Breathless 35

1.1K 269 37
                                    

Voment ya^^

Tangis Je A teredam suara angin yang berhembus di taman rumah sakit. Berjam-jam berpikir, otaknya masih terasa sulit mencerna fakta. Ia tidak habis pikir dengan semua yang terjadi saat ini. Ternyata, selain penyakit, Jira menyembunyikan banyak hal yang jauh dari bayangannya. Bukan hanya tentang asal-usulnya, perasaanya pada Baekhyun tapi juga tentang siapa ayah kandung dari anaknya saat ini.

Sehun yang setia duduk di sampingnya hanya terdiam menatap sisi wajah sahabatnya itu. Mungkin zombie kalah menyeramkan dari pada Je A jika dilihat keadaannya sekarang. Tapi Sehun yakin, yang Je A perlu bukan petuah atau kalimat menenangkan lainnya, melainkan ditemani untuk sementara.

Sebagai orang lain pun Sehun terkejut bukan main, apalagi Je A. Tapi perihal tahunya Jira tentang perasaan Baekhyun pada Je A, sejujurnya, Sehun tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun, Jira satu rumah dengan keduanya, terlalu sulit mengelak bahwa perhatian suaminya pada adiknya terlalu berlebihan jika sekedar berhubungan ipar.

"Kau perlu dengar penjelasan Jira Noona, Je." Kata Sehun akhirnya membuka suara, helaian rambut depannya bergoyang bersama angin sembari menatap Je A, "Tentang keluargamu, juga perasaann itu. Kalian sama-sama terlukaㅡtidak, aku tidak membenarkan Noona, hanya saja, semua memang perlu dibicarakan baik-baik. Pasti ada alasan Noona tidak mengatakan perihal kebenaran siapa orang tua kandungmu. Juga kau dengar sendiri, untuk alasan Noona menyembunyikan ketahuannya tentang kau dan pria itu, karena ketakutannya. Jika sampai berhubungan dengan psikiater, kau jelas mengerti bahwa ketakutannya bukan main-main."

Sehun menghela napas panjang dan menghembuskannya sembari menunduk menatap jemarinya, "Kompleks. Rumit. Aku tahu. Aku mengerti kau masih sulit menerimanya, tapi yang harus kau ingat jangan hanya tentang kekecewaanmu saja, ingat juga, Jira Noona begitu menyayangimu selama ini. Karena jika tidakㅡNoona tidak akan mempertahankanmu di sisinya disaat untuk makan sendirian saja ia kesulitan. Bertindaklah saat kau tenang."

Benar.

Ucapan Sehun dapat diterima Je A dengan sadar. Tapi untuk sekarang, ia betulan tak sanggup menemui Jira. Ia takut kalut dan akan menyakiti kakaknya itu dengan perkataannya.

"Aku beri kau waktu. Sepertinya kau memang perlu sendiri untuk berpikir jernih." Sehun mengusap kepala Je A yang mendongak, "Kalau kau berpikir akan lompat dari sini, tunggu akuㅡaku akan memukul kepalamu lebih dulu."

Je A mengatupkan bibir rapat dan menatap jengkel, lalu membiarkan Sehun melangkah pergi diiringi kekehan kecil. Ia kembali menunduk, tapi terdengar suara langkah kaki dari arah belakangnya hingga kepalanya mendongak.

"Katanyaㅡ"

Itu Baekhyun.

Alih-alih menghampiri Je A dan duduk di sebelahnya, Baekhyun justru menuju ke arah tralis. Merogoh sesuatu dari sakunya, dan mengeluarkan benda yang membuat Je A melotot terkejut.

Sejak kapan Baekhyun merokok?

Saat tembakau itu baru terhisap di celah bibirnya yang terkatup, Je A buru-buru menariknya dan membuangnya asal. Tanpa perlawanan, Baekhyun terdiam. Menatap sama kosongnya dengan sang lawan.

"Kau bisa kena masalah merokok disini."

"Ini ruang terbuka."

"Tapiㅡ"

"Kau tahu seberapa sulit kehidupanku sejak kau pergi dari rumah?" Tanya Baekhyun retoris, "Kupikir kau sudah tidak perduli, tapi kau masih seperti ini. A~yaㅡ"

"Aku tidak selayaknya mengatakan ini disaat keadaan sedang sangat rumit untuk kita semua tapi sungguhㅡ" tatapan Baekhyun penuh kesakitan, "Yang ada di kepalakuㅡhanya tentang aku membutuhkanmu."

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang