44. Menyampaikan Pesan

69.9K 10.5K 538
                                    

Selamat membacaa..

Jangan lupa vote ⭐ ya.. komen apa aja juga boleh..🤗

Kalo ada typo tolong di koreksi..👍

🍭🍭🍭

Tatapan cemas terlihat jelas dari mata anggota keluarga Hernandez yang berada di kamar Oliv. Pagi ini, mereka melewatkan sarapan bersama karena menunggu Princess kecil mereka bangun dari tidurnya.

Mereka sengaja tidak membangunkan Oliv karena tahu jika semalam gadis itu tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Sedari tadi Elena terus mengelus-elus rambut halus putrinya, berharap putrinya segera sembuh dan kembali ceria seperti biasanya.

"Mommy tenang aja, adek pasti baik-baik aja."

Ucap Melvin sambil mengulurkan tangannya dan menggenggam erat telapak tangan sang Mommy yang sedang gelisah.

Elena tersenyum tipis menjawab ucapan Melvin.

"Eghh.."

Secara perlahan Oliv membuka matanya.

"Daddy.."

Ucap Oliv ketika tidak mendapati sang Daddy disampingnya. Langsung saja ia bangun dari tidurnya dan merubah posisinya menjadi duduk. Kepalanya menjelajahi kamar dan berusaha mencari seseorang yang sedang ia cari.

"Hiks, hiks.. Daddy!"

"Eh, kenapa sayang? Daddy baru mandi. Tunggu sebentar ya."

Jawab Elena sembil menenangkan anak gadisnya.

"Mau Daddy, Mommy.."

"Iya.. sebentar. Daddy kan baru mandi. Nanti Daddy bau kalo nggak mandi dulu."

Elena pun menghapus air mata yang masih mengalir di pipi Oliv.

"Abang panggilin Daddy dulu ya, tapi adek nggak boleh nangis lagi."

Tawar Eric yang segera keluar setelah mendapat anggukan dari Oliv.

Tidak lama setelah Eric keluar, pemuda itu kembali bersama sang Daddy yang sudah terlihat segar.

"Daddy..!"

Oliv yang melihat Daddynya datang pun langsung mengangkat tangannya berharap segera mendapat pelukan dari Theo.

"Putri Daddy udah bangun? Pusing nggak?"

Tanya Theo yang sudah mengangkat Oliv dalam pangkuannya. Oliv yang ditanya pun hanya mengangguk lemah. Selain pusing, badannya pun terasa panas dan tidak nyaman. Jadilah ia hanya diam di pelukan Daddynya.

"Makan dulu ya.. itu udah dibawain makan sama bang Ansel."

Ucap Elena yang menerima nampan dari Ansel. Tadi setelah tahu jika adiknya sudah bangun, Ansel segera turun kebawah dan mengambil sarapan untuk Oliv.

"Nggak mau."

Ucap Oliv dengan suara lirihnya.

"Sedikit aja deh. Nanti keburu dokter Reina kesini loh.. adek nanti di marahin kalo belum makan."

Jawab Theo sedikit menakut-nakuti putrinya. Lagi pula tidak mungkin ia membiarkan putrinya dimarahi oleh orang lain. Sekalipun itu dokter pribadinya.

"Oliv mau Daddy.."

Ucap Oliv pelan, bahkan sekarang suaranya bergetar karena menahan tangis.

"Kan udah sama Daddy, makan dulu ya dek. Sini abang suapin."

Kali ini Nevan yang berbicara kepada adiknya.

"Mau Daddy.."

Ucap Oliv lagi, yang kini membuat mereka semua bingung. Bukankah adik mereka sudah bersama sang Daddy? Lalu apalagi yang adik mereka inginkan?

Our Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang