Breathless 20

5.2K 1.3K 810
                                    

VOMENT YAK^^
Aku seneng bgt keramaian komen dipart kemarin. Pertahankan gaiss^^ vote doloee baru spammmm wkwkwk

Suara melengking yang berasal dari arah pintu membuat Je A tersentak dan menjauhkan diri dari Darren dengan cepat. Kedua bola matanya sontak melebar saat melihat sang empunya suara itu. Ia benar-benar tak bisa menggerakkan tubuh saking terkejutnya. Belum lagi sorot nyalang yang tertuju padanya itu seolah sengaja ditodongkan padanya agar membuatnya terpaku.

Tapi berbeda dengan Je A, Darren justru menampakan wajah tenang. Tidak ada ekspresi apapun meski tak dipungkiri bahwa ia sempat tersentak dalam duduknya. Waktunya benar-benar tepat sekali.

"Opㅡpa." panggil Je A terbata.

"Kenapa dia disini?" Tanya Baekhyun saat mendapati sosok Yebin datang dari arah dapur. Nada suaranya menuntut sebuah jawaban karena Je A tetap diam.

Paham tentang apa yang ditanyakan oleh kakaknya membuat Yebin meringis mengejek untuk sesaat. Tidak lama, ekspresinya berubah sinis dan dibuat untuk terlihat sangat muak. Benar-benar muak.

"Bertamu." Yebin mendengus jengah. "Memangnya oppa pikir apalagi? Membangun rumah?"

Kepala Yebin mengangguk cepat saat bibir Baekhyun hendak terbuka untuk menyerapahinya.

"AH!! YA YA. Membangun rumah tangga bersama Je A." Yebin tertawa puas. "Aku benar kan, Darren?! WAH TENTU SAJA!" Ejeknya semakin menjadi.

"Byun Yebin!" Seru Baekhyun kesal. Candaan Yebin sama sekali tidak lucu untuk ia dengar.

Baekhyun kembali mengarahkan tatapannya pada Je A yang masih meresapi keterkejutannya.

"Ya! Jika aku tidak datang apa yang akan kau lakukan dengan bocah itu?!!" tanya Baekhyun geram.

Je A membuka dan menutup mulutnya, kehilangan susunan kata. Apa Baekhyun baru saja menuduhnya berbuat yang tidak-tidak? Mendadak, ia menjadi kesal.

"Ya!" Je A berdiri dalam hentakan cepat, wajahnya bersungut marah. "Jangan menuduh sembarangan. Oppa pikir kami sedang apa?!"

"Aku tidak buta dan wahㅡ" Baekhyun mendongak dan membuang napasnya ke udara sebelum kembali memandang Je A.

"Kami tidak berbuat apapun. Hyung jangan salah paham." Tukas Darren membantu Je A.

"Kau ini baru pulang kenapa marah-marah?!" Tegur Jira tak kalah sengit. Ia menatap Baekhyun sesaat, membalas sorot nyalang yang lelaki itu tunjukan.

Wanita Han itu meraih tas dan jas kerja Baekhyun sebelum meminta suaminya untuk segera membersihkan diri dan bersiap makan malam. Ia membuang napas, menoleh sebentar pada Yebin yang mencebik untuk menanggapi tatapan tajam Baekhyun. Sikap Baekhyun yang seperti ini sudah sangat ia duga akan terjadi. Tapi karena dia memang ingin memastikan, maka ia setuju dengan apa yang Yebin usulkan. Dengan tenang, Jira melunakkan pandangannya.

"Kau ini baru datang sudah marah-marah saja. Cepat mandi dan bersiap makan malam." Kata Jira lugas.

Baekhyun menampakan wajah tidak terima.

"Tapiㅡ"

"Byun Baekhyun. Tolong." Mohon Jira dengan nada lelah.

Mendengar itu membuat Baekhyun membuang pandangannya ke lain arah selain Jira. Ia merasa marah, hari ini pikirannya sangat kacau dan berharap saat pulang kerumah, perasaannya akan menjadi lebih baik. Tapi ternyata ia salah, sesuatu yang tidak ingin dilihatnya malah menjadi pemandangan pertama saat ia membuka pintu.

Kekacauan yang melingkupi hatinya saat ini tidak bisa mengalahkan logikanya untuk ingin bersikap tenang dan menanggapi permohonan istrinya seperti biasa. Ekspresi yang Jira tunjukan tidak mampu membuat perasaan marahnya melihat Je A dan Darren menjadi menguap. Lantas, tanpa menyanggah lagi, Baekhyun memilih enyah dari ruang tamu dan melangkah menuju kamar.

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang