Jason Alvaro tidak bisa tidur sepanjang malam karena kepulangan Nayara ke Indonesia. Di satu sisi ia senang, namun di satu sisi lagi ia merasa bimbang. Gadis itu terlihat berbeda, seperti bukan Nayara yang selalu di sampingnya. Apakah terlalu lama di Jepang membuat banyak perubahan pada diri Nayara?
"Gue lupa minta nomor telepon dia lagi," gumam Jason sembari menatap layar ponselnya yang menyala dalam kegelapan. Laki-laki itu membuka galeri foto di ponselnya, bibirnya tersenyum ketika melihat banyaknya foto Nayara di ponselnya. Diam-diam Jason berdoa dalam hati, semoga apa yang dikatakan gadis itu saat di kafe benar adanya, kalau hubungan persahabatan mereka baik-baik saja. Walaupun kini Jason merasa asing dengan Nayara yang ditemuinya siang tadi, laki-laki itu melihat pancaran mata yang berubah. Tapi kemudian ia menggelengkan kepala, ia hanya akan memercayai ucapan Nayara kalau mereka tetap bersahabat, tidak ada yang berubah atau memang ia tidak ingin semuanya berubah.
***
Sekitar pukul sembilan pagi Jason mendatangi rumah Nayara untuk berkunjung sekaligus membicarakan niat gadis itu yang ingin mengecek apartemennya. Karena niatnya itu, Jason telah memutuskan kalau ia akan cuti selama satu hari.
Begitu ia sampai di depan rumah Nayara, Natasya—kakak Nayara—menyambutnya dengan dahi mengerut.
"Halo Kak," sapa Jason ramah.
"Ooh halo," balas Natasya ragu.
Jason membasahi bibirnya lalu memberikan senyum terbaiknya kepada Natasya. "Nayara-nya ada, Kak?" tanya Jason langsung.
"Nayara?" Natasya terlihat bingung. "Dia gak ada di rumah, Son. Tadi dia pergi pagi-pagi banget, katanya mau ketemu temen-temennya," jelas Natasya.
Jason terkejut mendengar ucapan Natasya. Nayara tidak ada di rumah? Padahal kemarin Nayara bilang bagaimana esok harinya saja, tapi gadis itu malah tidak ada di rumah.
"Apa dia bilang siapa orangnya?" kata Jason merasa aneh karena Nayara memang nyaris tidak memiliki seorang teman, kalaupun ada, Jason pasti tahu orangnya.
"Gue gak denger jelas dia mau ketemu siapa sih..." Natasya menggantungkan ucapannya karena ia kebingungan memberikan jawaban pada Jason.
"Natasya, siapa yang dateng?" Tiba-tiba saja seruan dari dalam rumah terdengar, Syahfara muncul dengan wajah terkejut ketika tahu siapa tamu yang berkunjung pagi-pagi ke rumahnya. Jason sendiri segera menghampiri Delin untuk mencium tangan.
"Nyariin Nayara ya? Masih kangen sama sahabat yang baru pulang?" goda Syahfara tersenyum cerah.
Jason tertawa. "Iya Tan, kita ada rencana mau ke apartemen dia hari ini tapi kata Kak Natasya, Nayara pergi pagi-pagi banget ketemu temennya," balas Jason.
Syahfara mengangguk membenarkan. "Iya tadi Nayara bilang kalau dia mau sarapan sama temen-temennya dari Jepang juga di salah satu restoran di hotel tempat temennya nginep sementara waktu. Tsk apa ya namanya, oh iya, Hotel Savero," jelas Syahfara diluar dugaan. Sejak kapan Nayara suka memberitahu kemana ia pergi kepada ibunya? Dari dulu cuma Jason yang selalu tahu kemana Nayara pergi, bahkan Syahfara-lah yang selalu menanyakan dimana anaknya itu kepada Jason.
"Emangnya dia gak bilang sama kamu ya Son?" tanya Syahfara heran. "Biasanya dia suka laporan sama kamu," sambung Syahfara yang dibenarkan Jason.
"Kemarin Jason lupa gak minta nomor telepon Nayara, Tan. Jadinya dia mungkin bingung bilangnya sama aku," jawab Jason.
"Lho?" Syahfara bingung. "Nayara tau nomor kamu kok, Son. Tante sempet ngirim nomor kamu ke Nayara pas dia masih di bandara kemaren, soalnya takut dia keburu naek taksi gitu. Dia juga baca pesan itu," lanjut Syahfara yang agak menohok hati Jason. Lalu kenapa gadis itu tidak menghubunginya ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did I Fall in Love With You (END)
Ficción GeneralPesona Jason Alvaro ternyata mampu menembus benteng Nayara Pratista yang ia buat sejak dulu. Nayara pikir ia tidak akan mungkin mencintai tetangga sekaligus sahabatnya sendiri. Bagaimanapun juga Jason bukan orang yang pantas dicintai perempuan mana...