Heeseung meremat rambut merahnya dan mendesah lirih lalu kembali melihat ke layar komputer, foto Jay dan Jungwon di masa lalu. Mereka berdua terlihat masih sangat muda dan manis.
Terutama Jungwon.
Anak itu masih belum berubah sama sekali.
Dia malah terlihat semakin lucu dan manis di matanya.
Heeseung mengetuk jarinya di meja dan terkekeh kecil ketika beberapa tahun yang silam dia bertemu dengan Jungwon.
.
.
.Flashback.
Heeseung memberenggut kesal ketika Ibunya, Lee Yoona, memperkenalkan dirinya pada seorang anak yang diketahui lebih muda darinya dengan seorang pria paruh baya yang tersenyum lebar begitu rupawan di hadapannya.
Park Jongseong, dia resmi menjadi adiknya hari ini.
Adik tiri tepatnya.
Rasanya Heeseung sangat ingin berlari dari sini. Heeseung tau apa yang Ibunya lakukan pada mendiang Ayahnya dulu, karena itu Heeseung juga tidak ingin hal yang sama itu terjadi juga padanya.
Heeseung tidak segila itu.
"hyung, senang bertemu denganmu" Jay tersenyum dan membungkukkan punggungnya sopan
Heeseung menghela nafasnya.
Heeseung membencinya.
Tidak tahu saja pemuda ini nantinya akan bernasib buruk sama seperti mendiang Ayahnya, mereka mudah sekali terjerat oleh perangkap Ibunya.
Mereka berdua akan segera mati di rumah ini.
Heeseung lantas pergi dari rumah dan berlari sekencang mungkin dengan nafasnya yang menggebu-gebu, dia tidak peduli jika dia tidak sopan.
Semoga saja dengan ini Ibunya berfikir bahwa Heeseung tidak menyukai mereka dan membatalkan pernikahannya yang akan segera berlangsung.
Akan lebih baik lagi jika adik tirinya juga membencinya.
Dugh
Heeseung meringis ketika dirinya tersungkur ke trotoar.
"aduh, sakit! Kau buta ya?! Lihat gara-gara kau aku jadi terjatuh! Sakit tau!"
"e-eh? Maafkan aku, kau tidak apa-apa?" tanya Heeseung begitu dia membalikkan tubuhnya ke belakang dimana seorang pemuda manis itu terjatuh
Heeseung lalu membantunya berdiri.
"huhh bibirku jadi mencium aspal, huwek menjijikan. Bagaimana jika ini bekas kotoran burung?" celetuknya sambil mengelapi bibirnya dengan bagian ujung baju dengan kedua kakinya yang menghentak kesal
Heeseung mengulum bibirnya gemas ketika anak lucu ini tidak berhenti mengomel.
Seperti anak kucing.
"kenapa kau tersenyum?! Aku sedang marah tau!"
"oh maaf, bibirmu tidak apa-apa kan?"
"KENAPA KAU MEMBICARAKAN BIBIRKU?!"
"kau bilang bibirmu rasanya jadi tidak enak, kau tidak apa-apa?"
"oh. Iya, aku baik-baik saja"
Heeseung menganggukkan kepalanya mengerti.
"kau tidak apa-apa?"
Heeseung menaikkan sebelah alisnya bingung, "maaf?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐅𝐈𝐀 || 𝐉𝐚𝐲𝐖𝐨𝐧
Fanfiction[COMPLETED] Dia adalah seorang pria berjiwa bebas dan cerdas, tatapannya begitu intens dan tajam, bibirnya selalu siap melontarkan pertakaan yang begitu mengiris hati, dan tak memiliki rasa iba sedikitpun. Sikapnya dingin dan angkuh membuatnya begit...