04. Kamar Baru

174K 14.6K 1.1K
                                    

Selamat membacaa..
Jangan lupa vote ⭐ komen apa aja juga boleh..🤗

🍭🍭🍭

"Aaaa.. Mommy..!"
Oliv berusaha turun dari gendongan Daddy nya dan berlari menuju Elena. Memeluk tubuh Elena sambil menyembunyikan wajahnya.

Kelakuan gadis kecil tersebut tidak luput dari pandangan Nevan. Apakah wajahnya terlihat menakutkan..? Kenapa gadis itu langsung manangis ketakutan setelah melihatnya..?

"Mm.. sayang, bisa kamu lepas jas dokter mu..? Oliv sangat takut melihat benda itu." Jelas Elena sambil tersenyum hangat kepada Nevan. Dia tahu Nevan adalah salah satu putra Theo, terlihat dari wajah mereka yang sedikit mirip.

"Oh.. tentu."
Nevan segera melepas jas dokter nya dan memasukkan kedalam tas yang ia bawa.

"Oh.. adik abang takut sama dokter ternyataa.."

"Enggak. Oliv nggak takut tuh. Tapi Oliv nggak berani aja kalo ketemu dokter. Dokternya jahat, Oliv nggak suka."

Jawab Oliv sambil menatap Eric yang sempat mengejeknya tadi. Membuat mereka tertawa mendengar jawaban polos adik mereka.

"Itu sama saja sayang.."
Nevan memberanikan diri mendekati gadis yang ternyata akan menjadi adiknya. Lucunyaaa..

"Abang siapa..?"
Tanya Oliv yang masih terus memeluk Mommy nya.

"Nama abang, Nevan. Abang anaknya Daddy Theo yang kedua."

"Anaknya Daddy..? Abangnya Oliv dong..!" Gadis itu terlihat berbinar binar ketika mengetahui abangnya bertambah satu.

"Gendong abang..!"
Pinta Oliv sambil mendongak menatap Nevan dan merentangkan kedua tangannya.

Dengan senang hati Nevan menggendong adik kecilnya. Dapat ia lihat ketiga saudara dan Daddy nya mendengus melihat Oliv yang mau bermanja manja padanya.

"Princess.. katanya tadi nggak suka sama dokter..? Kok sekarang mau digendong  dokter..?"

Oliv yang mendengar perkataan Melvin langsung menatap Nevan sambil memiringkan wajahnya, kemudian menggeleng.

"Bang Nevan kan nggak pake putih putih, jadi bang Nevan bukan dokter. Iya kan abang..?"

Nevan segera mengangguk dan mecium pipi chubby milik Oliv.

"Ayo abang nonton TV.."

Mereka pun beranjak menuju ruang tengah dan meninggalkan orangtua mereka di ruang makan.

"Sini duduk sama abang .."
Sesampainya diruang tengah, Nevan meminta Oliv agar duduk di pangkuannya. Itu dia lakukan supaya ia bisa memeriksa tangan adiknya yang terluka.

Ya, tadi Ansel sudah memberi kode kepandanya dengan mengangkat jari telunjuk kirinya sambil menunjuk Oliv dengan kepalanya. Dan benar saja ketika ia melihat tangan adiknya, terdapat plester berwarna pink.

"Ini tangannya kenapa princess..?"
Tanya Nevan sambil menyentuh pelan jari Oliv. Sedangkan satu tangan yang lain untuk memegang susu kotak yang diberikan Mommy nya.

"Tadi kena pisau pas bantu Mommy masak."
Jawab Oliv sambil lalu karena terlalu serius menonton kartun kesukaannya.

"Wah, rajin sekali adik abang."

Dengan perlahan Nevan melepas plester tersebut. Karena tidak baik jika terlalu lama manggunakan plester seperti ini. Akan lebih baik membiarkan lukanya mengering dengan sendirinya.

"Abang kok di lepas..? Nanti darahnya keluar lagi lohh.."
Ucap Oliv sok tahu.

"Enggak papa sayang.. kan udah nggak ada darahnya. Biarin gini aja ya, kalo ditutup terus nanti nggak sembuh sembuh."

"Mm.."
Gumam Oliv sambil menganggukan kepalanya. Tampak matanya yang menyipit karena mulai merasa mengantuk.

Nevan yang menyadari itu segera menyenderkan kepala Oliv pada bahunya sambil mengelus elus rambut adiknya.

Beberapa menit kemudian terdengar nafas Oliv yang teratur. Mereka ber empat yang melihat itu tersenyum hangat. Tidak sabar membawa adik mereka untuk tinggal bersama.

🍭🍭🍭

Tinggal menunggu tiga hari lagi Theo dan Elena akan menggelar pernikahan. Kemarin mereka sudah memilih cincin, baju pengantin, decor, dan segala sesuatu yang bersangkutan dengan pernikahan mereka bersama.

Dan siang ini, Theo mengajak Elena untuk makan siang bersama di salah satu restoran miliknya.

Setelah lima menit menunggu, ia tersenyum melihat calon istrinya berjalan masuk restoran dengan menggandeng gadis kecil berseragam Junior High School yang memegang susu kotak di tangan kanannya.

"Daddyy..!!"
Seru Oliv riang sambil melambaikan tangannya. Dan menuntun Mommy nya agar cepat berjalan menuju Daddy nya yang sudah berdiri menyambut mereka.

"Hay princess.. bagaimana sekolahnya hari ini..?"
Tanya Theo sambil mencium kedua pipi Oliv. Setelah itu mencium kening Elena sedikit lama. Tentu saja itu membuat pipi nya bersemu merah. Meskipun sudah beberapa kali Theo melakukan itu padanya.

"Seru dong Dad.. soalnya hari ini pulang lebih awal. Jadi bisa makan sama Daddy sama Mommy."
Jawab Oliv dengan semangatnya. Membuat Elena dan Theo tersenyum.

"Udah pesen makan belum..?"
Kali ini Elena yang bertanya. Karena ia tidak melihat ada makanan yang tersaji di meja mereka.

"Sudah.. aku sengaja memesankan lebih awal agar kalian tidak perlu menunggu terlalu lama.."

Elena mengangguk. Dan beberapa menit kemudian, berbagai macam makanan tersaji memenuhi meja yang mereka pakai. Membuat Oliv yang melihat itu melebarkan matanya. Apakah mereka bertiga bisa menghabiskan ini semua..?

"Adek mau makan apa..?"

"Oliv mau spageti boleh nggak Mom..?"

Tanya Oliv hati hati. Karena ia tahu Elena jarang mengizinkannya memakan segala sesuatu yang berbau mie.

"Boleh.. tapi jangan terlalu banyak ya.."
Jawab Elena sambil mengambilkan spageti untuk putrinya.

Dengan semangat Oliv mengangguk dan mulai makan dengan lahap. Begitupun dengan Theo dan Elena.

"Dad, besok Oliv sama Mommy mau dekor ulang kamar Oliv. Iya kan Mom..?"
Ditengah acara makan mereka Oliv memulai percakapan.

"Oh ya..? Kenapa memangnya..?"
Tanya Theo kepada Elena.

"Dia ingin kamar nya ditata ulang dari awal. Katanya sudah bosan dengan kamar nya yang sekarang."

"Kenapa tidak membuat kamar baru di mansion Daddy saja, sayang..?"

Theo pikir, toh sebentar lagi mereka akan tinggal bersama di mansion nya. Dan Oliv bisa mendekor kamar sesuai keinginanya sendiri.

"Hm..? Kenapa harus di mansion Daddy..?"

Tanya Oliv sambil memiringkan kepalanya, jangan lupakan bibirnya yang belepotan terkena saus dari spageti nya.

"Kan besok kalo Mom sama Dad menikah kita tinggal di mansion Daddy sayang."
Jelas Elena sambil membersihkan bibir Oliv dengan tissu.

"Bareng abang abang juga..?"

"Iya dong.. jadi nanti Princess tinggal bilang ke Daddy mau kamar yang kaya apa.. biar nanti Daddy yang urus."

Tentu dengan senang hati Theo akan menyiapkan kamar putrinya. Ia juga akan mencari orang yang ahli dalam bidang tersebut agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.

"Boleh Dad..?"
Tanya Oliv yang tampak sangat senang.

"Boleh dong.. jadi Princess mau kamar yang kaya gimana..?"

Melihat Oliv yang tampak sangat senang membuat hatinya menjadi hangat. Ia berjanji akan menjaga senyum itu bagaimanapun caranya.

"Kalo gitu Oliv mau buat rumaahhh.."

🍭🍭🍭

Makasih buat yang udah baca..

Bantu aku dapetin ribuan pembaca yaa..😜

08 Agust 2021

Our Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang