"Pokoknya selama tinggal sama abang, kamu nggak boleh nakal, nurut apa kata abang, jangan bikin mereka repot loh."
"Iya, Ma. Nggak bakal nakal-nakal Lea-nyaa." Seorang gadis berok abu-abu tengah duduk di halte bus. Benda persegi pipih tertempel di telinganya.
Tak terhitung sudah berapa kali gadis berambut sebahu itu menghela nafas, yang jelas ia sudah jengah mendengar ocehan sang mama yang tiada habis.
"Ingat ya Alea, kamu itu udah kelas 12. Fokus belajar, nggak usahlah petakilan-petakilan nggak jelas gitu, Bang Devan aja pas seumuran kamu kerjaannya di kamar aja, belajar, jarang banget keluar rumah. Enggak kayak kamu, keluyuran aja terus."
"Iya, Maa." Lagi-lagi Alea hanya bisa mengiyakan. Meskipun sebenarnya ia tengah dongkol setengah mati.
Terlebih dengan fakta bahwa Devan, si kakak sulung dengan pekerjaan yang amat mapan di usia 27 tahun, seharusnya mamanya juga tidak melupakan fakta tentang kelakuan minus pria mapan itu.
Kakaknya itu gay loh, GAY! Bisa-bisanya sang mama menjadikan pria sesat itu sebagai panutan baginya. Bisa-bisa garis keturunan keluarganya langsung berhenti sampai disini jika mamanya masih memuja-muja si sulung.
"Satu lagi, jangan sembarangan nyodorin paha ke cowok, masih kecil, gak usah macam-macam."
"Mama!" Alea menghentakkan kakinya kesal, bisa tidak sehari saja sang mama tidak mengucapkan kata-kata frontal itu? Lea tau tujuan mamanya baik, tapi bukan begitu juga penyampaiannya!
Lea memasukkan kembali handphone-nya ke dalam saku rok setelah ia memutuskan panggilan secara sepihak. Gadis tersebut bersedekap dada sembari menendang-nendang kecil kerikil di depannya.
Aleanna Rachel, gadis 17 tahun yang saat ini tengah duduk di bangku kelas 3 SMA. Terlahir sebagai anak bungsu sekaligus anak perempuan satu-satunya dari lima bersaudara membuat kehidupan Alea sangat diatur sedemikian rupa oleh sang Mama, sangat-sangat berbanding terbalik dengan keempat abangnya yang bisa bebas menjalani kehidupan, bahkan mereka berempat sudah tak tinggal bersama mama lagi dari setahun yang lalu.
Meskipun kediaman mereka tak begitu jauh dari rumah yang Alea tinggali, yaitu hanya sekitar 30 menit dengan naik mobil, tetap saja Alea iri, Alea juga ingin seperti mereka.
Tapi seiri-irinya Alea, Alea juga tak merasa kehidupan kakak-kakaknya lebih baik dari Alea. Alea lebih dari sadar jika mereka juga tak kalah urakannya dari dirinya.
Devano, kakak pertama yang seperti Lea bilang tadi mempunyai ketertarikan seks yang menyimpang. Cukup membuat geger keluarga besarnya saat Devan memberanikan diri untuk speak-up. Ia diceramahi panjang lebar pada saat itu, tapi apakah ia peduli? Tentu tidak, ia bahkan sudah tinggal serumah bersama pacarnya sejak enam bulan yang lalu.
Alvino, kakak keduanya. Memang kakaknya yang satu ini straight, tapi juga kelewat straight, sangat hobi mengoleksi pacar! Wanita dan club malam seperti tak bisa terlepaskan dari hidupnya.
Alvaska, kakak ketiga sekaligus kembaran tertuanya. Kalau ini lebih parah lagi, kelakuannya perpaduan antara Devano dan Alvino, udah playboy suka yang batangan lagi.
Alaska, kakak terakhir sekaligus kembarannya juga. Kalau masalah kelakuan, Alaska memang yang paling mendingan diantara kakaknya yang lain, tapi tetap saja Alaska tak bisa dibilang anak baik-baik. Alaska itu sering nongkrong-nongkrong tak jelas setiap malam dengan teman teman sepergengannya, bikin kerusuhan, suka balap liar, tak terhitung sudah berapa Alaska ditahan polisi karena tertangkap sewaktu balap liar.
Yaa, seperti itulah sedikit kilasan tentang kakak-kakaknya, tak heran kan jika Alea sangat tak terima dengan keputusan mamanya yang menitipkan Alea ke mereka dengan dalih agar kelakuan Alea sedikit membaik.
Tinggal dengan mereka bukannya tambah baik, malah tambah parah Alea mah.
°°°°°°°
Bagian 1: prolog END✓
Rabu, 11 Agustus 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Brothers [TAMAT]✓
Teen Fiction"Loh, ntar-ntar, mama nitipin gue ke abang-abang biar gue bisa dididik sama mereka? Kelakuan mereka kan lebih laknat dari gue." ..... Dituntut agar bisa ini itu saja sudah cukup membuat Alea kesal. Sekarang mamanya berulah lagi dengan menitipkan Ale...