|BUKAN KEINGINANNYA|

5.7K 695 39
                                        

"Khem." Alea berdehem canggung. Usai menguping pembicaraan Devan dan Gilbert kemarin, ia malah merasa canggung dekat-dekat dengan Devan. Contohnya pagi ini, padahal Devan melakukan rutinitas sebelum pergi kantor seperti hari-hari biasa, yakni menikmati kopi dengan pandangan fokus pada tabnya. Namun entah mengapa suasana yang Alea rasakan begitu akhward.

"Kenapa?" tanya Vino yang menangkap gelagat tak nyaman dari Lea.

Alea menggeleng kecil, tangannya mengaduk-aduk sup jagung di depannya. Sesekali ia mencuri-curi lirik pada Devan yang masib fokus melihat tab.

"Bang, ntar Lea pergi jogging ya?" ucap Lea meminta izin.

"Sama siapa?" Alvaska dan Devan serentak bertanya.

"Sendiri."

"Gue ikut!" ujar Alvaska dengan cepat.

Alea menggeleng dengan kening mengerut tak setuju. "Nggak usah, gue mau sendiri," tolaknya.

"Masa iya sendiri."

"Sekitaran sini aja, ishh. Bang Vino...." Lea menggoyang-goyangkan lengan Vino, tatapannya begitu memelas.

"Ya pergi aja, siapa juga yang ngelarang?" ujar Vino santai.

"Tapi itu Alvaska mau ikut."

"Udah sana pergi aja, ntar gue pites pala tu anak kalau dia ngintilin lo."

Alea tersenyum lebar. Ingin sekali ia meledek Alvaska, tapi jika ia meledek yang ada Alvaska malah meledak. Mood pria itu benar-benar menyaingi mood-nya saat sedang PMS.

Alea buru-buru pergi ke kamarnya, mengambil sesuatu di sana dan menyembunyikannya ke balik pakaiannya.

"Mau kemana lo?" Alea dicegat Alaska saat baru keluar dari kamar.

"Pergi jogging."

Alis Alaska terangkat. "Seorang Alea? Pergi jogging? Pagi-pagi? Seharusnya lo jam segini masih ngigau di kamar," ejeknya.

Alea memutar bola matanya, ia mengibas-ngibaskan tangannya seolah berkata 'awas'.

"Eh, tunggu dulu."

"Ck, apalagi sih?!"  Alea berdecak kesal sekaligus jengah, terlebih bajunya ditarik begitu saja oleh Alaska, ingin sekali ia membanting pria itu.

Alaska menatap penampilan Alea dari atas sampai bawah. "Serius jogging pakai ginian?"

"Ada yang salah?" Alea menatap setelan celana gombrang yang dipadukan dengan hoodie pastel milik Devan yang tentu saja kebesaran di tubuhnya.

Alaska menggeleng pelan. "Kalau ditawarin permen sama om-om di jalan langsung lari ya."

"Gaje lo, dipikir gue anak kecil apa? Minggir!" Alea mendorong Alaska dan berlalu dengan kaki dihentak-hentakkan.

Ia kembali menuju dapur yang juga merangkap menjadi ruang makan untuk mengambil handphone-nya yang ketinggalan sekaligus berpamitan.

"Lea pergi dulu," pamitnya yang dibalas deheman dari Vino dan tatapan datar namun menyiratkan kekesalan dari Alvaska.

Alea tak mengabaikan Alvaska, tentu saja. Ia menepuk-nepuk pelan rambut kembarannya itu seraya berkata, "ntar gue beliin cimol depan komplek buat lo, ceban, tapi ganti duitnya ya."

Living with Brothers  [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang