Breathless 14

7.9K 1.7K 761
                                    

VOTE YA GAES^^

"Terima kasih, Len. Maaf aku tidak bisa mengajakmu masuk." Ucap Je A penuh sesal, kepalanya mengedik ke arah rumah dibelakangnya. "Itu bukan rumahku, jadiㅡhhh. Maaf ya.."

"Aku mengerti, Je." potong Len cepat. Ia mengarahkan pandangannya pada rumah bercat putih itu. "Cepatlah masuk dan istirahat."

Melihat wajah Len membuat Je A semakin merasa bersalah. Pria itu sudah mau repot mengantarnya pulang dan dia hanya membalasnya dengan ucapan terima kasih. Tidak ada segelas air atau bahkan sekedar tawaran mampir kedalam rumah.

Bukannya Je A tidak mau, hanya saja itu memang bukan rumahnya. Selama ini, Je A tidak pernah membawa temannya ke rumah Baekhyun. Bahkan Sehun pun tidak. Apalagi kata Jira keadaan Baekhyun sedang sakit, jadi sepertinya memang bukan hal baik jika ia membawa Len ke rumah. Dia benar-benar hapal sifat Baekhyun yang menyebalkan.

"Hmm. Aku akan masuk. Hati-hati dijalan. Kabari aku jika sudah sampai rumah."

Len mengangguk, membuat Je A tersenyum dan berbalik masuk ke dalam rumah. Saat Je A sudah menghilang dibalik pintu, Len tidak lantas pergi. Ia mengingat cerita Je A tentang kenapa tidak ada jemputan seperti biasanya. Sorot khawatir itu bisa Len tangkap dengan jelas.

Yah, Len harap waktunya masih sangat banyak untuk membantu Je A berhenti menyakiti hatinya sendiri. Jika ditanya bagaimana bisa Len menyimpulkan hal demikian? Tentu saja mudah menjelaskan.

Len cukup mengenal Je A dimasa lalu. Tatapan itu, adalah tatapan yang sama seperti cara wanita itu menatapnya dulu. Ya, tatapan milik Je A terhadap Baekhyun. Cinta itu ada, dan itu alasan kenapa Len sedikit merasa enggan saat melihat Baekhyun.

Mustahil bahwa pria berstatus kakak ipar Je A itu tidak menyadari perasaan Je A. Baekhyun pria dewasa yang punya pikiran lebih matang, tapi melihat sikapnya yang berlebihan membuat asumsi buruk memenuhi pikiran Len. Itulah kenapa dia berkata bahwa hubungan yang ia tahu tentang Je A dan Baekhyun sangatlah rumit.

Dan semisal Baekhyun memang sadar akan perasaan Je A tapi tetap bersikap demikian. Mungkin Len akan mengakui keaslian kalimat bahwa orang yang kita cintai bisa menjadi penyakit untuk diri kita sendiri. Yang Len tahu, ini bukan hanya cinta sepihak.

Byun Baekhyun, punya rasa yang sama pada Han Je A.

Didalam rumah, Je A segera masuk ke dalam kamarnya. Ada Yebin yang sudah terlelap. Pikirannya merambat untuk mengingat percakapannya dengan Yebin dan Sehun tadi siang.

Tidak dielak, kejadian itu membuatnya semakin merasakan lelah. Tubuhnya seperti bekerja dua kali lebih berat dari biasanya, anehnya ia tidak merasa ingin tidur dan itu membuatnya tersiksa. Lantas ia memilih untuk membersihkan diri, barangkali air dingin bisa menbuatnya lebih segar dan menetralisir pikiran runyam yang bersarang dikepalanya.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, Je A mendudukan diri dikursi meja belajarnya. Ia mengamati sekelilingnya dan sialnya, ia tak menemukan apapun untuk dikerjakan. Semua tugas dari proffesor sudah selesai, tapi dia butuh kegiatan agar membuat matanya mengantuk.

Kemudian, tanpa sengaja pandangannya terarah pada jejeran bukunya diatas meja belajar. Maniknya berbinar senang karena menemukan novel lama yang belum selesai ia baca. Dengan segera, Je A meraih novel, ponsel dan earhponnya untuk dibawa keluar rumah.

Ia lebih senang membaca dalam keadaan sepi tanpa siapapun disekelilingnya. Begitupun saat diperpustakaan. Pojok terujung rak adalah tempat favoritnya. Dan berhubung dia membutuhkan suasana pendukung, teras depan menjadi tujuannya untuk membaca sembari mendengarkan musik.

Pluk.

"Aww."

Je A memekik tertahan saat novel yang ia baca menampar wajahnya karena dipukul oleh seseorang. Saat kepalanya mendongak, ia bisa melihat wajah khas bangun tidur milik Baekhyun dan Jira. Kedua orang itu terlihat fokus menatapnya.

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang