Breathless 26

1.6K 339 134
                                    

Voment ya^^

Chanyeol menatapi Je A yang terduduk dengan kepala menunduk dalam di seberang mejanya. Kini mereka berdua tengah berada di rooftop kafe untuk membicarakan laporan keuangan bulanan yang sudah Je A garap beberapa hari terakhir. Tapi, saat semalam Je A mengirimkan padanya, ada beberapa yang perlu Chanyeol tanyakan pada wanita itu karena terlihat kurang maksimal.

Bahkan Chanyeol sengaja datang dari kantor agak lebih sore demi Je A agar wanita itu tidak perlu pulang terlambat mengingat ajakannya bertemu tatap saat ini sepertinya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Sebagai pemilik kafe, Chanyeol tentu perlu mengetahui tentang detail pemasukan setiap bulannya yang pembuatan laporan kalkulasinya tentu sudah menjadi tugas Je A sebagai pegawai kasirnya. Sayangnya, keadaan lesu Je A saat ini membuat Chanyeol bersimpatik sampai hanya ikut terdiam menatapi ubun-ubun kepala pegawainya itu sejak sepuluh menit terakhir.

Seperti yang sudah Chanyeol perhatikan beberapa hari terakhir, dugaannyapun semakin kuat bahwa sepertinya Je A tengah tertekan akan suatu hal yang sepertinya bisa ia tebak tentang apa. Lelah tak diacuhkan, Chanyeol mengetuk meja beberapa kali sampai Je A tersentak dan mendongak.

"Boss, maaf." Je A melotot lalu mengusap wajahnya kasar hingga lantas menegakan tubuh sembari menarik napas dalam merasa panik dan gugup bersamaan, "Apa aku melakukan kesalahanㅡah tentu saja!"

Je A memukul kepalanya sampai Chanyeol terkejut karena bunyinya terdengar cukup keras.

"Ya!" Tegur Chanyeol tak percaya, "Kau ini kenapa? Bahkan aku belum mengatakan apapun, Je."

Tatapan kuyu Je A semakin terlihat kentara. Ada sirat penyesalan yang bisa Chanyeol tangkap dan itu membuatnya buru-buru meluruskan sembari mendorong americanonya yang belum tersentuh ke depan Je A.

"Minum dulu."

"Bossㅡ"

"Minum, Han Je A."

Mendengar nada serius yang jarang Chanyeol suarakan itu membuat Je A tidak bisa menolak. Ia meraih cup americano dingin itu dan meneguknya beberapa kali sebelum kembali menatap sesal pada Chanyeol yang bersandar pada punggung kursi sembari melipat tangan di dada. Tatapannya tidak mengintimidasi, tapi Je A dibuat mati kutu seolah kehilangan seluruh pikirannya untuk entah melakukan apa lagi.

"Laporan yang kau buat agak membingungkanku. Tapi sikapmu beberapa hari terakhir lebih mengkhawatirkanku." Chanyeol bisa melihat Je A menelan ludahnya gugup, "Ada apa denganmu, Je?"

Je A merasa kesulitan menggerakan bibir untuk menjawab. Yang terjadi justru tarikan napasnya yang kian memberat. Melihatnyapun membuat Chanyeol iba.

"Kau ada masalah?"

"Maaf, Boss." Je A menunduk dalam tidak berani menatap Chanyeol, "Tidak seharusnya aku mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Aku tidak fokus, tapiㅡ"

Je A mendongak dan menatap penuh permohonan agar Chanyeol tidak melakukan apa yang ia takutkan. Ia masih butuh pekerjaan untuk menyambung hidup. Jika kali ini Chanyeol hilang sabar atas keadaannya yang selalu membuat susah, Je A yakin bisa tamat riwayat hidupnya.

"Jangan memecatku, kumohon. Aku butuh pekerjaan ini. Aku tidak akanㅡ"

Pergerakan Chanyeol yang menegakan tubuh dan melepas sedekap lengannya di dada membuat Je A menghentikan ucapannya.

"Tidak ada yang akan memecatmu, Je A." Chanyeol menyentil kening Je A kecil, "Aku tanya, apa kau ada masalah? Kau terlihat banyak beban, meski dari awal aku sudah tahu, tapi sejak beberapa hari terakhir kau sampai tidak fokus begini. Apa kau perlu liburㅡ"

"TIDAK! TIDAK!" Potong Je A panik. Jika ia libur lagi, gaji bulan depan pasti tidak akan cukup untuk membayar sewa pun untuk makan sebulan berikutnya, "Aku bisa bekerja. Akuㅡaku hanya sedang memikirkan kakakku."

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang