum teh hangat yang sudah dibikin oleh Hasan. Wildan hanya berdehem.

Jawaban Wildan sedari tadi hanya 'Iya' dan 'Hm' sama menggeleng jika pertanyaan Hasan salah.

"Lo kenapa sih?"

Hasan tampak risih dengan perilaku Wildan hari ini. Dia tampak begitu putus asa.

"San," panggil Wildan yang membuat Hasan langsung menoleh dan menjawab panggilan dari Wildan.

"Iya, ada apa? Bilang aja ada apa? Bakal gua bantu! Lo mau tanya apa?" Tanya Hasan antusias.

"Gua salah kah berbuat baik ke semua wanita?" Wildan masih mengunyah rotinya sambil menoleh ke arah Hasan, berharap Hasan segera memberikan jawaban.

"Nggak bro, selama ada niat baik bukan hanya untuk cari perhatian." jawab Hasan.

"Gua serasa bajingan banget," Jawaban Wildan kali ini sukses membuat Hasan hampir mengomel. "Serba salah bro." sambung Wildan.

"Ya mau gimana, namanya lelaki. Harus mau dianggap salah atau benar. Kita hanya pilihan tempat untuk para wanita hadir." jawab Hasan.

Wildan membenturkan kepalanya di meja makan sebanyak 2x. Kali ini Wildan benar benar terngiang-ngiang dengan perkataan Icha.

3 jam lagi debat akan dimulai, namun perasaan Wildan lagi unmood parah.

----

3 jam kemudian. Hari ini sangat ramai yang hadir untuk menonton. Ada dari kalangan SMA dan kalangan fakultas lainnya. Kali ini tema debat yang dipakai benar-benar rumit. Namun score yang didapatkan tim Wildan sangat tinggi dikarenakan Wildan menjawab dan menyanggah semua jawaban dari tim lawan dengan gesit. Dia seperti bukan Wildan mungkin dikarenakan dia lagi kesal.

Perdebatan kali ini dimenangkan oleh Tim Wildan. Namun Wildan tampak tidak senang dengan kemenangannya. Dia memutuskan untuk segera pulang setelah memperoleh juara 1.

"Wildan?"

Bahkan panggilan dosen pun tidak menghentikan langkahnya. Icha hanya melirik Wildan merasa bersalah dengan apa yang dia ucapkan tadi pagi.

"Hasan," panggil Icha.

"Hm?" Hasan mendekat ke arah Icha.

"Boleh Icha nanya sesuatu?" tanya Icha.

"Tentu, mau tanya apa Cha?"

"Mengenai Wildan... Emang benar ya Wildan baik ke semua wanita hanya untuk mencari perhatian?" Icha agak gugup menanyakan hal itu.

Hasan memberikan respon dengan sedikit tertawa.

"Wildan memang begitu dari sejak keluar MTS dia bilang kalau nggak mau nyakitin hati wanita dengan lisannya. Makanya dia lembut dan berhati-hati mengatakan sesuatu," jelas Hasan.

ALEANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang