Breathless 09

6.9K 1.8K 716
                                    

Vote ya^^

Berhubung mata kuliah pertama dimulai pukul delapan, Je A bergabung di meja makan tanpa mandi terlebih dahulu. Ia hanya membasuh wajah ala kadarnya dan menyusul Yebin yang sudah mendahuluinya. Sedari tadi, wanita bermulut lebar itu terus mengganggunya yang sedang tidur. Padahal, ia berniat bangun sedikit terlambat untuk menghindari segala macam pertanyaan juga tatapan penuh intimidasi dari Jira dan kakak ipar kurang kerjaannya itu.

"Je A, kata Baekhyun kau pulang larut?" Tanya Jira setengah berseru saat mendapati adiknya berjalan dengan wajah kuyu menghampiri.

Je A menukikan kedua alisnya sebagai jawaban. Lalu segera mendudukan diri tanpa berniat memandang siapapun. Tanpa melihatpun ia sadar bahwa dirinya telah menjadi pusat perhatian ketiga pasang mata disana.

"Aku sudah mulai bekerja, eonni." Ucap Je A seadanya.

Je A meraih roti tawar, saat berniat meraih botol selai strawberry ia baru sadar bahwa benda itu tepat disamping piring Baekhyun. Sebisa mungkin, ia menahan diri agar bola matanya tidak menatap atau bahkan sekedar melirik pria Byun itu. Namun sayang, indra penglihatannya seolah mengkhianatinya dan malah betulan melirik Baekhyun.

Baekhyun menatap dingin tapi mulutnya tidak bersuara. Ini jelas aneh tapi seakan sadar ada batasan, Je A segera membuang pandangannya. Sorot Baekhyun padanya membuatnya berpikir akan perubahan sikap yang sedikit tapi terasa pada pria itu.

"Kerja dimana, Je?" Tanya Yebin dengan mulut penuhnya.

"Kafe. Dan, eonni." Je A memantabkan diri menatap Jira yang memang memperhatikannya. "Aku akan sering pulang malam karena mendapat jatah shift sore. Pulang kuliah aku akan langsung, jadi janganㅡ"

Suara gebrakan dari gelas yang beradu dengan meja menghentikan kalimat yang akan Je A ucapkan. Itu jelas perbuatan Baekhyun yang tidak perduli dengan respon terkejut tiga wanita disana. Yang pria itu tunjukan justru wajah geram yang membuat kulit wajahnya memerah.

"Kau pikir pulangmu kemarin jam berapa?!" Baekhyun mengatupkan bibir menahan emosi saat mendapati tatapan penuh arti dari Yebin yang terarah padanya. "Jangan khawatir bagaimana maksudmu?!"

Baekhyun mengepalkan tangan saat mengingat percakapannya dengan Yebin beberapa waktu lalu. Semua sikapnya benar-benar dengan alasan jelas. Napasnya tersendat dan dadanya terasa sakit ketika mengambil napas.

"Sejak kapan, oppa tahu?" Yebin menelisik raut gusar Baekhyun dengan sungguh-sungguh. "Sejak dulu?"

Baekhyun menunduk, lalu mengusap wajahnya dengan kasar sebelum kembali menatap adiknya. "Tidak. Beberapa waktu lalu saat aku mendengarnya di depan makam ayah dan ibu."

Mulut Yebin menganga. Tubuhnya menunjukan respon yang tak bisa terelak meski sudah menduga bahwa sikap aneh Baekhyun pada Je A memang berdasar. Ia menelan ludahnya sulit mendengar Baekhyun tak mengelak dugaannya itu.

"Oppa, danㅡwoahh!!" ia membuang napas kasar saatt menyadari suaranya bisa terdengar oleh Jira. "Kau tahu ini dan tetap bersikap begini pada Je A? Kau punya niat lain?"

"Apa maksudmu?!!" Sergah Baekhyun tegas. "Je A adikku juga, sama sepertimu. Apa yang salah dariㅡ"

"Dia mencintaimu dari sebelum kau menikahi kakaknya." Yebin bisa melihat sorot kakaknya meredup. Antara terkejut dan sedih. "Sejak dia sering main kerumah, lalu memperhatikanmu yang patah hati, sampai ibu memintamu menikahi Jira eonni, kakaknya sendiri. Dia menyerahkan cintanya pada kakaknya, menyedihkan kan? Lalu kau bersikap terlalu perduli seolah itu hal biasa?"

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang