✎ 07. Fear

274 46 6
                                    

Kaus hitam yang sangat mirip dengan milik Sam ditemukan Joonhyuk dari dalam lemari itu. Kaus tersebut sampai dibentangkan lebar-lebar di hadapannya untuk diamati.

Mulai dari bahan, model, hingga merek, semuanya mirip dengan milik anaknya.

"Kalau benar iya, kenapa bisa ada di sini?" pikir Joonhyuk, heran.

Kaus hitam memang banyak, tapi apa mungkin Hyunjin memiliki kaus ber-merk sama seperti Sam? Harganya saja bisa memenuhi kebutuhan harian mereka selama 1 bulan.

"Ada di sana?" Isi pikirannya dibuyarkan oleh suara Eugene di belakang.

"I-iya, ada." Tangan gugup itu buru-buru menyampirkan kaus tersebut di hanger, takut Eugene berpikir tidak-tidak terhadapnya karena terlalu lama di sana.

"Ini," Joonhyuk menyodorkan syalnya setibanya di sana. Ia berusaha fokus selama terapi berlangsung--walaupun yang ada dipikirannya lagi-lagi Sam, dan kaus itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Sam, tunggu!"

Hyunjin yang tengah berjalan ke ruang loker seketika menoleh, mendapati sosok temannya tengah berlari terengah-engah mengejarnya.

"Lo bawa laptop gak? Gue mau periksa tugas di flashdisk ini." terang Han, sembari menunjukkan flashdisk merah yang kini diapit kedua jarinya.

"Di loker, sebentar." Hyunjin membuka lokernya. Ia mengeluarkan tas laptop, dan langsung memberikannya pada Han.

Namun Hyunjin tak langsung menutupnya ketika kedua matanya menangkap beberapa note, lem serta flashdisk di dalam loker tersebut. Note yang tertempel di balik pintu memperlihatkan beberapa umpatan cukup kasar. Yang paling menjadi fokus Hyunjin adalah note berwarna merah yang tertulis tanpa nama pengirim.

"Aku tak menyangka akan satu sekolah dengan manusia paling cupu di dunia. Aku harap kamu lenyap dari hadapanku sekarang juga."

Sam dibully? Tapi kok beda ya sama yang diceritain Om Joonhyuk? benak Hyunjin merasa janggal.

Tepukan mendarat di bahunya, mengejutkan si pemilik bahu yang kini buru-buru mengantungi flashdisk, dan menutup lokernya.

"Ngagetin, aja lo! Punya mulut kan? Manggil dulu kek. Susana aja minta sate manggil abangnya dulu."

"Lagian lama-lama disitu, naber? Ke toilet gih, jangan di sini. Nanti gue cebokin pake kaki."

"Shut up, gay." balas Hyunjin santai, sembari menempelkan telunjuknya di bibir.

"Sam, kayaknya bibir lo bakal nambah lima senti hari ini." Han menahan tangannya yang sudah gatal ingin menampar anggota tubuh Hyunjin yang berwarna pinky itu.

Disappear ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang