Breathless 27

1.7K 324 211
                                    

Voment ya^^

Je A menatapi jendela kafe dengan sorot menerawang jauh. Musim dingin telah tiba dan salju sudah lebih sering turun menghiasi ranting pohon juga jalanan sekitar Seoul. Meski jam sudah menunjukan pukul sembilan malam dengan udara sedingin ini, trotoar masih dipenuhi pejalan kaki yang mengenakan mantel tebal dan syal untuk menghangatkan tubuh mereka sebelum sampai pada tujuan.

"Akhir pekan, salju turun, dan aku bisa meramal kita akan pulang terlambat malam ini." Cibir Gain yang berhasil menarik Je A dari lamunannya.

Xize terkekeh, "Bagus kan? Lagi pula mau apa kau di rumah? Kekasih untuk diajak berpelukan juga tidak punya."

Tawa kecil Darren dan Je A bersatu saat melihat Gain memukul lengan Xize dengan kesal.

"Memangnya akhir pekan harus dihabiskan dengan seseorang yang bisa dipeluk? Cih!" Gain berkacak pinggang sok galak, "Itu hanya pemikiran manusia tidak mandiri dan kesepian. Benar kan, Je?"

Merasa jawabannya diperlukan, Je A hanya mengacungkan ibu jarinya. Lagipula ia setuju. Aturan dari siapa yang berkata bahwa akhir pekan atau hari libur harus dilewati bersama seseorang yang bisa dipeluk? Terkadang Xize menjadi aneh dengan pemikirannya.

"Betul!" Je A menatap penuh cibiran pada Xize, "Dasar manusia kesepian."

"Yaa!!" Seru Xize tidak terima yang justru semakin dibuat kesal saat Je A dan Gain berhighfive.

Darren menggelengkan kepala, "Sudah-sudah! Kalian lupa Chanyeol hyung ada di atas? Ada pelanggan datang, cepat ke tempatmu, Xize."

Masih sembari mendumal, Xize berbalik arah siap membuatkan pesanan setelah melotot pada Gain. Sementara itu, Je A sendiri sibuk mencatat pesanan pelanggan dengan ramah sebelum Darren mendekatinya.

"Aku mengantar minuman ini pada Chanyeol hyung dulu." Pamit Darren yang diangguki Je A.

Berbelok ke arah satu pintu yang menjadi ruangan pribadi Chanyeol, Darren mengetuk beberapa kali sebelum masuk kesana dan melihat kakak sepupunya itu tengah mendongak dari layar komputernya.

"Hyung, kau sibuk?"

"Ah, tidak. Aku hanya mengontrol CCTV karena Xize berkata bahwa beberapa kali ada pria aneh yang sering lewat di depan kafe dan mengganggu orang lewat." Chanyeol terlihat mengerutkan alis saat kembali menatap layar komputernya, "Kau pernah melihatnya?"

Darren memang sempat diberi tahu Xize dan Gain, tapi ia belum pernah melihat rupa pria itu langsung. Lantas ia menggeleng menjawab Chanyeol.

"Belum pernah melihatnya langsung. Tapi sepertinya, dia tidak pernah sampai berbuat rusuh disini."

Chanyeol mengangguk lalu menyeruput latte yang baru saja Darren antarkan untuknya, "Baiklah, kalau ada apa-apa, hubungi polisi segera. Aku khawatir jika pria itu bisa saja mengganggu Je A, Gain dan Soye seandainya kau atau Xize tidak ada disini."

"Hmm." Darren mengerling pada layar komputer Chanyeol yang menampakan video CCTV kafe mereka, "Aku keluar."

"Darren." Panggil Chanyeol tetap fokus pada layar komputernya, "Kakak Je A itu datang ke kafe?"

Sejenak Darren menyerapi pertanyaan Chanyeol. Alisnya mengernyit saat menatap kakak sepupunya itu. Ia masih mencerna arah pembicaraan mereka sebentar lagi.

"Ya, kakak perempuan Je A datang dan pria itu menjemputnya."

"Lalu?"

Tubuh Darren menghadap penuh pada Chanyeol yang terlihat terlarut dalam pikirannya sendiri meski baru saja melempar pertanyaan.

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang