"Leaa... Bangun, udah siang." Nayra mengelus-elus rambut putrinya lembut.
"Uhm...." Alea yang merasa terusik menepis ringan tangan sang Mama dan mulai menggeliat kecil.
"Bangun loh ya, Mama tungguin di bawah, bentar lagi sarapan," tutur Nayra, ia mengusap rambut putrinya sekali lagi sebelum melangkah meninggalkan kamar.
"Hooaam...." Alea menguap lebar, ia termenung untuk beberapa saat, setelah dirasa kantuknya mulai mereda, ia pun mulai mendudukkan diri.
Tak ada pemandangan Devan yang tengah tertidur seperti pagi-pagi sebelumnya, mulai malam tadi Alea memutuskan untuk tidak menumpang tidur lagi di kamar sang kakak. Hal itu dikarenakan Nayra yang menceramahinya habis-habisan begitu mengetahui jika selama ini Alea menumpang tidur di kamar si Sulung.
Nayra tak akan mempermasalahkan sama sekali jika Alea tidur dengan kakaknya yang lain, tapi posisinya di sini, Devan sudah berpasangan, kehadiran Alea akan sangat menggangu.
Alea menapaki kakinya di lantai kamar, dengan sedikit terakuk ia mulai melangkah menuju lantai bawah.
Seperti biasa, Alea menghidupkan keran wastafel guna mencuci wajahnya.
"Ouch... Sshh... aww, sakiit." Alea mengelus-ngelus pelan perutnya seraya meringis, perutnya barusaja menjadi sasaran cubitan maut sang Mama.
"Adeeh... Pinter banget kelakuannya ya, tiap pagi kayak gini?" tanya Nayra dengan senyuman yang terlihat creepy di mata Alea.
"Hehe, enggak-"
"Iya tuh Ma, udah dibilangin sama si Liam berkali-kali buat nggak cuci muka di situ, tetap aja dilakuin. Trus ya Ma, anak cewek Mama ini, atas nama hari libur nih ya, nggak bakalan mandi dia mah," celoteh Devan panjang lebar, Alea memelototkan matanya, ia sebenarnya masih marah karena insiden jeweran kemaren, dan sekarang Devan pun membuat ulah kembali.
"Kenapa tuh matanya dipelototin-pelototin gitu? Marah sama Abang nya? Nggak mau Mama tau, gitu?" Nayra balik memelototi Alea yang dianggap tak ada sopan santunnya tehadap sang Kakak.
"Enggak Ma...." Alea menundukkan kepalanya dalam.
"Hah, udah, mandi sana, habis sarapan kita ke rumah Nenek," perintahnya, "kamu juga Alaska, mandi," suruhnya pada Alaska yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan sembari menyesap coklat panasnya.
"Berdua sama Alea, Ma?" tanya Alaska polos.
"Iyaa, bertiga sama Alvaska sekalian tuh."
"Owh, okee." Dengan manutnya Alvaska beranjak dari tempat duduk, bermaksud ingin menghimbau Alvaska.
Nayra menepuk jidatnya pelan. "Orang nyarkas, malah dilurusin."
°°°°°°°
"Udah siap belum dek? Cepetan kebawah gih, Mama dah nungguin tu," ujar Vino, ia sedikit greget menunggu adiknya yang tak selesai-selesai berdandan, padahal sang Mama sudah mengomel-ngomel di bawah.
"Iya bentar, dikit lagi, Abang duluan aja sana," usir Alea, ia saat ini tengah merapikan rambutnya dengan catokan.
"Cepetan loh, ntar Mama ngamok," ucap Vino sebelum meninggalkan kamar sang Adik.
Alea hanya mengedikkan bahunya tak peduli.
Beberapa menit kemudian, ia akhirnya selesai dengan kegiatan nya.
Alea meraih sling-bag berwarna hitam miliknya, dirasa tak ada lagi yang ketinggalan, Alea pun melangkahkan kaki menuju lantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living with Brothers [TAMAT]✓
Teen Fiction"Loh, ntar-ntar, mama nitipin gue ke abang-abang biar gue bisa dididik sama mereka? Kelakuan mereka kan lebih laknat dari gue." ..... Dituntut agar bisa ini itu saja sudah cukup membuat Alea kesal. Sekarang mamanya berulah lagi dengan menitipkan Ale...