50. Permintaan Maaf

81.4K 12.5K 2.3K
                                    

Selamat membacaa..

Jangan lupa vote ⭐ ya.. komen apa aja juga boleh..🤗

Kalo ada typo tolong di koreksi..👍

🍭🍭🍭

Ansel baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Semalam ia memang memutuskan untuk tinggal di kantor daripada pulang. Meskipun badannya sudah terasa segar, mata sayunya tidak bisa berbohong.

Semalam ia tidak memejamkan matanya sama sekali. Ia terus merasa bersalah dan gelisah setelah melukai adiknya kemarin siang. Ia juga terus menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian adiknya dari mansion.

Bagaimana pun juga, itu semua adalah salahnya. Maka dari itu, ia menyusul adiknya di rumah Kenzo. Ia berharap, adiknya akan memaafkan kesalahannya kali ini.

Dengan kecepatan diatas rata-rata, Ansel melajukan mobilnya menuju mansion. Ia harus segera menyingkirkan Kayla, yang baru ia ketahui sebagai dalang dari semua kejadian ini sebelum gadis itu membuat masalah lain.

Ketika mobilnya sudah masuk ke dalam mansion, matanya mendapati mobil Eric terparkir dengan rapi disana.

Bukankah Eric dan Melvin menginap di apartement tadi malam? Jadi untuk apa mereka berada di mansion sepagi ini?

Tidak ingin lebih penasaran, akhirnya Ansel masuk ke dalam dan mendapati sebuah pemandangan di hadapannya.

Di depannya kini tampak Eric dan Melvin yang sedang mengeluarkan amarah mereka pada Kayla. Sepertinya mereka juga sudah tahu..

Plak!

"Kok kakak nampar aku?!"

Tanya Kayla yang baru saja turun dari kamarnya dan langsung mendapat tamparan dari Melvin.

"Setelah apa yang lo lakuin ke adek gue, lo masih nanya kenapa gue nampar lo?"

Jawab Melvin dengan tatapan tajamnya.

"Kak Melvin ngomongin apa sih? Aku tahu Oliv pergi kemarin, tapi kenapa jadi aku yang disalahin?"

Tanya Kayla dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Satu tangannya juga masih memegang bekas tamparan yang baru saja ia dapatkan.

"Nggak usah sok nggak tahu, Lo!"

"Tap-"

"LO PIKIR GUE NGGAK TAHU APA YANG LO LAKUIN KEMARIN, HAH?!"

Dengan tiba-tiba Eric maju dan mencengkram kerah baju Kayla dengan erat. Tidak dapat ia pungkiri, hal ini mengingatkannya pada kejadian tahun lalu.

"GUE MUAK LIHAT WAJAH LO DI MANSION INI! KALO BUKAN KARENA DADDY YANG NERIMA LO DISINI, UDAH DARI DULU GUE NGUSIR LO!"

"Kak.. E-ericc.."

Wajah Kayla mulai memerah, nafasnya mulai memburu karena cengkraman Eric yang tidak main-main.

"Setelah bunuh Mommy gue, sekarang lo nargetin adek gue.. gitu kan rencana lo?"

Tanya Eric dengan matanya yang berkaca-kaca. Hatinya selalu terluka setiap ia mengingat Mommynya yang telah meninggal.

Ia sudah mengetahui kebenaran itu sejak lama, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak akan ada yang mempercayai ucapannya. Ingin melapor pada polisi pun, umurnya belum legal saat itu. Melvin juga memilih memendam luka batin itu sendiri.

Hal itulah yang membuat ia merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tidak dapat membalaskan kematian Mommynya.

Tapi kini, ia akan membuka suara. Tidak peduli jika tidak akan ada yang percaya padanya, ia tetap akan membalas semua perbuatan sepupu dan tantenya.

Our Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang