Warning Typo!
"Ka, tolong layani meja nomor 5" Arka mengangguk.
Sore ini Arka berada di Cafe tempatnya bekerja. Cafe yang sangat terkenal, bahkan hampir setiap hari ramai pelanggan. Sudah 4 tahun Arka bekerja disana. Mulai dari pencuci piring, hingga pelayan seperti sekarang.
"silakan dipesan, ini menunya"
"Americano 1"
Pelanggan yang terkenal dengan dinginnya itu terpaku setelah melihat wajah Arka. Sorot itu, manik yang sama seperti sosok yang ia rindukan.
"baik, saya ulangi. Americano 1. Benar? "
"i-iya benar"
"baik, saya permisi" Arka berlalu menuju dapur, meninggalkan pelanggan tadi yang masih mematung ditempatnya.
"adek.. "
●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●
"good luck Ka" Gevan dan Abhi menepuk singkat pundak Arka dan meninggalkannya ditengah Arena.
Malam ini mereka berada di arena, tempat balapan itu dilaksanakan, dan salah satu tempat Arka mencari uang untuk kebutuhannya sehari hari.
Dua tahun Arka mengenal tempat ini, berkali kali juga ia memenangkan pertandingannya. Hari ini ia kembali melaksanakan pertandingan dengan taruhan cukup besar. Ya, kalau Arka kalah setidaknya ia akan kehilangan rumah dan motornya.
Maka, ia harus menang.
Arka menoleh ke arah lawannya berada. Posturnya lebih tinggi dan lebih kekar dari tubuh miniatur Arka. Semoga saja ia menang.
Seorang wanita berpakaian minim berjalan ketengah tengah dan menaikkan bendera. Ia menaikkan alisnya seolah bertanya apakah mereka siap. Keduanya mengangguk.
3
2
Brumm
1
GO!
Arka dan lawannya melesat menembus jalanan remang itu. Saling menyalip dan mengajar ditengah sorak sorak penonton.
Hingga akhirnya Arka melewati garis finish terlebih dahulu.
Arka berhenti tepat disamping Gevan dan Abhi. Ia turun dari motor dan melepas helm full facenya. Seseorang mendekat dan menepuk pundak Arka.
"selamat. " ucap orang itu seraya mengulurkan tangannya. dia adalah orang yang tadi menjadi lawan Arka. Arka membalas uluran itu dan tersenyum manis hingga lawan bicaranya tercengang heran.
Ada ya anak semanis ini di arena balapan?
"Brama Elliot"
"Arka Putra." Bara kembali merasa heran. Bahkan namanya hampir sama dengan salah satu orang yang ia cari. Tapi sudahlah. Berapa banyak nama Arka di dunia ini.
"nanti uangnya saya transfer."
Arka mengangguk saja, lalu ia berpamitan dan mengajak kedua temannya untuk pulang.
Maklum, besok harus masuk cekulah.
●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka Putra
RandomNO BXB! JUST BROTHERSHIP!!! Luka, penolakan, Kehidupan Arka kecil memprihatinkan, dimana ia tak diterima oleh sang ayah, dan dibenci oleh saudaranya. Berharap disayang tentu, namun apa daya, bagi mereka, Arka hanyalah benalu yang tak seharusnya ada...