32. Lulus Seleksi

80.6K 12.1K 1.2K
                                    

Selamat membacaa..

Jangan lupa vote ⭐ ya.. komen apa aja juga boleh..🤗

Kalo ada typo tolong dikoreksi..👍

🍭🍭🍭

"Stay away from her!"

Kenzo menepis tangan Fero dengan kasar, detik berikutnya ia memeluk Oliv yang sudah menangis dari samping.

"Ohh.. Tuan Muda Kenzo ternyataa. Bagus juga mainan lo."

Ucap Fero dengan menekan kata Tuan Muda, dan menatap Oliv dari atas sampai bawah seakan sedang menilai.

"Boleh lah gue pinjem sehari.."

Tambah Fero dengan kurang ajarnya.

"Gue nggak punya waktu buat nanggepin omongan orang kaya lo!"

Jawab Kenzo dengan tegas. Tanpa menunggu jawaban Fero, Kenzo menggandeng tangan Oliv dengan lembut dan mengajaknya menuju salah satu sisi gedung yang sedikit sepi.

"Lo nggak papa?"

Tanya Kenzo yang kini memakaikan jas hitamnya pada Oliv untuk menutupi bahu gadis tersebut.

Oliv mengangguk untuk menjawab pertanyaan kakak kelasnya itu.

"Udah, nggak usah nangis. Dia nggak bakal ngganggu lo lagi."

"Oliv mau pulang.."

Ucap Oliv sambil mendongak menatap Kenzo dengan mata yang masih berair. Ah, andai situasi kali ini lebih baik mungkin Kenzo akan terus menatap wajah menggemaskan di hadapannya ini.

"Mau gue cariin abang lo?"

"Nggak usah. Daddy, Mommy sama abang baru sibuk sekarang. Kak Kenzo mau nganter Oliv pulang nggak?"

Kenzo tersenyum dan mengangguk. Kemudian mengelus rambut Oliv dengan lembut.

"Yuk."

Oliv membiarkan Kenzo menggandeng tangannya keluar, ia juga merapatkan tubuhnya pada tubuh tegap milik kakak kelasnya ini. Entahlah, Oliv masih merasa takut setelah kejadian yang ia alami tadi.

Langkah mereka berhenti saat Edwin menghadang jalan yang mereka lewati. Tampak Edwin yang menautkan alisnya bingung juga menatap Kenzo dengan sedikit tajam.

"Nona, anda baik baik saja?"

Oliv pun mendongak dan menemukan uncle kesayangannya ada di hadapannya.

"Oliv mau pulang, Uncle."

"Mari saya antar pada tuan muda."

"Enggak usah. Abang abang baru sibuk sekarang, Daddy sama Mommy juga. Oliv pulang sama kak Kenzo aja."

Ucap Oliv dengan suara pelannya. Dia merasa takut, lelah dan mengantuk sekarang. Rasanya ingin segera merebahkan diri di atas kasurnya yang empuk bersama Boba.

"Bagaimana jika Uncle saja yang mengantar Nona pulang?"

Edwin masih berusaha merayu. Ayolah, ia tidak akan membiarkan laki laki lain mendekati Nonanya. Apalagi jika tuannya tahu, bisa mati dia nanti.

"Nggak usah ih. Uncle disini aja, acaranya kan belum selesai. Nanti kalo Daddy nyariin Oliv, tolong bilangin kalo Oliv udah pulang ya Uncle, babay.."

Oliv melambaikan tangannya dan menarik Kenzo menjauh dari Unclenya. Tapi Edwin mengikuti mereka dan memegang bahu Kenzo.

"Pastikan Nona saya sampai di Mansion dengan selamat."

Ucap Edwin dengan datar.

Kenzo mengangguk dan kembali berjalan dengan tangan Oliv masih ia genggam.

Our Little SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang