"Hari ada ulangan harian, kan? Kamu harus dapet nilai sempurna, Jeongin. Selisih kamu gak jauh beda dari Felix." ucap Joonhyuk memperingati. Tangannya sibuk menyetir kendaraan yang mereka tumpangi menuju Sekolah.
"Iya, Pah." Jeongin menjawab seadanya.
"Oya, untuk semalam, Papa minta maaf karena gak ngasih tau kamu soal kepulangan Sam. Papa cuma gak mau ganggu waktu les kamu aja."
"It's okay." Lagi, Jeongin bersikap sok acuh dengan pandangan ke luar jendela.
Sam gak les juga?
Sebersit pertanyaan muncul di benak Hyunjin dan tertahan di mulutnya. Kemarin, saat seharian mencari tahu kehidupan Sam lewat ponsel peninggalannya, Sam memang lekat dengan pandangan "berandal" dari orang-orang. Bahkan, ayahnya sendiri mengecapnya seperti itu. Hyunjin jadi semakin penasaran, sebenarnya apa yang menjadi motif hilangnya Sam?
Murni kehendaknya sendiri, atau ada orang lain yang menculiknya?
"Oh ya,"
Hyunjin melihat Jeongin mengobrak-abrik isi tasnya, mengambil buku catatan dari dalamnya untuk diberikan pada Hyunjin.
"Nih, aku pinjemin catetan. Lumayan, masih ada waktu buat belajar."
"Jeongin, kamu gak boleh ngasih celah buat saingan kamu." ucap Joonhyuk menyela, membuat Hyunjin tak jadi memanjangkan tangannya.
"Kembalikan catatan kamu ke dalam tas." gertak Joonhyuk dengan nada dingin dan datar khasnya. Bahkan tanpa menoleh ke belakang.
Tahu mood Joonhyuk mulai memburuk, Jeongin memilih menurut dengan memasukkan kembali buku-bukunya.
Rasa kesal merundung ketika matanya tak sengaja berkontak dengan mata Joonhyuk yang melihat ke arahnya dari spion tengah. Jeongin hanya tak habis pikir dengan tingkah ayahnya yang masih saja strict, padahal penyebab hilangnya Sam 2 bulan lalu bisa jadi karena sifatnya itu.
"Jeong!!" panggilan Hyunjin sukses memekakkan telinga si pelamun. Saat mengecek keadaan di luar jendela, rupanya mereka sudah tiba di Sekolah. Tatapannya memang mengarah ke jendela sejak tadi, namun pikirannya melayang ke mana-mana. Ia tak benar-benar memperhatikan keadaan di luar.
"Eh? Udah sampe?" Jeongin meraih tasnya, dan keluar dari sana. Berdiri di samping Hyunjin yang sekarang sedang menatap orang yang duduk di kursi sopir dengan jendela setengah terbuka.
"Inget, jangan ngecewain Papa!" pekik Joonhyuk dari dalam mobil, usai mengantar kedua anaknya.
Jeongin memaksa senyum. "Pasti!" balas Jeongin dari gerbang menatap mobil itu, sampai akhirnya kendaraan tersebut pergi dari hadapan mereka.
"Yuk," Jeongin mendahului Hyunjin. Mereka berjalan sembari melihat-lihat situasi sekitar. Melintasi lorong panjang yang membawa mereka menuju Kelas.
Mungkin bagi Jeongin, hidupnya akan kembali normal dengan adanya Sam, tapi bagi Hyunjin, ini benar-benar petaka. Bayang-bayang kengerian memenuhi benaknya. Bagaimana jika ia tak dapat mempertahankan topengnya? Sungguh, ia tak pernah bermaksud menipu orang-orang, tapi apa nantinya alasan itu akan diterima?
"Yang Sam!" Hyunjin tersadar dan langsung mendongak ketika pria pemilik suara berat yang berdiri tak jauh dari posisinya, berlari ke arahnya, dan memeluknya ala-ala cowok cool.
Siapa dia? Benak Hyunjin di balik senyumnya.
"Anjir, udah 2 bulan lo ngilang, ke mana aja? Untung gak 9 bulan, kalo iya udah brojol tuh yang ada di dalem perut." Pria itu menepuk-nepuk bahunya setelah menunjuk perut Hyunjin dengan dagunya, lalu merangkulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappear ✔
Hayran Kurguft. Hyunjin & Jeongin Mereka ibarat bunglon yang menyamarkan dirinya dengan warna lain. Warna yang sebenarnya tidak ingin mereka miliki. Highest rank: #1 in Hyperthymesia #1 in Hyunin #14 in Jeongin #1 in Berbakat ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈ ✎ Start : 040122 ...