Bab 31 - Spoiler

9.6K 926 70
                                    

Kadang kala manusia merindukan masa lalu, bukan? Entah itu perasaannya, deru angin, aroma, keindahannya, dan bagaimana dirimu menyempurnakan sebuah hari tanpa khawatir esok akan berakhir. Perasaan semacam itu memang sering menyiksa ketika kau tak lagi menghadapi kenyataan yang sama. Seperti yang dialami Jason sekarang.

Layaknya spoiler, yang dimana Jason sudah tahu bagaimana akhir dari cerita yang sedang berlangsung. Semuanya persis yang ia inginkan sejak dulu, namun anehnya ia merasa dunianya telah menghilang. Sesak, dingin, dan semu. Lalu ia bertanya pada dirinya sendiri, sebenarnya apa yang ia inginkan? Kenapa dirinya begitu serakah?

"Biasalah dosen baru, lagi semangat mengebu-ngebu dan rela mengabdi pada mahasiswa. Jadi dia sibuk banget, semua kelas di hari kerja dia ambil, bahkan hari sabtu juga tetep ngajar dia," celotehan Syahfara di meja makan membuat semua orang berdecak kagum.

"Udah lima bulan kan Nayara jadi dosen. Baru dari mananya?" gerutu Delin Alvaro yang duduk di samping Jason.

"Masih baru itu. Entar pas udah dua tahun, tiga tahun, empat tahun, mulai deh ngerasa capek dan berhenti terlalu idealis," sahut Denise sembari terkekeh kecil.

Sebenarnya berkumpul bersama dengan ibu-ibu dan membiarkan para bapak-bapak memasak, bukan rencana terbaik bagi Jason untuk mengisi akhir pekannya. Sungguh, niatnya hanya ingin berkunjung dan menginap beberapa hari di rumahnya untuk mencari suasana baru—siapa tahu ia bisa bertemu Nayara— tapi malah diseret paksa agar ikut berkumpul di halaman belakang rumahnya. Hanya dirinya pula. Sendirian. Dan ia juga baru tahu, kalau Nayara sudah pindah ke apartemennya. Gadis itu sama sekali tidak mengabarinya, ia akan menjawab kalau Jason yang bertanya lebih dulu.

"Gakpapa kan Son nemenin tante-tante di hari minggu," ujar Denise yang menyadari Jason yang tampak tertekan sembari membuat saus barbeku untuk ayam yang sedang dipanggang oleh ayah Nayara dan ayah Jason, sedangkan suami Denise—ayah dari Rafael Alvaro—tengah menyiapkan minuman segar di dapur.

Jason tersenyum kecil. "Anak cewek emang harus bantu emaknya di hari minggu, Tan," katanya setengah menyindir.

Syahfara tertawa mendengar jawaban Jason. "Emang kacau si Delin dari dulu, pas Jason kelas lima SD dia suka nyuruh Jason belajar masak, bebenah rumah, dan nyuci baju," kata Syahfara sembari menggeleng-geleng tidak habis pikir.

"Emang ngerjain pekerjaan rumah harus cewek aja? Cowok juga perlu. Walaupun ada si Bibi, Jason juga harus belajar, nanti kalau dia punya istri kan misalnya asisten rumah tangganya libur gitu, dia bisa jadi asisten rumah tangga cadangan," ujar Delin berdalih.

Syahfara menganga tidak percaya. "Tega banget Lin," ujarnya.

Jason menjentikkan jarinya membenarkan. "Iya kan, Tan? Bahkan dulu aku pernah denger rumor kalau sebenernya aku anak tiri dari selingkuhan Papa," seru Jason mengebu-ngebu. Delin langsung memukul mulut anaknya agar berhenti bicara yang tidak-tidak.

"Sembarangan! Papa kamu itu setia, emangnya kamu suka ganti-ganti pacar," cetus Delin kesal.

Khairil meletakkan ayam panggang di meja dan tersenyum geli. "Abaikan aja omongan Mama kamu. Dulu Mama kamu juga suka mainin hati Papa, Son. Ada kali tiga kali Papa diselingkuhin Mama kamu," curhat Khairil kepada anaknya.

Jason menutup mulut terkejut. "Seriusan, Pa? Ya ampun, apakah ini yang dinamakan turun-menurun," katanya seraya melihat ke arah ibunya yang gelagapan.

"Kamu itu ya Pa, malah buka aib istri," geram Delin kesal. Bisa-bisanya sang suami mengumbar kesalahan dirinya di masa lalu.

"Terus Papa kenapa mau bertahan sama Mama? Kok mau-maunya diselingkuhin?" tanya Jason penasaran.

"Karena Om berharap Tante Delin bakal berubah," sahut seseorang tiba-tiba. Semua mata teralih pada suara ceria itu, mereka berseru ketika melihat seorang perempuan menggunakan jeans berwarna putih dan kaus berwarna putih pula menenteng paper bag berisi makanan.

Why Did I Fall in Love With You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang