14

2.2K 195 24
                                    

"putra Mommy" Riani mencium kening Arka lama, air matanya berlinang, mas intannya tergenang~

Eh salah. Tapi iya juga ding, bu Riani kan istrinya sultan

"dari mana aja? Kamu tau, Mommy khawatir banget sayang"

Arka menunduk, ia merasa bersalah telah membuat Mommy-nya cemas. Kenapa juga ia tak segera menghubungi Daddy, Mommy, atau abangnya. Jika ia melakukan, pasti hal ini tidak akan terjadi.

Salahkan Brama yang belum mengembalikan ponsel Arka, wahay readers.

"maaf, Mom" lirihnya.

Riani bergeming. Ia masih setia memeluk Arka erat. Rasa khawatir itu kian memudar sepanjang Riani memeluk Arka, seorang anak yang dititipkan oleh sahabatnya.

"Sayang, ayo pulang, pasti Arka juga lelah"

Riani mengangguk. Ia menggandeng tangan kiri Arka dan menuntunnya menuju mobil yang telah disiapkan.

"tunggu"

Benedict mencekal tangan kanan Arka, "kalian hendak membawa Arka kemana? "

●_●●_●●_●

"bang, udah makan? Makan bareng yuk" ajak Raka sembari membuntuti Raja.

Hening menjadi jawaban bagi Raka. Raja benar-benar tidak menggubris, ia terus berjalan menuju kamarnya.

"Raja"

Panggilan itu membuat langkah Raja berhenti, begitu pula dengan Raka yang berada di belakangnya. Raja bergeming, ia tak berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya. Raja terlampau mengenali suara itu. Suara sang ayah.

"Raja, Ayah tau kamu juga merasa kehilangan, tapi tidak bisakah kamu berhenti tidak menganggap kita? Setidaknya pada Raka dan Arja, mereka juga adikmu"

Rey tau ini semua salahnya. Mempercayai orang yang salah dan membuat keluarganya hancur, hingga meninggalkan luka di hati bebebrapa orang.

Raja tersenyum sinis mendengar nada memohon itu. Ia menoleh, "lalu, bolehkah saya menagih janji saya dulu? "

Rey terdiam. Ini juga salahnya. Harusnya ia sadar betapa bodohnya dia dulu, dan tidak memikirkan bagaimana perasaan putra sulungnya yang begitu menyayangi bundanya dan si bungsu.

"kalau tidak bisa, jangan berharap saya akan menganggap semuanya baik-baik saja"

●_●●_●●_●

Ruangan dengan begitu banyak interior mewah itu terlihat sedikit mencekam.

Bagaimana tidak? Tengah terjadi percekcokan antara Bapak-Bapak yang memperebutkan tempat tinggal seseorang yang sudah mereka anggap anak sendiri.

Bukan hanya itu, bahkan para anak-anak mereka juga sedang bertikai dalam diam.

Bara, Gevan, dan Abhi, ketiganya sedang menahan amarah. Lantaran sang adik dikuasai Benedict dan Brama, bahkan bocah itu terlihat pulas diantara mereka berdua.

Kan mereka juga pengen sama Arka.

Kembali lagi ke percekcokan kepala keluarga, sebenarnya tadi mereka sudah bertanya pada Arka ingin tinggal dimana, jawaban Arka tentu saja tinggal di rumah peninggalan bundanya yang langsung ditolak mentah-mentah oleh kedua pihak.

Arka PutraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang