Bab 29 - Jerk

10.7K 960 129
                                    

"Sesilia ngehubungin gue kemaren," cetusnya.

"What?" Rafael Alvaro memekik tidak percaya begitu mendengar ucapan Jason.

"Setelah ninggalin lu di pelampinan? Sesilia emang kacau otaknya," kata Rafael sama sekali tidak habis pikir. Setelah membuat keluarga mereka hampir hancur, gadis itu tiba-tiba saja menghubungi Jason tanpa pikir panjang? Keren juga nyalinya.

Mendapatkan pesan dari mantan kekasih sebenarnya bukan hal baru atau aneh bagi Jason. Namun menurutnya, Sesilia tidak layak disebut mantan yang bisa dimaafkan setelah apa yang gadis itu lakukan padanya. Jason berharap gadis itu tidak perlu menghubunginya lagi dan menghilang selamanya.

"Gue hampir mati karena patah hati, enak banget dia dateng dan pergi kek kupu-kupu," Jason mendengus kesal. Ia kembali melemparkan bola baseball miliknya ke dinding dengan tenaga ekstra. Meluapkan emosi sekaligus kekesalan yang hanya membuat beban pikiran kepalanya semakin menumpuk.

"Ouch!" teriakan membahana karena bola baseball itu malah memantul mengenai bagian perut seseorang. Tubuhnya membungkuk ke bawah dan mengambil bola itu di lantai. Jason memejamkan mata, bola itu memantul ke salah orang.

"Ini kantor apa lapangan baseball?" desisnya sinis. Nayara berjalan mendekati Jason lalu memberikan bola itu padanya. Jason mengambilnya tanpa kata-kata.

Mereka berdua memang ada janji makan siang bersama sebagai permintaan maaf Nayara yang tidak sempat menerima ajakan makan siang dengan Jason kemarin karena ia memiliki urusan pribadi yang lain.

"Nay, lu udah balik dari Jepang?" tanya Rafael kaget. Kapan gadis ini kembali? Lalu kenapa Jason tidak mengatakan apa-apa padanya? Ini aneh sekali. Jangan-jangan hubungan mereka berdua bermasalah.

"He-eh. Sorry ya Al, gue gak sempet dateng ke nikahan lu itu. Tapi gue sempet denger kalau cewek lu kabur, gue turut berduka cita sama kalian cowok-cowok yang ngerasa bisa memetik bintang buat ceweknya, tapi ceweknya malah feminis radikal," ucap Nayara yang berupa sindirian telak pada dua pria tampan yang menyedihkan. Terutama Jason yang kini sedang melirik kepadanya seolah meminta gadis itu menutup mulutnya sebentar saja.

"It's okay." Rafael mengangkat bahu, sudah biasa menghadapi sikap Nayara yang blak-blakkan itu.

"Oh iya, kebetulan lu di sini. Gue mau nanya pendapat lu tentang hadiah ulangtahun yang disukain cewek. Ulangtahun istri gue sebentar lagi soalnya, 18 Juli," kata Rafael meminta saran.

"18 Juli? Bukannya itu ulangtahun si cinta pertama lu?" tanya Nayara bingung. Kali ini Jason menyentuh tangan Nayara untuk mengingatkan.

Rafael berdeham, sepertinya Jason tidak menceritakan secara spesifik mengenai perempuan mana yang menjadi pengganti calon istrinya yang kabur.

Paham akan kode yang diberikan Jason padanya, gadis itu segera menghempaskan tangannya yang disentuh laki-laki itu lalu berkata, "Oke, anggap aja itu privasi."

"Istri lu ini tipikal romantis atau dingin?" tanya Nayara kemudian.

"Dia itu... agak unik. Dia juga ceria, humoris, dan friendly. Gue kadang gak bisa nebak apa yang ada dipikiran dia," kata Rafael dalam senyum.

Romansa menjengkelkan. Orang gila pun tahu kalau Rafael menyukai objek yang ia maksud. Siapa perempuan hebat itu yang mampu membolak-balik perasaan Rafael yang sulit ditembus perempuan manapun. "Padahal gue ke sini bukan mau liat orang lagi kasmaran," gumamnya pelan. Jason tersenyum kecil melihat respon Nayara yang terlihat jengkel.

"Itu artinya istri lu bukan kategori cewek yang ribet. Gimana kalau beliin dia kalung berlian gitu? Atau gak kasih dia saham satu persen. Semua cewek suka duit, kalau kalian cerai kan setidaknya hadiah ulang tahunnya gak gosong," kata Nayara malah melantur kemana-mana. Jason menoyor kepala Nayara gemas.

Why Did I Fall in Love With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang