19

644 54 2
                                    

H A P P Y R E A D I N G

Di sisi lain, Haris dan Arka sedang dalam perjalanan. Arka yang berada dalam pangkuan Haris menduselkan kepalanya ke dada bidang pria itu. Sedangkan Haris terus mengelus kepala dan punggung Arka.

Sebenarnya bukan kemauan Arka, duduk di pangkuan Haris. Tapi pria itu memaksanya. Katanya sih rindu.

"Daddy"

"hm? "

"kita mau kemana? "

Haris menatap Arka. Ia mengusap rambut putranya dengan penuh kasih sayang. "kita akan jalan-jalan"

"jalan-jalan? "

Haris mengangguk. "iya, nanti kita akan jalan-jalan bersama Mommy juga"

"bang Gevan ga ikut? " tanya Arka.

"nanti abangmu akan menyusul"

Haris membawa Arka menuju sebuah taman. Disana sudah ada Riani yang menunggu bersama beberapa bodyguard yang membawakan barang bawaan Riani.

"MOMMY! " Arka berlari menuju Riani dan memeluk wanita itu erat.

"baby, kenapa berlari hm? "

Arka menunjukkan wajah tak bedosanya. Riani menggelengkan kepalanya. Sungguh, ia sangat merindukan putranya.

"ayo"

"mm, Mommy, Daddy "

Pasutri itu menoleh, menatap putra mereka yang sedikit murung, "ada apa baby? Katakan pada Mommy"

"kenapa boy? Ada yang sakit? "

"Arka.. "

Arka mendongak, menatap mereka berdua dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Arka laper.. "

Sontak Haris dan Riani terbahak melihat wajah melas Arka. Ya Tuhan, Arka begitu menggemaskan hingga mereka jadi tak tega untuk pergi ke luar negri. Entah bagaimana caranya mereka akan menahan kerinduan kepada bocah imut itu.

"tentu, kita mampir ke restoran dulu. iya kan, Mas? "

Haris mengangguk, ia menggiring keluarganya untuk masuk ke dalam mobil. Kali ini Haris sendirilah yang menyetir.

Dalam perjalanannya menuju restoran, Arka tak berhenti berceloteh. Ia membicarakan apapun, entah itu tentang sekolahnya, ataupun keinginannya.

Haris dan Riani pun dengan senang hati menanggapi celotehan si kecil.

Tiiiiiiinnnnnnnnnn Ckiitttttt

Mendadak Haris menghentikan mobilnya. Ketiganya hampir saja terjungkal jika tidak memakai seatbelt. Keluarga kecil itu terkejut. Terlebih Riani, ia langsung memeluk putranya. Takut Arka kenapa-napa.

"Mas, kenapa? " tanya Riani khawatir.

Haris tak menjawab. Ia malah melepas seatbeltnya dan beranjak keluar.

Arka PutraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang