Breathless 12

7.9K 1.7K 473
                                    

Voment Gaes^^

Pagi ini, Je A dibangunkan oleh suara hujan. Ia menoleh ke sisi ranjang lainnya, ternyata Yebin sudah tidak ada disana. Tubuh lelahnya memintanya untuk tetap berbaring, tapi perutnya meraung minta diisi. Dan akhirnya, Je A memilih untuk menuruti pinta perutnya dan bersiap ikut sarapan.

Berhubung tidak ada jadwal kuliah, Je A berniat untuk pergi ke perpustakaan kota setelah hujan reda. Sekedar berjalan-jalan atau merilekskan diri dengan membaca sembari mendengarkan musik seperti kebiasaan yang beberapa waktu terakhir jarang ia lakukan. Ia berjalan mendekati jendela, membuka gordennya dan menatapi hujan dibalik kaca.

Mendung, suasana sendu terasa begitu kuat. Kerlingan manik Je A menatap kosong pada langit gelap. Dan, bibirnya mengulas senyum segaris menyadari bahwa seperti itulah hari-harinya selama ini.

"Jeㅡoh, kau sudah bangun."

Je A menoleh dan melihat Yebin yang berdiri diambang pintu.

"Jira eonni memintaku memanggilmu." lanjut Yebin dan berbalik meninggalkan kamar.

Sepergi Yebin, Je A mengikuti wanita itu. Di meja makan sudah ada Baekhyun yang sibuk dengan ponselnya, tapi anehnya tidak berpenampilan selayaknya orang yang akan bekerja. Hanya memakai trining selutut dan kaos tanpa lengan.

"Oppa tidak bekerja?" tanya Je A sembari mendudukan diri.

Baekhyun menyeruput tehnya, lalu menggumam. "Tidak."

"Tidak biasanya, kenapa?" tanya Je A lagi.

Kali ini Baekhyun mengernyitkan alis. "Tidak biasanya juga kau perduli."

Bibir Je A mencebik, malas menjawab. Lalu Je A menghampiri Jira yang menggelengkan kepala melihat kelakuannya dan Baekhyun. Ia meringis saat mendekati kakaknya itu, berniat membantu memasak.

"Aku ingin membantu." ucap Je A pada Jira. Maniknya mengamati beberapa bahan yang berada disebelah kompor. "Eonni, nanti aku ke perpustakaan, ya?"

"Kau libur ya hari ini?" Tanya Jira saat menyadari bahwa Je A terlihat belum bersiap seperti biasanya. "Kerjamu?"

"Kalau kerja tetap masuk, tapi setelah hujan reda aku akan ke perpustakaan." jelas Je A diakhiri senyuman.

"Ngomong-ngomong ㅡ" Je A mendekati Jira dengan pandangan yang mengarah pada Baekhyun. "Tumben sekali dia tidak bekerja?"

Jira terkekeh. "Tubuhnya sedikit tidak fit. Aku melarangnya."

Je A hanya mengangguk lalu membantu Jira memasukkan beberapa bahan untuk masak ke dalam panci kecil. Setelah matang, Je A berniat membawanya ke atas meja. Perutnya semakin lapar karena masakan Jira selalu lezat.

"Jira~ya, minggu ini jadwal cek up kandungan kan?" tanya Baekhyun sembari menerima mangkuk nasi dari Yebin.

"Iya, tapi tanggalnya masih besok." jawab Jira tanpa menatap Baekhyun.

"Aku akan menemanimu, nanti dokter Kim akan ku hubungi." tukas Baekhyun serius. "Kau juga terlihat tidak baik, jangan membuatku khawatir."

Je A dan Yebin spontan menoleh pada Jira setelah mendengar kalimat terakhir Baekhyun. Dan benar, wajah Jira memang terlihat kuyu. Pipinya juga menirus seperti sakit.

"Eonni." Je A menatap Jira khawatir. "Kau terlihat kurus, sungguh. Sakit, hmm?"

Jira terkekeh dan menepuk kening Je A. "Baekhyun saja yang hobby melebih-lebihkan. Wanita hamil kan memang rawan begini. Jadi bisa besok saja cek upnya."

Tatapan Baekhyun terlihat serius saat mendengar ucapan Jira. "Kalau kau sakit anak kita juga sakit, sayang. Mengertilah kekhawatiranku. Aku tidak mau kalian sakit."

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang