34. Kantor Daddy

80.7K 11.9K 1.1K
                                    

Selamat membaca..

Jangan lupa vote ⭐ ya.. komen apa aja juga boleh..🤗

Kalo ada typo tolong dikoreksi..👍

🍭🍭🍭

"Hm..?"

"Semua sudah selesai tuan."

"Bagus."

Theo mematikan sambungan telponnya dengan Edwin. Kemudian ia mengambil remote televisi yang ada di ruangannya dan menyalakan benda elektronik tersebut.

" Dikabarkan pewaris tunggal keluarga Nicolas yang bernama Alfero Haris Nicolas, telah mengalami kecelakaan pada pukul 02.00 dini hari. Di duga kecelakaan dikarenakan korban menyetir dalam keadaan mabuk, sepulang dari club malam. Akibat kecelakaan ini korban dinyatakan mengalami koma oleh dokter yang menangani..."

Setelah puas mendengar kabar tersebut, Theo mematikan televisi itu. Senyum miring tercetak dengan jelas di bibirnya.

Siapa pun yang berani membuat putrinya menangis, akan mendapat balasan yang lebih dari apa yang mereka perbuat.

🍭🍭🍭

Sudah dibilang bukan, jika Oliv tidak akan betah berlama lama marah pada seseorang? Terbukti pulang sekolah ini ia sudah menggandeng tangan abangnya lagi.

"Abang, habis ini abang mau basket ya?"

Tanya Oliv yang berjalan di samping abangnya menuju halaman depan sekolah.

"Iya, jadi nanti setelah nganter adek pulang, abang balik lagi kesini."

Oliv mengangguk angguk mengerti.

"Loh, kok Uncle Edwin kesini?"

Tanya Eric yang melihat Edwin berdiri disamping mobil. Membuat Oliv membulatkan matanya, astaga ia baru ingat jika ia yang meminta Unclenya menjemputnya siang ini.

"Oliv lupa abang! Tadi pagi Oliv minta dijemput sama Uncle kesayangan."

"Kenapa?"

"Kan tadi pagi Oliv masih marah sama abang."

Jawab Oliv dengan sangat jujur. Sedangkan Edwin hanya bisa menghela nafas.

"Yaudah deh, adek mau pulang sama Uncle aja?"

"He'em, abang langsung main basket aja."

"Oke, hati hati ya. Nanti kalo udah sampe rumah kabari abang.."

Oliv mengangguk dan melambaikan tangannya, kemudian pergi menuju Unclenya.

Dengan sopan Edwin membuka pintu penumpang bagian depan, karena itu adalah tempat favorit Oliv jika berpergian selama ini.

"Makasih Uncle."

"Sama sama Nona."

Selama di perjalanan pulang, Oliv terus bercerita tentang kesehariannya di sekolah. Termasuk nilai ualangnnya yang mendapat nilai seratus pun tak lupa ia ceritakan.

"Uncle, Daddy ada di mansion apa di kantor?"

"Sepertinya tadi Tuan ke kantor Nona, karena akan ada rapat siang ini."

"Oliv mau ketemu Daddy, Uncle! Ayo kita ke kantor.."

"Eh, apakah tidak apa apa Nona?"

"Nggak papa. Kan Oliv anaknya Daddy."

Jawab Oliv polos membuat Edwin tersenyum, kemudian menuruti kemauan Nona mudanya ini.

Sesampainya di kantor pusat milik keluarga Hernandez, Oliv turun dan menggandeng tangan Unclenya menuju lift.

Our Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang