Breathless 04

6K 1.6K 454
                                    

Voment ya^^

Hari sabtu yang menyebalkan. Begitulah jeritan hati Je A semenjak pagi, dimana ia telah dipaksa dengan telak oleh Jira untuk ikut menginap dirumah mertua kakaknya itu. Karena hal itulah, ia harus membatalkan janjinya pada Sehun untuk bertemu dengan seseorang yang bisa memberikannya pekerjaan paruh waktu. Padahal dia sudah sangat senang bisa mendapat pekerjaan itu, tapi melihat wajah sedih Jira yang mengancam akan batal ke Daejon disaat wanita itu sangat ingin kesana membuat Je A tidak tega.

Disinilah Je A sekarang, duduk pasrah dibangku penumpang belakang mobil Baekhyun yang melaju menuju makam ayah dan ibunya sembari memandang keluar jendela dengan wajah masam. Ia tahu sedang diperhatikan oleh Jira dan Baekhyun melalui kaca spion, tapi abai menjadi pilihan hatinya saat ini. Diam-diam dia menyesali keputusannya yang mau-mau saja luluh dengan wajah memelas Jira.

Tapi mau bagaimana lagi? Jira tetap segalanya bagi Je A. Wanita itu satu-satunya sisa keluarga yang ia miliki setelah ayah dan ibunya pergi ke surga akibat kecelakaan tujuh tahun lalu. Sudah banyak hal yang Jira lakukan untuknya, tanggung jawab orang tua yang seharusnya tidak ditanggung gadis berumur tujuh belas tahun demi menghidupi dirinya sendiri dengan tambahan satu beban nyawa seseorang yang berstatus adiknya telah Jira lakukan demi dirinya.

Je A tersentak saat pintu disampingnya terbuka dan menampakan wajah Baekhyun yang sudah berada di luar mobil sembari membawa dua buket bunga chrysan dan mawar ditangannya.

"Apa yang kau lamunkan sampai tidak sadar jika sudah sampai?" Baekhyun bertanya sembari memberi Je A celah untuk berjalan.

Jira yang berada di sebelah Baekhyun segera menggandeng tangan keduanya dengan berdiri ditengah, kepalanya menoleh pada Je A yang menatap lurus tanpa bersuara.

"A~ya, kita kan akan bertemu ayah dan ibu tapi wajahmu seperti akan berperang?" ucap Jira menggoda.

Baekhyun terkikik mendengarnya, sementara Je A melotot sebelum memaksakan sebuah senyuman yang terkesan dibuat-buat. Lalu ketiganya melangkah melewati jalan setapak menuju area makam yang berada didekat pohon maple. Dengan dibantu Baekhyun, Jira mendudukan dirinya diantara rerumputan setelah meletakan buket bunga pada makan kedua orang tuanya.

"Ayah-Ibu, aku datang bersama Je A dan Baekhyun, suamiku." Ucap Jira sembari menunduk. Ia menumpahkan air matanya tepat ketika lengan Baekhyun merengkuh bahunya.

Dihadapannya Je A hanya terdiam melihat pemandangan itu. Lalu ia kembali mengarahkan atensinya pada dua nisan makam orang tuanya bergantian. Kelopak matanya terpejam, mencoba mengahalau kabut karena genangan air disana.

"Empat bulan lagi kalian akan menjadi kakek dan nenek. Aku bahagia sekali karena memiliki Je A dan Baekhyun disampingku." lanjut Jira sesenggukan, ia menatap Baekhyun dan Je A sesaat lalu mengulas senyum getir sebelum kembali bersuara.

"Mereka menemaniku dan banyak melakukan hal yang membuatku kembali kuat seperti Han Jira yang kalian harapkan. Jangan khawatir, aku dan Je A sudah memiliki Baekhyun yang akan menjaga kami."

Baekhyun mengusap air mata di pipi Jira dan mengangguk. Pria itu tersenyum tulus setelah memberikan kecupan dalam di kening istrinya. Setelahnya, ia menoleh pada Je A yang mengalihkan pandangan seolah enggan siapapun melihat wajah sendunya.

Je A membuang napas kasar melalui bibirnya setelah Baekhyun dan Jira tuntas mengucapkan apa yang mereka ingin bicarakan dengan orang tuanya. Lalu keduanya sudah menghadapnya, seolah bertanya kenapa ia tetap diam.

"Eonni dan oppa bisa kembali ke mobil terlebih dahulu. Beri aku waktu sepuluh menit."

Baekhyun mengeryitkan alis. "Kau tidak berniat pulang diam-diam kan?"

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang