✎ 22. Destiny

198 29 9
                                    

"But if you loved me
Why did you leave me?"

Play song:
All i want - Kodaline

Tentu saja Hyunjin terkejut melihat kedatangannya yang tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tentu saja Hyunjin terkejut melihat kedatangannya yang tiba-tiba. Apalagi sekarang tangannya dicengkeram paksa.

"Om, lepas!" Joonhyuk menulikan telinga dan tetap menarik Hyunjin, cengkeraman itu baru terlepas saat di depan pintu mobil.

Hyunjin membalas tatapan tajam dari Joonhyuk, membuktikan bahwa ia tidak takut lagi. "Baru mencari Sam, ya? Saat dia ada, Anda menyiksanya. Mau Anda apa?"

"Diam anak kecil, kau tahu apa? Aku mendidik anak ku dan bertanggungjawab, tidak seperti ayahmu."

Hyunjin mendengkus lucu. "Aku tahu apa? Yang ku tahu kau hanya pria kasar yang tidak pernah bercermin. Kau selalu menyalahkan orang lain atas semua kemalangan di hidupmu."

"Ternyata benar, seharusnya aku tidak pernah menghalangi ayahmu untuk membunuh mu." Joonhyuk menodongkan pistol tepat di pelipis Hyunjin, membuat Hyunjin spontan mengangkat kedua tangannya di udara. Menembak adalah pekerjaannya sehari-hari, tak sulit bagi Joonhyuk menghabisi satu nyawa saja.

Ternyata Mama benar, Papa memang salah satu orang yang ingin melihat ku lenyap.

Melihat Hyunjin menunduk, Joonhyuk menyeringai sembari mendekat. "Kau tau apa kesalahanmu? Salahmu adalah mengetahui terlalu banyak. Semoga di kehidupan berikutnya kau lebih bisa menjaga mulut mu." Telunjuknya siaga menekan pelatuk, bahkan pistol itu sudah dirematnya kencang. Tinggal menghitung mundur, peluru itu meluncur menembus kepala.

Di detik terakhir sebelum pelatuknya ditekan, "Tunggu!" Hyunjin menyela. Nyaris saja, untung ia tepat waktu. "Jika Anda membunuh saya, maka sama saja Anda tidak mau melihat Sam lagi, dan kau gagal menjadi ayah yang bertanggung jawab."

Telunjuk Joonhyuk melonggar, sementara dahinya mengernyit mencerna maksud Hyunjin. Tak lama, ponselnya berdering, membuat pemiliknya berdecak dan terpaksa memasukkan pistol kembali.

"Selamat sore, kami dari pihak kepolisian memohon kehadiran bapak untuk membicarakan barang bukti lain yang baru ditemukan."

Joonhyuk melirik Hyunjin tajam. "Baiklah, saya segera ke sana."

Teleponnya ditutup. Tanpa aba-aba, pria kepala tiga itu langsung menarik Hyunjin masuk ke mobilnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Disappear ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang