✎ 12. Behind School

257 43 19
                                    

Hyunjin meregangkan tulang-tulangnya yang kaku setelah berjam-jam duduk di bangku taman. Mereka baru saja kembali dari sana. Hyunjin yang ditinggal Jeongin ke kamar mandi sudah tak sabar ingin segera tidur sehingga ia menghampiri ruang lembap itu sambil mengusap wajahnya.

Srak srak

Senyum smirk terbit ketika ia mendengar suara orang menggosok gigi di dalam sana. Ia pun bergegas mengambil handuk dan menyusul masuk ke dalam, dengan jahilnya ia melempar handuk ke punggung Jeongin yang hanya memakai celana boxer.

Sementara dari cermin, Jeongin hanya membalas dengan tatapan tajam sambil terus menggosok giginya.

"Jangan ditelen pastanya." celetuk Hyunjin, mengingat rasa favorit Jeongin sama dengan rasa pasta gigi itu. Jeongin melihat dari ekor matanya jika pria itu mendekati wastafel untuk sikat gigi juga di sampingnya.

Kali ini Jeongin tak diam saja, ia menepuk pantat Hyunjin. Hyunjin yang sedang mengoleskan pasta gigi tentu tak mengira serangan itu, jadi ia telat menghindar. Tawa yang lebih muda kemudian menggelegar, namun sayangnya busa masih memenuhi mulutnya, sehingga buih itupun tersembur ke wajah Hyunjin.

"Maaf," Tak ayal, tawa Jeongin semakin keras. Ia membersihkan wajah Hyunjin yang sekarang tampak cemberut.

"Tapi bener juga, kamu bilang kan aku gak boleh nelen pastanya." ujar Jeongin pura-pura sibuk berpikir. Membuat pria di sampingnya mendelik.

"Ohh, kamu mau main-main ya,"

Hyunjin cepat-cepat menggosok giginya dan bersiap menyemburnya, namun Jeongin menutup mulut Hyunjin dengan tangannya. Sehingga Jeongin harus buru-buru menyudahi kegiatannya dan mencuci tangannya, kemudian kabur. Namun ternyata Hyunjin mengejar hingga keluar kamar mandi.

"Kak, ampun!" pekik Jeongin sambil berlari. Namun Hyunjin tak mendengarkan, pria itu masih mengejar di belakang.

"Ampun, aku nyerah." ujar Jeongin berakhir meringkuk di atas kasur sambil menutup matanya.

Hyunjin geleng-geleng. "Aku mau ambil handuk ku." Dagunya menunjuk pada benda yang menggantung di bahu Jeongin. Pria itu pun membuka matanya, lalu tersenyum kikuk dan memberikan handuk itu.

Sebelum punggung Hyunjin terhalang tembok, Jeongin mengingatkan. "Jangan lama-lama,"

"Siapp!"

"Siapp!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kok gak bangunin aku?" Pria berambut caramel, berseragam rapih, melempar tanya pada salah satu penghuni meja makan.

"Semalem kakak gak langsung tidur, aku liat kamu ngelukis dulu. Mau bangunin, takut masih ngantuk."

Hyunjin menggaruk tengkuknya, kemudian menarik kursi untuk duduk. "Hmm, aku gak bisa tidur."

"Tapi sejak kapan Kakak suka ngelukis?"

Hyunjin terdiam, tatapan matanya sudah terkunci pada Jeongin, sehingga ia sulit untuk mengelak.

Disappear ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang