Breathless 22

2K 414 143
                                    

Voment ya^^

Muka masam Baekhyun sudah tercetak paten bahkan sejak mereka memulai perjalanan dari rumah. Hari ini agenda piknik yang Yebin rencanakan sukses digelar oleh perempuan itu. Dari semua yang ada disana, Yebinlah yang terlihat paling antusias dan itu jelas berbanding terbalik dengan sosok Baekhyun yang menampakan aura paling suram.

Bukan tidak ada yang menyadari gelagat jengkel pria itu, hanya saja semua memilih mengabaikan. Apalagi Yebin yang bahkan tidak sungkan dan tanggung mengejek kakak kandungnya itu tanpa perasaan. Sengaja saja, karena bagi Yebin, Baekhyun terlalu kekanakan untuk ukuran pria yang sudah akan menjadi seorang ayah.

"Ya! Oppaㅡbisakah kau menyingkirkan ekspresi menyebalkanmu itu? Kau merusak suasana sekali tahu!" Yebin berkacak pinggang setelah mengangkut beberapa keranjang makanan, dan di sampingnya ada Sehun juga Darren yang baru saja bekerjasama memasang tenda sederhana, "Kau ini ku ajak piknik, bukan ku ajak berperang! Jangan membuat kami merasa membullymu begitu. Heish!"

"Piknik kepalamu!" Balas Baekhyun sengit lalu beranjak menjauhkan diri ke tepi sungai tanpa mengacuhkan tatapan Jira padanya.

Sehun mendekatkan bibirnya di telinga Yebin untuk berbisik, "Hei bodoh! Kau bercanda ya?"

"Apa?!" Tanya Yebin mendongak pada Sehun.

"Ini betulan perang tahu!" Sehun mengedikan kepala pada sosok Je A dan Darren yang bercanda di dekat mobil, lalu beralih pada sosok Baekhyun yang memunggungi mereka disana. Tatapannya diikuti Yebin juga, "Perang batin."

Yebin mendesahkan napas frustasi yang panjang. Ia melempar pandangan pada sosok Jira yang tertawa melihat Je A dan Darren.

"Perlu hujan untuk dapat melihat pelangi, Hun. Mungkin semua akan terasa menyakitkan sekarang, untuk Je A, Oppa atau bahkan Jira eonni. Tapi bukankah lebih cepat sakit itu dilalui dan diatasi, akan lebih cepat pula kita bisa menyembuhkannya?!" Yebin melempar tatapan sendunya pada Sehun, "Aku harus kembali ke Jepang, dan kau tidak mungkin 24 jam bersama Je A. Aku tidak bisa mempercayakan Je A pada Oppa lagi. Untuk menjaga perasaannya sendiri saja tidak bisa, apalagi perasaan istrinya dan Je A."

Sehun tahu apa yang Yebin maksudkan. Senyum samarnya terukir, lalu menepuk bahu sahabatnya itu menenangkan.

"Jangan terlalu dipikirkan. Ayo bergabung, nanti Jira noona curiga." Ajak Sehun dan menggandeng tangan Yebin menuju Jira.

Jira menunduk manatap kotak bekal berisi jajaran pie apel di tangannya. Itu makanan favorit Baekhyun yang sengaja dia buat agar barangkali bisa mengurangi kekesalan pria itu. Sayangnya, niatnya itu tidak berhasil. Disana, Baekhyun masih setia menyimpan kekesalannya seorang diri. Melampiaskannya dengan melempari batu ke sungai dengan ancang agar melambung sejauh mungkin melawan angin.

"Eonni, mau kemana?" Tanya Je A saat melihat Jira yang bangkit hati-hati sembari membawa kotak makan di tangannya.

Senyum lembut Jira terukir, menatap Baekhyun seolah memberi jawaban tersirat dari sana pada Je A. Sementara Je A yang mengikuti arah tatapan itu termenung di samping Darren yang juga menatap di objek yang sama.

"Kalian nikmati saja makanannya, aku akan mencoba membujuknya." Kata Jira diakhiri senyuman dan melangkah menghampiri Baekhyun.

Suara desau angin yang bersahutan membuat Baekhyun tak menyadari hadirnya sang istri. Tangannya mengepal menggenggam kerikil yang siap diancangnya mengudara.

"Sialan!" Makinya penuh amarah saat melempar batu itu ke tengah sungai yang beriak deras. "HeishㅡJira~ya?"

Baekhyun tersentak saat melihat Jira berdiri mematung dengan tatapan lurus menatapnya dari belakang. Ia meraih kedua bahu istrinya memastikan sesuatu.

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang