Breathless 37

1.1K 236 19
                                    

Voment ya^^

Bagi Je A, hidupnya selalu bergerak seperti menaiki roller coaster. Maksudnya roller coaster yang rusak dan berputar mengerikan dari atas ke bawah, menghempas terjal dan membuatnya tak henti merasa ketakutan. Tapi bagaimapun, ia tidak mau menyerah. Menjalani apa yang ada adalah pilihan satu-satunya.

Hari ini kelasnya berakhir pukul dua sore, tapi karena terlalu malas pulang ke rumah sewanya pun ada tugas yang harus ia kerjakan, Je A memilih menghabiskan waktunya di perpustakaan kota sampai shift kerjanya datang. Sampai melihat langit mulai petang dan jam dinding menunjukan pukul setengah enam, Je A bergegas menuju minimart tempat kerja baruya.

Senyum merekah Je A tersaji pada Yong Bok, pria ramah itu sudah melepas seragamnya tanda pergantian shift telah tiba.

"Maaf, aku terlambat lima menit."

"Asal tidak jam, tidak masalah." Gurau Yong Bok terkekeh. "Kutunggu disini, ambilah seragamu dulu, Je."

Je A mengangguk dan kembali dengan setelan rompi yang tadinya tersimpan di ruang penyimpanan stok barang.

"Aku pulang ya. Ada janji dengan temanku."

"Kutebak wanita?" Kata Je A menunjuk hidung Yong Bok yang memerah.

"Haha! Doakan aku berhasil." Jawab Yong Bok tertawa.

"Semoga berhasil, Yong Bok~a."

Minimart itu terletak di pemukiman yang tak begitu jauh dari halte yang biasa menjadi pemberhentian Je A setelah pulang dari kafe dulu. Memang masih cukup jauh dari rumah sewanya, tapi setidaknya gajinya masih mumpuni memenuhi kebutuhan bulannya meski harus ditekan dalam urusan makan.

Sembari menunggu pelanggan datang, Je A selalu membaca buku baik materi pelajaran ataupun novel fiksi. Saat melongok jam yang sudah menunjukan pukul delapan, Je A berdecak. Hanya ada satu pembeli dari penyewa gedung sebelah. Saat ia berniat berdiri, pintu kaca disana terbuka. Rombongan siswa dan siswi dari sekolah yang tak jauh dari sana berdatangan seperti akan berdemo. Langkahnya mundur, terkejut dan agak takut.

Mereka berpencar, memilih banyak makanan yang Je A takuti hanya untuk mencari masalah selayak pembully dalam drama-drama. Tapi satu siswi yang membawa keranjang penuh snack datang, meletakkan di atas meja kasirnya dan tersenyum lebar. Selanjutnya, diikuti dua siswa lainnya yang juga membawa tiga keranjang yang membuat rak snack hampir kosong dibeberapa merk.

Je A menganga.

"Noona?"

"Eonni, ayo hitung. Kami harus segera pulang."

"AHH!!" Je A mengangguk cepat, "Maaf-maaf, aku hitung sekarang."

"Wah, sepertinya uangnya masih sisa. Harus diapakan?" Tanya salah satu siswa yang baru saja menghitung uangnya.

"Ini sudah terlalu banyak." Sahut teman siswi yang pertama, "Minumnya juga pas kan?"

Je A tidak menguping, tapi mereka bicara terlalu jelas.

"Apa notanya digabung?"

Siswi berambut sebahu mengangguk, "Jadikan satu saja, Eonni."

Selesainya, Je A menyiapkan memasukan semua snack dan softdrink itu ke dalam enam kantung plastik yang isinya hampir semuanya penuh. Bahkan ada beberapa bungkus ramen yang setara jatah Je A seminggu.

"76.000 won." Ujar Je A ragu sembari menerima uang dari salah satu siswa yang tadi berdebat.

"Uangnya asli kan, Noona?" Tanyanya ragu yang membuat Je A ikut bingung.

Saat Je A memeriksanya, ia mengangguk, "Asli. Ini kembaliannnya."

"Sudah tampan, royal pula."

"Tapi kurasa, Hyung itu kekasihnya."

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang