Breathless 06

6.7K 1.7K 420
                                    

Vote yaa^^

Bertahanlah sebentar lagi.

Je A mendengus mengingat ucapan Sehun ditelepon tadi. Ia tidak terlalu terkejut meski hatinya sempat mencelos mendengar itu tepat sebelum Sehun memutus panggilan secara sepihak. Ya, dia sudah menduga bahwa tempo hari, Sehun bukan hanya asal menebak, menggoda atau bertanya tentang perasaannya pada Baekhyun. Tapi pria Oh itu tahu meski terlihat tak perduli.

Sehun bukan tipe teman yang menunjukan kepeduliannya secara gamblang seperti Yebin yang juga tahu semuanya sejak dulu. Meski Je A tidak tahu pasti kapan Sehun mulai menyadari perasaannya, itu bukan masalah bagi Je A untuk sekarang. Apa yang pria itu lakukan sudah tepat, dan sangat lebih baik jika seterusnya akan begitu.

Jika dipikir, mustahil bagi Sehun yang sudah mengenalnya sejak sekolah tidak menyadari hal ini. Apalagi dia, Sehun dan Yebin cukup sering bermain bersama saat masih sekolah. Dan bukan sekali atau dua kali mulut beringas Yebin menyemprotkan hal-hal tentang Baekhyun padanya dengan mendramatisir saat ada Sehun diantara mereka.

"Jeje~"

Je A mendongak mendengar suara Yebin yang menampakan wajah senang dihadapannya. Lalu, wanita itu mendudukan dirinya dikursi kosong yang berdampingan dengan Je A. Kepalanya mendongak dengan mata terpejam, kepalanya menempel pada jendela dibelakangnya dan menarik napas dalam.

"Udara malam di Jepang dan Korea benar-benar berbeda. Disini selalu lebih nyaman." ucap Yebin masih menutup mata. Hingga beberapa detik kemudian, ia menoleh lagi pada Je A yang tidak merespon.

"Bagaimana kabarmu disini?"

Sudut bibir Je A menukik, paham maksud Yebin mengubah topik secara tiba-tiba.

"Jawaban apa yang kau harap dengan wajahku yang seperti ini?!" tanya Je A retoris.

Yebin menarik dan membuang napasnya pelan. Ia tentu menyadari bahwa Je A tidak nyaman berada disini. Apalagi sikap ibunya yang sedari tadi selalu membahas masalah dulu ketika wanita yang melahirkannya itu memperkenalkan Baekhyun pada Jira. Kenyataan yang membuat Je A harus mundur secara perlahan atas perasaannya pada kakaknya.

"Sekali lagi, aku minta maaf, Je. Aku masih menyesal atas perbuatan ibuku yang membuatmu sampai seperti ini." Kata Yebin dengan suara yang mulai sengau.

"Yebin, sudah ku bilang jangan berlebihan. Ini bukan hal yang harus kau pikirkan sampai seperti ini. Bukan salah ibumu atau siapapun." balas Je A tegas.

"Tapi karena ibuku mereka menikah." ucap Yebin penuh sesal. "Jika ibuku tidak memaksa Baekhyun oppa untuk segera menikahi Jira eonni, mungkin kau memiliki kesempatan yang sama untuk berada dihati kakakku sebagai seorang wanita."

"Kau mengenal oppa lebih dulu. Jika saja ibukku tidak egoisㅡ" Yebin memejamkan kelopaknya ketika mengingat wajah terluka Je A saat mendengar bahwa Baekhyun setuju menikahi Jira.

Je A menunduk, memutar ponselnya asal agar memanipulasi matanya agar tak berair.

"Tidak ada yang salah dengan kejadian itu. Lagipula, pada akhirnya Jira eonni bisa membuat kakakmu jatuh cinta lagi. Yebin~aㅡ" Je A memandang Yebin dalam. "Aku hanya bocah dimatanya. Dia pria dewasa yang lebih pantas bersanding dengan wanita yang layak dengannya. Dan aku bersyukur bahwa ibumu memilih kakakku. Semua sudah ditakdirkan begitu. "

"Mulai sekarang, berhenti membahas ini. Sebentar lagi semua akan selesai, dan cukup bantu aku dengan pura-pura tidak tahu apa yang sudah kau tahu." pinta Je A memohon tulus melalui nada bicara dan tatapannya.

Yebin mengerjapkan mata, menetralisir perih dikedua bola matanya. "Kau orang baik, Je."

Je A menggeleng, lalu menghadap lurus dengan pandangan menerawang. "Aku bukan orang baik, Yebin. Aku adik yang bisa menghancurkan kebahagiaan kakaknya sendiri asal kau tahu. Tidak ada orang baik yang seperti itu."

Breathless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang