Bab 2 - We're Already Know but...

10.8K 1K 55
                                    

"Apa itu tadi?"

Napas Betty terengah-engah, di antara kaget dan karena ciuman hebat yang berhasil membuat napasnya kehabisan.

"Jangan-jangan ada orang yang masih belum pulang?" tanya Betty panik. Bisa gawat kalau sampai ada orang yang melihatnya berciuman dengan seorang pria di kantor pula.

Jason Alvaro tersenyum samar, wajahnya terlihat tenang sama sekali tidak terganggu. Pria itu mendesah kemudian mengusap bibirnya sendiri. Dengan santai Jason mengambil ponselnya dari saku celana, ada dua pesan dari Nayara.

Nayara: Udah selesai. Tungguin.

: Gue naek taksi online.

Menurut Jason, karakter perempuan itu mudah ditebak, salah satunya Nayara. Dari kata, 'Gue naek taksi online' sudah menjabarkan bahwa gadis itu melihatnya bersama Betty.

Mungkin itu jauh lebih baik...

Jason tidak mau kehilangan Nayara sebagai seorang sahabat, semakin gadis itu melihat kebrengsekan dirinya, semakin mudah baginya melupakan Jason. Maka dari itu, hubungan mereka akan baik-baik saja. Apakah permintaannya terlalu egois? Jason rasa tidak. Karena Nayara memang tidak pantas mencintai laki-laki bajingan sepertinya, dia pantas mendapatkan yang lebih baik.

***

Sesampainya Jason di rumahnya sendiri, ia melihat Nayara sedang berbincang akrab dengan ibunya sembari menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Padahal gue udah nungguin lu sejam di kantor, tapi malah kesini duluan," kata Jason sambil berjalan mendekati posisi Nayara berdiri. Nayara memutar matanya jengkel.

"Kamu udah dateng?" sambut ibunya dengan senyuman lebar. Jason mencium pipi kiri ibunya.

"Hmm, barusan," kata Jason, matanya teralih ke arah Nayara yang terlihat mengacuhkan keberadaan Jason secara terang-terangan.

"Tadi Naya bilang kamu ada urusan, makanya dia dateng ke sini sendiri. Ini ceritanya kok beda ya? Jangan-jangan kalian berdua ribut lagi," kata ibunya seraya memandang Nayara dan Jason bergantian dengan menyipitkan mata.

"Nay bilang gitu?" tanya Jason pada ibunya.

Delina menghela napas pelan, ia menoleh pada Nayara meminta tanggapan.

Dasar Jason sialan...

"Dia lagi sama temennya, aku pikir mungkin lebih baik pulang sendiri daripada nungguin dia. Tante tau sendiri Jason itu mulutnya kayak bebek, kalau cerita sama orang gak tau caranya berhenti," kata Nayara akhirnya karena tidak mau menimbulkan kecurigaan Delin.

Jason terbahak tidak percaya. "Dasar pembully," desisnya menggelengkan kepala.

"Kalian berdua ini dari dulu gak berubah deh, sama-sama egois, sama-sama baperan, dan sama-sama suka keributan," ujar Delin tidak habis pikir.

"Yang suka keributan itu Nayara, Ma. Aku kan kalem, baik, dan penyayang," balas Jason membanggakan dirinya sendiri. Biasanya kalau Jason sudah menunjukkan kenarsisannya, Nayara pasti sudah membuka mulutnya untuk memprotes atau membanting barang ke kepala Jason agar laki-laki itu sadar apa yang dikatakannya merupakan pembohongan publik. Namun kali ini rupanya suasana hati Nayara sedang berada dalam keadaan yang luar biasa buruk, ia sama sekali tidak mengatakan apa-apa.

Delin menyadari itu, ia menduga mereka berdua berada dalam masalah yang serius. Mungkin ia akan mencari tahunya nanti. "Udah deh udah, kamu cowok mulutnya kayak cewek deh, cerewet. Mending bawa nih makanan ke meja makan, Papa kamu daritadi ngeluh mulu kelaperan," cetus Delin sembari menyuruh Jason membawa makanan ke meja makan.

Why Did I Fall in Love With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang